PendahuluanÂ
Berbicara lingkungan yang sudah tidak asing, khususnya masyarakat Indonesia yang memiliki Budaya, Bahasa, maupun Agama, yang senantiasa selalu menjadi patokan utama dalam menjaga kelestarian nenek moyang. Ini menjadi problematika khusus, untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan dalam menjaga kesehatan, khususnya kesehatan pribadi kita sendiri.Â
Mengenai hal itu, khususnya sampah yang juga bagian dari lingkungan hidup kita, terutama dalam menjaga kebersihan. Relasi masyarakat sebagai bagian dari efek dampak adanya kurangnya pengetahuan mengenai perihal menjaga lingkungan kebersihan. Lingkungan juga memiliki dampak yang cukup kompleks, apabila dirawat sedemikian rupa, untuk kelangsungan hidup manusia.Â
Selain itu juga manusia membutuhkan oksigen tertentu yang harus dihirup setiap hari untuk asupan oksigen pernafasan, agar senantiasa dekat dengan alam, yakni tumbuh-tumbuhan. Dari tumbuhan itu kita mampu menghirup oksigen dengan segar, dari tumbuhan juga kita bisa mengkonsumsi makanan maupun minuman dengan sehat. Oleh karena itu pentingnya menjaga tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan kita singgah.
Masyarakat Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang, Kabupaten Temanggung. Dalam hal ini masyarakat yang cukup kompleks dan tentram, yang mengutamakan sopan santun, kepada banyak orang. Desa Tlogopucang yakni, Penduduk terbanyak di daerah Temanggung itu sendiri. Yang memiliki sembilan dusun dan RT maupun RW.Â
Desa Tlogopucang itu sendiri juga masyarakat lebih berprofesi sebagai Petani kopi, baik dikonsumsi secara personal, maupun dijual belikan ke sebagian pasar, mapun kafe kopi. Ini merupakan hal yang signifikan untuk diangkat sebagai judul dalam pembuatan artikel opini, yang juga sebagai ranah konteks keilmuan di ranah lingkungan masyarakat, untuk terus berkontribusi untuk kelangsungan hidup, maupun sumber daya yang ada.
Pembahasan
- Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang segudang manfaat
Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang ini, masyarakat lebih mengarah di bidang profesi Petani Kopi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam mencukupi kehidupannya. Bahkan hal yang lebih signifikan masyarakat Desa Tlogopucang selalu ramah senyum kepada orang lain, khususnya para pendatang dari luar daerah Desa Tlogopucang itu sendiri.Â
Keramah-tamahan ini yang membuat diri saya yakin untuk menulis artikel opini untuk diangkat sebagai judul. Masyarakat yang memiliki profesi sebagai Petani Kopi, terkadang tidak untuk dijual saja ke pasar maupun lainnya, akan tetapi untuk dikonsumsi sebagai prioritas hidup dalam menjaga stabilitas kesehatan tubuh.Â
Kopi juga bukan hanya sebagai obat meredam rasa ngantuk setelah lelah melakukan produktifitas, akan tetapi banyak segudang manfaat, khususnya membuat pikiran lebih segar, tidak mudah stres, dan lainnya. maka konsumsi kopi sudah menjadi kultur refleksi, agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang lebih baik untuk kedepannya.
Masyarakat Desa Tlogopucang yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi, berada di sebuah bukit daerah Temanggung yang cukup segar keindahan pemandangan alamnya. Pada sebuah bukit dataran tinggi itulah yang kemudian masyarakat melakukan penanaman kopi, karena dari suhu yang tinggi, kopi tersebut cepat subur dan tumbuh dengan kualitas yang bagus.Â
Maka kopi sudah sebagai prioritas hidup masyarakat Tlogopucang itu sendiri untuk dikonsumsi, baik ketika sedang bertamu, maupun untuk pribadi.
- Solidaritas Sosial dalam Pembangunan Masjid Desa Tlogopucang
Bersama Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) MIT 14 Uin Walisongo Semarang, saya dan bersama kelompok 25 melakukan kontribusi perihal renovasi Masjid baru untuk dilakukan perbaikan terhadap masjid yang lama, untuk diubah menjadi lebih bagus dari sebelumnya. Untuk itu saya dan kelompok 25 terjun langsung mengawal produktifitas untuk segera mengeksekusi hal tersebut.Â
Dari mulai membawa semen menggunakan gerobak besi dan dimasukan ke dalam pagar besi untuk pondasi, kemudian juga mengangkat batu untuk menjadi pondasi lebih kuat dari sebuah bangunan masjid tersebut. Tidak hanya itu sebagian teman-teman kelompok 25 mengerjakan pagar besi untuk sebagai pondasi masjid, dan yang lainnya.Â
Selain itu juga dari kelompok 25 MIT 14, menyumbang sebuah Semen sebanyak lima Sak semen untuk digunakan oleh pembangunan Masjid Desa Tlogopucang tersebut, yang juga sebagai hadiah dari kami kelompok 25 KKN MIT 14 Uin Walisongo Semarang. Kontribusi tersebut disambut masyarakat Desa Tlogopucang terhadap kedatangan kami sebagai pendatang dengan senyum dan sopan santun.Â
Untuk itu kontribusi sangat memberikan pengalaman maupun dampak positif dari saya dan kelompok 25 MIT 14 Uin Walisongo Semarang, untuk selalu melakukan kebermanfaatan kepada masayarakat.Â
Maka dari itu Masjid juga merupakan bagian dari kesehatan, apabila Masjid tersebut bersih maka akan terlihat indah dan membuat pikiran menjadi nyaman ketika sedang melakukan ibadah sholat.
- Rapat Kerjasama Untuk Pembangkitan Bank Sampah Dusun Kedopokan
Pada hari Rabu, 6 Juni 2022, melakukan diskusi bersama terkait pengaktifan Bank sampah di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang, dengan melibatkan Stekholder seperti Pak Sekretaris Desa Tlogopucang, Pak Budiyono sebagai pemilik rumah tempat singgah posko saya, maupun ibu-ibu Dusun Kedopokan yang juga terdiri Ibu RT maupun Ibu RW, dan Mas Syafii sebagai ketua fasilitator pengelolaan sampah, yang turut aktif meramaikan ruang diskusi terkait pengaktifan Bank sampah itu sendiri. Relasi ini juga sebagai kontribusi program kerja kelompok 25 MIT 14, yang harus diselesaikan semampunya.Â
Mengingat waktu yang cukup singkat tidak menutup kemungkinan karena, tidak bisa selesai sampai di puncak tertinggi, yakni dari kelompok kami hanya mampu membantu membuat struktur kepengurusan bank sampah, selebihnya masyarakat Dusun Kedopokan yang melaksanakannya kegiatan bank sampah tersebut. Namun dari saya dan kelompok 25 hanya sebagai fasilitator, yakni memandu  terkait jalannya diskusi tersebut.
Dalam hal ini, dari kelompok kami hanya membantu terkait berjalannya Struktur kepengurusan, tidak menindak lanjuti kembali, dikarenakan waktu kurang panjang dalam proses KKN. Sampai akhirnya, kelompok kami hanya membantu masyarakat Dusun Kedopokan membuat Struktur Kepengurusan yang di Ketuai oleh Ibu Nurrohaniah, sebagai ketua Bank sampah Dusun Kedopokan.
 Di samping itu ada umpan balik (feedback) dari Mas Syafii, dan juga berterima kasih sudah membantu membuat struktur kepengurusan terkait Bank sampah itu sendiri.Â
Oleh karena itu dari kelompok 25 KKN MIT 14 Uin Walisongo Semarang hanya berkontribusi untuk kelangsungan pengelolaan bank sampah, khususnya untuk tetap selalu menjaga lingkungan, sebab jika bukan dimulai dari diri pribadi, siapa yang akan memulai menjaga lingkungan secara bersih, kalau bukan kita sendiri. Maka generasi yang akan datang harus merasakan sumber daya yang saat ini kita rasakan.
Penutup
      Pola hubungan kolektifitas ini dapat mewujudkan masyarakat yang senantiasa menjaga lingkungan, untuk tetap sehat secara jasmani maupun rohani. Tidak hanya itu penerapan sebuah kontekstualisasi akan kebersihan, bahwa masyarakat harus senantiasa terhubung dengan Alam untuk tetap menjaganya, bukan mengotorinya.Â
Untuk itu lingkungan sampah harus tetap terjaga, dan memikirkan masa depan bangsa Indonesia untuk senantiasa dirawat dan dilestarikan keindahan alamnya. Yang juga generasi yang akan datang mampu merasakan sumber daya alam yang saat ini kita rasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H