Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 14)

21 April 2018   08:25 Diperbarui: 21 April 2018   08:42 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian kedua pelayan tersebut membantu Bao bertukar pakaian dan membersihkan muka. Lalu Bao menyuruh Li Cai memanggil Gongsun yang kemudian datang ke kamar Bao. Bao meminta Gongsun membaca isi surat tersebut. 

Surat itu bertuliskan: "Besok di kota Tianchang berhati-hatilah terhadap seorang pembunuh kejam. Bagilah para petugas anda agar melalui dua rute: sebagian melalui sebelah timur Gaolin untuk menangkap penjahat Pang Yu; sebagian lagi melalui Kuil Guanyin untuk menyelamatkan seorang wanita setia. Ini sangat penting!" Di bawahnya terdapat tulisan kecil: "Wanita itu bernama Jin Yuxian."

"Dari manakah surat ini berasal?" tanya Gongsun. Bao pun menjawab, "Tidak perlu menghiraukan asal-usulnya. Besok ketika sampai di kota Tianchang kita harus memperketat penjagaan. Selain itu, Tuan Gongsun segera memerintahkan para petugas untuk menyelidiki pada kedua rute tersebut." Gongsun pun segera mengundurkan diri dan mendiskusikan hal ini dengan keempat ksatria gagah berani Wang, Ma, Zhang, dan Zhao agar mereka lebih berhati-hati dan waspada.

Tahukah kalian siapakah yang menulis surat tersebut? Adalah Pendekar Selatan Zhan Zhao yang setelah meninggalkan desa keluarga Miao segera menuju kota Tianchang. Mengetahui bahwa Bao belum tiba di sana, ias berpikir, "Takutnya jika Tuan Bao tiba di sini terlebih dahulu, maka akan terlambat melindunginya. Lebih baik aku sendiri menemuinya dan memberitahukan rencana jahat ini. 

Dengan demikian Tuan Bao dari awal bisa mempersiapkan segala sesuatunya." Sungguh ia seorang pahlawan! Tanpa menghiraukan kesulitan dalam perjalanan, ia segera menuju desa Sanxing. Ia tiba di kediaman Bao pada waktu jaga ketiga malam itu. Ia melihat Li Cai tertidur, tetapi tidak ingin mengganggu tidurnya. Kemudian ia menyelinap masuk ke dalam, mengambil selembar kertas, dan meletakkannya di atas meja setelah menuliskan pesan pada kertas itu. Lalu ia pergi ke kota Tianchang untuk menanti kedatangan Bao.

Keesokan harinya Bao tiba di kota Tianchang dan berdiam di kediaman pejabat setelah memeriksa kondisi sekitarnya dan memastikannya aman. Gongsun diam-diam memerintahkan dua orang kepala pengawal bernama Geng Chun dan Zheng Ping untuk berjaga-jaga dan memeriksa orang yang keluar masuk. Ia juga menyuruh Wang, Ma, Zhang, dan Zhao berkeliling menjaga kediaman Bao. Ia sendiri bersama Bao Xing dan Li Cai melindungi Bao dengan berpikir, "Jika ada bahaya mengancam, kita semua saling memberitahu dan bersama-sama melawannya."

Setelah memberikan instruksi, Gongsun memeriksa dengan lentera. Terlihat di mana-mana lentara dan pelita menerangi tempat itu seakan-akan siang hari. Di luar para pengawal berjaga dan berkeliling tiada hentinya. Orang-orang berpikir hal ini karena seorang pejabat besar utusan kaisar sedang berdiam di sana, tetapi siapakah yang mengetahui bahwa ini adalah penjagaan terhadap seorang pembunuh? Di dalam Wang, Ma, Zhang, dan Zhao dengan penuh semangat bersiap siaga dengan senjata rahasia mereka untuk menangkap sang pembunuh. Sungguh suatu penjagaan yang ketat!

Sampai waktu jaga ketiga, tidak terlihat ada sesuatu yang mencurigakan. Tampak di luar para pengawal yang berjaga menerangi dinding dengan lentera mereka. Di dalam Zhao Hu memeriksa ke setiap sudut dan mengikuti sekilas cahaya dari luar dinding sampai ke bawah sebatang pohon elm besar. Ketika melihatnya, Zhao berteriak, "Ada orang di sini!" Mendengar teriakan ini, Wang, Ma, dan Zhang segera datang; para pengawal di luar juga segera berdatangan. 

Ketika mereka melihat ke atas pohon dengan lentera, ternyata terdapat suatu bayangan gelap. Mulanya mereka berpikir itu adalah bayangan pohon tersebut, tetapi kemudian ketika orang yang berada di atas pohon melihat orang di bawahnya berteriak dan terdapat cahaya terang benderang, ia langsung menggerakkan tangan dan kakinya untuk menyerang. Ketika melihatnya, mereka bersiap menghadapinya. Terdengar suara: "Ia melompat ke bawah, berjaga-jagalah di dalam!"

Siapa sangka orang yang berada di atas pohon itu memanfaatkan kesempatan dalam keributan ini dengan berpegangan pada dahan pohon mengayunkan tubuhnya ke atas atap lalu menundukkan badan dan berlari sampai di depan ruang utama. "Mau ke mana kau, penjahat?" teriak Zhao Hu. Sebelum Zhao dapat menyelesaikan perkataannya, penyusup itu melemparkan sekeping genteng ke arahnya. Zhao dapat menghindarinya, tetapi ketika menghindar ia menggunakan terlalu banyak tenaga dalam sehingga terjungkal. 

Sang penyusup dalam posisi mengangkat kakinya untuk melewati bubungan atap, namun ia berteriak "Aiyo!" lalu terguling ke bawah dan terjatuh tepat di samping Zhao. Zhao membalikkan badan dan segera menahan orang itu. Para pengawal berdatangan; pertama-tama mereka mengambil pedang yang dibawa di belakang punggungnya lalu mengikatnya menggunakan tali. Mereka pun membawa orang itu ke hadapan Bao.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun