Cirebon - Di tengah hiruk-pikuk pelabuhan dan suara merdu pengamen jalanan, terdapat sebuah warung makan legendaris yang telah memanjakan lidah para penikmat kuliner sejak tahun 1970. Adalah Nasi Jamblang Pelabuhan (NJP) milik Ibu Hj. Sumarni yang tetap setia menyajikan kelezatan Nasi Jamblang khas Cirebon.
Nasi Jamblang, yang terkenal dengan nasi putih hangat yang disajikan di atas daun jati, memang bukan hal baru bagi warga Cirebon dan sekitarnya. Namun, yang membuat Nasi Jamblang Pelabuhan ini istimewa adalah suasananya. Terletak dekat dengan gedung BAT, sebuah bangunan peninggalan Belanda yang sarat sejarah, warung ini memberikan pengalaman bersantap yang unik dan berbeda.
Pada suatu hari yang panas dan perut yang keroncongan, saya memutuskan untuk pergi ke Nasi Jamblang Pelabuhan. Dengan budget yang terbatas, warung ini menjadi pilihan sempurna untuk makan siang. Sesampainya di sana, saya langsung mengambil porsi Nasi Jamblang dengan lauk favorit saya: satu telur dadar dan dua perkedel kentang. Dengan harga hanya Rp.14.000, saya merasa sangat puas dan kenyang.
Setelah menikmati hidangan, saya berkesempatan berbincang dengan Ibu Hj. Sumarni, sang pemilik warung yang ramah dan penuh semangat.
"Bu Sumarni, apa yang membuat Nasi Jamblang Pelabuhan ini tetap bertahan dan populer sejak tahun 1970?" tanya saya membuka percakapan.
"Rahasia kami sederhana, Nak," jawab Bu Sumarni sambil tersenyum. "Kami selalu menjaga kualitas dan rasa dari setiap hidangan yang kami sajikan. Bumbu-bumbu kami tetap sama seperti dulu, tidak ada yang berubah."
"Bagaimana Ibu melihat perubahan zaman dan selera makan orang-orang saat ini?" lanjut saya.
"Orang-orang mungkin berubah, tapi keinginan mereka untuk menikmati makanan yang enak dan otentik tetap sama. Kami berusaha mengikuti perkembangan zaman, tapi tidak mengubah esensi dari Nasi Jamblang itu sendiri. Alhamdulillah, hingga kini masih banyak yang datang ke sini, baik yang sudah lama kenal maupun yang baru pertama kali mencoba," katanya dengan bangga.
Nuansa Pelabuhan yang Unik