Berdasarkan bagaimana seorang praktisi Buddhis berlatih moralitas dalam lima aturan latihan (Pancasila) dan mendorong orang lain berlatih hal yang sama juga didapat diketahui apakah ia berlatih demi kesejahteraan diri sendiri atau orang lain:
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi bukan demi kesejahteraan orang lain? Di sini, seseorang menghindari membunuh tetapi tidak mendorong orang lain untuk menghindari membunuh. Ia menghindari mengambil apa yang tidak diberikan tetapi tidak mendorong orang lain untuk menghindari mengambil apa yang tidak diberikan. Ia menghindari hubungan seksual yang salah tetapi tidak mendorong orang lain untuk menghindari hubungan seksual yang salah. Ia menghindari berbohong tetapi tidak mendorong orang lain untuk menghindari berbohong. Ia menghindari meminum minuman keras, anggur dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan, tetapi tidak mendorong orang lain untuk menghindarinya. Dengan cara inilah seseorang itu berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi bukan demi kesejahteraan orang lain.Â
(2) “Dan bagaimanakah seorang yang berlatih demi kesejahteraan orang lain tetapi bukan demi kesejahteraannya sendiri? Di sini, seseorang tidak menghindari membunuh tetapi ia mendorong orang lain untuk menghindari membunuh … Ia tidak menghindari meminum minuman keras, anggur dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan, tetapi ia mendorong orang lain untuk menghindarinya. Dengan cara inilah seseorang itu berlatih demi kesejahteraan orang lain tetapi bukan demi kesejahteraannya sendiri.
(3) “Dan bagaimanakah seorang yang berlatih bukan demi kesejahteraannya sendiri juga bukan demi kesejahteraan orang lain? Di sini, seseorang tidak menghindari membunuh dan tidak mendorong orang lain untuk menghindari membunuh … Ia tidak menghindari meminum minuman keras, anggur dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan, dan tidak mendorong orang lain untuk menghindarinya. Dengan cara inilah seseorang itu berlatih bukan demi kesejahteraannya sendiri juga bukan demi kesejahteraan orang lain.
(4) “Dan bagaimanakah seorang yang berlatih demi kesejahteraannya sendiri juga demi kesejahteraan orang lain? Di sini, seseorang menghindari membunuh dan mendorong orang lain untuk menghindari membunuh … Ia menghindari meminum minuman keras, anggur dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan, dan mendorong orang lain untuk menghindarinya. Dengan cara inilah seseorang itu berlatih demi kesejahteraannya sendiri juga demi kesejahteraan orang lain.
(Anguttara Nikaya 4.99)
Lebih lanjut, bagi seorang bhikkhu terdapat lima kriteria bagaimana ia seharus berlatih demi kesejahteraan diri sendiri dan orang lain:
“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu berlatih demi kesejahteraannya sendiri dan juga demi kesejahteraan orang lain. Apakah lima ini?
(1) Di sini, seorang bhikkhu sempurna dalam perilaku bermoral dan mendorong orang lain agar menjadi sempurna dalam perilaku bermoral;
(2) ia sendiri sempurna dalam konsentrasi dan mendorong orang lain agar menjadi sempurna dalam konsentrasi;
(3) ia sendiri sempurna dalam kebijaksanaan dan mendorong orang lain agar menjadi sempurna dalam kebijaksanaan;
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!