Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 17)

6 Mei 2018   16:27 Diperbarui: 8 Juli 2018   16:34 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ning sambil tertawa berkata, "Hamba datang bukan untuk urusan pemerintahan. Karena Pangeran Liuhe sangat mengagumi kesetiaan, kejujuran, dan kebijaksanaan Tuan Bao, ia sering memuji Tuan Bao di hadapan ibunya, Putri Di. Putri Di sangat senang mendengar hal ini. Dalam kasus Pang Yu yang baru saja terjadi, Tuan mengeksekusinya terlebih dahulu kemudian baru melaporkannya ke ibukota, menunjukkan kesetiaan Tuan pada kerajaan dan keberanian terhadap kekuasaan yang korup. Setelah menghadiri pertemuan di istana, Pangeran menceritakan hal ini kepada ibunya yang dengan sangat gembira berkata, 'Hanya orang ini seorang pejabat jujur yang dapat membantu kaisar memerintah negeri menuju kedamaian dan kemakmuran.' Beliau juga menasihati Pangeran yang masih muda agar dapat belajar dari Tuan Bao untuk menjadi seorang pejabat yang jujur dan bersih serta tidak mengecewakan kebaikan Yang Mulia. Pangeran sangat mengagumi Tuan, tetapi tidak bisa tanpa alasan mendekati Tuan. Saya berpikir bahwa hari ulang tahun Putri Di akan segera tiba, mengapa Tuan tidak mempersiapkan sejumlah hadiah untuk merayakannya? Dengan demikian Tuan bisa menjalin hubungan baik dan mendekati Pangeran. Selain tidak mengecewakan niat baik Putri Di, hal ini juga membantu Pangeran agar dapat mempelajari beberapa kebijaksanaan dari Tuan. Bukankah ini hal yang sangat baik? Oleh sebab itu, saya datang ke sini untuk menyampaikan hal ini."

Bao berpikir, "Aku tidak pernah menerima seorang pejabat internal istana yang berpengaruh, namun sekarang ada kasus ibu suri ini. Saat ini orang-orang hanya mengetahui bahwa Putri Di adalah ibu kandung kaisar, tidak mengetahui bahwa ibu kandung yang sebenarnya mengalami ketidakadilan ini. Akan lebih baik aku mengambil kesempatan ini. Jika berhasil, ini mengurangi banyak kesulitan dalam memecahkan kasus ini. Selain itu, Pangeran Liuhe juga anggota keluarga kerajaan yang bijaksana; berhubungan baik dengannya tidak akan mencemari reputasiku."

Setelah berpikir demikian, Bao berkata, "Tetapi saya tidak tahu kapan hari ulang tahun Putri Di." "Besok adalah perayaan ulang tahun beliau, lusa adalah hari ulang tahunnya. Jika tidak, bagaimana mungkin kami segera datang ke sini? Karena waktunya sudah dekat, kami datang menyampaikan undangan ini," kata Ning.

"Terima kasih atas perhatian Tuan Ning, saya tidak berani menolak undangan ini. Saya berpikir tidak layak bagi kami pejabat luar datang memberikan penghormatan dalam perayaan ulang tahun Putri Di. Kebetulan saat ini ibuku sedang berada di sini. Besok saya akan mengirimkan hadiah terlebih dahulu, lusa ibuku sendiri akan datang ke istana. Dengan demikian bukankah ini bisa mendekatkan keduanya? Bagaimana menurut Tuan?" tanya Bao. "Aiyo! Ternyata Nyonya Besar Bao ada di sini. Ini lebih bagus. Saya akan pulang melaporkan hal ini kepada Putri Di."

Bao berterima kasih kepada Ning dan berkata, "Sungguh merepotkan Tuan." "Tidak masalah, tidak masalah. Jika demikian, saya langsung pulang. Sampaikan salam hormatku kepada Nyonya Besar. Lusa saya akan menyambut beliau di istana." "Ketika ibuku di istana nanti, mohon Tuan Ning menjaganya dengan baik," tambah Bao. Ning sambil tertawa berkata, "Ini tidak perlu disebutkan lagi, Tuan Bao. Kami pasti melayani Nyonya Besar dengan baik. Persahabatan kita lebih penting. Saya mohon diri dulu, anda tidak perlu mengantar." Namun Bao tetap mengantarnya sampai pintu walaupun Ning terus menolaknya. Setelah Ning mengucapkan salam perpisahan, ia pun pergi meninggalkan tempat itu.

