Monumen Tugu Pemuda Jong Islamieten Bond (JSB)
Tugu ini diresmikan tanggal 6 Juli 1919 pada saat berlangsungnya Kongres Pertama JSB di Padang, yang diawali dengan peletakan batu pertama oleh Mevrouw MJJ. Ahrends Overgauw istri Tuan Ahrends seorang Asisten Residen yang merangkap sebagai Walikota Padang (Voorzitter Gemeente Padang). Tugu monumen ini terletak dipertigaan depan Inna Muara Hotel sekarang.
Tugu ini adalah fenomena sejarah perjuangan para pemuda yang mendapat amanh sebagai tumpuan masa depan bangsa. Mengisyaratkan bahwa pemuda itu adalah nafasnya zaman dari masa ke masa.Â
Pemuda merupakan jiwa yang sarat akan kritikan, imajinasi dan pelaku peristiwa perubahan ditengah kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Pemuda adalah againt of change. Semua lintas generasi harus menerima kenyataan bahwa pemudalah pemeran dalam hampir setiap transformasi sosial dan perjuangan meraih cita-cita.
Pada tugu ini terdapat empat sisi yang bertuliskan motivasi gerakan pemuda membela harga diri dan martabat bangsanya.
Sisi Pertama: Monumen J.S.B. 6 Juli 1917--5 Sjawal 1335
Sisi Kedua: Tersiarnya Pergerakan Anak Sumatera
Sisi Ketiga: Kekallah Agama Islam
Sisi Keempat: Ter Herrinnering v/h le. Kongres Jong Sumatranen Bond
Sisi Pertama:
Penandaan tanggal diresmikannya tugu ini
Sisi Kedua:
Mengandung makna penyampaian kebulatan tekad dan memproklamasikan telah berdirinya organisasi Jong Islamieten Bond sebagai cabang perhimpunan pemuda yang berpusat di Batavia.Â
Di Jawa sendiri dalam rentang waktu yang hampir sama telah lahir pula organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Java, Jong Pasundan dan gerakan partisipasi lainnya.Â
Para pemuda Sumatera terpanggil hati nuraninya untuk tampil menyuarakan semangat perjuangan perubahan. Para pemuda Sumatera rela dan ikhlas menjadi tunas pergerakan kaum muda untuk bebas dari belenggu penjajahan, serta penuh semangat untuk mencapai kemerdekaan bangsa ini.
Sisi Ketiga:
Pernyataan yang disampaikan oleh Mohammad Yamin agar Islam selalu kekal, selalu abadi dan jayalah agama Islam. Dikemudian hari ternyata menjadi bagian dalam filofosi Adat Basandi Sarak -- Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Agama Islam telah menunjukan perannya dalam perjuangan bangsa ini.
Sisi Keempat:
Tulisan yang sudah buram dan tidak terlihat, yaitu Ter Herrinnering aan het 1 ste Congres van  de Jong Sumatranen Bond 1919. Dan v/h le.Â
Kongres Jong Sumatranen Bond. Kemudian tahun 1917 dan 1930 yang ditambahkan pada monumen ini yang menunjukkan tahun pembentukan dan pembubaran JSB. Ini merupakan tugu peringatan pertama bagi gerakan pemuda di seluruh Indonesia.
Peresmian tugu JSB ini, dihadiri oleh para pemuda JSB, dan diatara undangan terlihat mantan Tuanku Marah Oejoeb gelar Maharja Besar (Panglima Regent Padang), H. Abdullah Ahmad (Pendiri Perguruan Adabiah Padang, 1909), Residen Ahrends dan istri.Â
Pemuda Amir yang dikenal dengan Dr. Amir tampil berpidato mengenai peranan pemuda di masa datang. Amir menyampaikan perlunya pengembangan bangsa Sumatra (Sumatraansche Volksontwikeling), bahwa pemuda Sumatra harus tampil dan ambil bagian dalam pergerakan perjuangan bangsa.
Kehadiran tugu dalam kondisi kekiniaan adalah pembuktian kebenaran bahwa sesungguhnya revolusi perjuangan 1945 itu adalah revolusinya pemuda. Dimana pemuda berada pada status klimaks perjalanan panjang sejak masa pra-kemerdekaan.Â
Tugu ini juga adalah manifestasi jejak pengorbanan para toko-tokoh bangsa ini. Seperti dr Sutomo dr dan Wahidin Sudirohusodo sebagai inisiator Perkumpulan Budi Oetomo, HOS Tjokroaminoto sebagai pendiri Sarekat Islam, serta Bung Karno dan Bung Hatta menjadi pimpinan negara pada usia muda. Mereka adalah pemimpin dan pejuang yang tampil berani di usianya yang masih muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H