Bao masuk ke dalam dan menemui Nyonya Li untuk memberitahukan hal ini dan menyuruhnya melaporkan kejadian ini kepada ibu suri. Nyonya Li pun masuk ke kamar ibu suri, sedangkan Bao kembali ke ruang baca. Ia memerintahkan Bao Xing agar mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk dikirimkan ke Istana Nanqing besok. Ia juga menyuruh Bao Xing agar memperhatikan Fan Zonghua dengan baik dan tidak boleh membocorkan masalah ibu suri ini kepadanya. Bao Xing memahami ini adalah masalah yang sangat penting; jangankan kepada Fan, kepada Gongsun, Wang, Ma, Zhang dan Zhao pun ia tidak membocorkannya.

Keesokan harinya Bao Xing telah mempersiapkan delapan jenis hadiah ulang tahun, di antaranya arak, pelita, buah persik, mie, dan seterusnya. Setelah Bao memeriksanya, Bao Xing menyuruh para petugas terlebih dahulu mengangkutnya ke Istana Nanqing. Ia sendiri mengikuti dari belakang dengan menunggangi kuda menuju Istana Nanqing melalui jalan samping. Tampak para pekerja, tandu, dan kuda yang membawa barang-barang hadiah berdesak-desakan di depan istana; suara orang-orang begitu ramai dan jalan tidak dapat dilalui. Terpaksa Bao Xing turun dari kudanya dan berkata kepada para petugas, "Kalian tunggu orang-orang ini agak lengang, baru kemudian membawa kuda menyelinap masuk ke kediaman pangeran."

Bao Xing sendiri berjalan kaki menuju pintu gerbang. Terdapat lima pintu utama di mana sejumlah pejabat duduk pada kedua sisinya di atas batu bata besar yang dihangatkan. Tampak di setiap tempat terdapat orang-orang yang membawa hadiah mengangkat papan nama mereka; mereka berbicara satu sama lain dengan suara yang pelan. Para pejabat istana tampak acuh tak acuh terhadap orang-orang tersebut. Melihat hal ini Bao Xing memutuskan untuk berjalan menaiki tangga dan mendekati salah seorang pejabat di depannya. Dari dalam kantong dadanya ia mengeluarkan papan nama dan berkata, "Maaf merepotkan Tuan, mohon bantuannya untuk melaporkan ke atasan Tuan."

"Dari manakah kamu?" tanya sang pejabat. "Saya dari kantor prefektur Kaifeng...." Belum selesai perkataan Bao Xing, pejabat tersebut langsung bangkit dan berkata, "Pasti hadiah dari Tuan Bao sudah datang." "Benar," jawab Bao Xing. Pejabat itu menarik Bao Xing dan berkata, "Adikku yang baik, sungguh merepotkanmu. Pagi ini Tuan Ning berpesan kepadaku bahwa hari ini Tuan Bao akan mengirimkan hadiah. Aku di sini sedang menunggu kedatangan hadiah tersebut. Jangan banyak berbicara lagi, mari kita duduk di dalam."

Kemudian ia memerintahkan para petugas, "Di manakah hadiah Tuan Bao dari kantor prefektur Kaifeng? Mengapa kalian tidak segera mengurusnya?" Kemudian salah seorang petugas segera turun dan bertanya, "Yang manakah hadiah dari Tuan Bao? Bawalah kemari."

Pejabat itu lalu membawa Bao Xing masuk ke ruang baca dan menemaninya minum teh. Ia berkata, "Pagi ini Pangeran memerintahkan, 'Jika Tuan Bao mengirimkan hadiah, laporkan kepadaku.' Adik telah datang kemari, apakah ingin bertemu dengan Pangeran?" "Karena sudah tiba di sini, saya seharusnya menemui beliau. Tetapi ini akan merepotkan Tuan Besar," jawab Bao Xing. "Adik tidak perlu memanggilku 'Tuan Besar'. Kita ini ibaratnya kakak beradik. Namaku Wang San (Wang Ketiga). Aku lebih tua beberapa tahun saja dari adik. Kamu boleh memanggilku Kakak Ketiga. Jika adik datang lagi kemari, cukup mencari Tuan Botak Wang Ketiga yang adalah aku sendiri. Karena aku mengalami kebotakan pada usia yang masih muda, orang-orang memanggilku Si Botak Wang Ketiga," kata pejabat tersebut sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun