Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inklusivitas di Dunia Digital

24 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (Sumber: WAG)

24 Desember 2024, hari ini, kegiatan dimulai dengan persiapan menjelang kelas literasi digital yang dipandu oleh Helwiyah KBMN. Beliau mengingatkan peserta untuk mempersiapkan kuota dan mencari tempat yang nyaman. Sebelum kelas dimulai, beberapa gambar dan dokumen pendukung dibagikan oleh Wijaya Kusumah Informatika dan Helwiyah, menciptakan suasana yang antusias untuk belajar bersama.

Dalam pembukaan kelas, Helwiyah menyampaikan salam hangat kepada semua peserta, memperkenalkan dirinya sebagai pendamping narasumber, Dr. Mudafiatun Isriyah M. Tema yang dibahas adalah Inklusivitas di Dunia Digital, sebuah topik yang relevan di era digital ini. Peserta diminta untuk mengisi daftar hadir dan memulai kegiatan dengan doa bersama.

Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd., CPM adalah seorang profesional yang mendedikasikan dirinya sebagai konselor, asesor, penulis, dan mediator pendidikan. Saat ini, ia dipercaya sebagai asesor BAN PDM Jawa Timur. Beliau meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude dari Program Studi PAUD di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan melanjutkan pendidikan doktoralnya di bidang Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Malang.

Sebagai penulis produktif, Dr. Mudafiatun telah menghasilkan berbagai buku yang berkontribusi pada dunia pendidikan, seperti Peran Guru dan Orangtua sebagai Pusat Sumber Belajar, Antologi Social Presence Kunci Sukses Distance Learning, Trik Menulis di Kala Sibuk, dan Model Bimbingan Online untuk Meningkatkan Social Presence Mahasiswa PJJ. Buku lainnya mencakup tema komunikasi personal hingga bimbingan konseling, seperti Implementasi Sosial Presence dalam Bimbingan Online, Modul BK Anti Squad, serta Konsep dan Implementasi Teknik Konseling dalam Layanan BK.

Selain menulis, Dr. Mudafiatun aktif di organisasi ABKIN dan sering menjadi narasumber dalam pelatihan menulis buku. Dedikasinya mendapatkan pengakuan nasional ketika ia dianugerahi penghargaan Penulis Buku Terbaik Perpusnas tahun 2021 dengan tema Pendidikan Jarak Jauh. Karya dan pengabdiannya mencerminkan komitmennya dalam mendukung kemajuan pendidikan Indonesia.

Dr. Mudafiatun memulai materi dengan penuh semangat, diawali dengan pantun yang hangat, kemudian menjelaskan pentingnya inklusivitas digital. Ia menekankan bahwa inklusivitas bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi mencakup semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Materi yang disampaikan meliputi konsep keberagaman, kesetaraan, aksesibilitas, keterlibatan, dan pengakuan. Setiap poin dilengkapi dengan teori-teori mendalam yang memberikan pemahaman menyeluruh kepada peserta.

Selanjutnya, narasumber mengajak peserta untuk mendiskusikan tantangan dalam mewujudkan inklusivitas digital dan memberikan strategi konkret seperti mengubah pandangan budaya, menyesuaikan kurikulum, meningkatkan keterampilan guru, memperbaiki aksesibilitas, serta melibatkan orang tua dan masyarakat. Diskusi berlangsung dinamis, menunjukkan antusiasme peserta dalam mencari solusi untuk tantangan tersebut.

Dalam diskusi yang berlangsung, kita diajak untuk merenungi dan memahami peran kita sebagai pendidik dalam menghadapi era digital yang terus berkembang. Fokus utama adalah membangun inklusivitas, literasi digital, dan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang adil, merata, dan berbasis teknologi.

Komunikasi terbuka antara sekolah, guru, dan orang tua menjadi kunci dalam memahami kebutuhan dan tantangan siswa. Orang tua didorong untuk berperan aktif, bukan hanya dalam proses belajar anak, tetapi juga dalam memberikan dukungan moral dan fisik. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan adalah langkah penting yang memerlukan partisipasi aktif dari semua kalangan.


Diskusi mencakup beberapa tantangan utama, seperti stereotip bahwa teknologi hanya untuk kaum muda, akses digital yang belum merata, serta keterbatasan keterampilan digital di kalangan guru dan siswa. Tantangan lain adalah kurangnya kolaborasi lintas sektor, termasuk minimnya koordinasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.


Solusi yang ditawarkan berfokus pada tiga aspek utama:

  1. Edukasi Berkelanjutan
    • Literasi digital untuk semua lapisan masyarakat.
    • Program pelatihan keterampilan digital bagi guru, siswa, dan orang tua.
    • Menghilangkan stereotip digital melalui kampanye edukasi.
  2. Inovasi Teknologi Inklusif
    • Teknologi yang ramah untuk semua, termasuk orang dengan disabilitas.
    • Platform pembelajaran digital yang personal dan kolaboratif.
  3. Kolaborasi Lintas Sektor
    • Pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat bekerja bersama untuk menciptakan kebijakan, program, dan infrastruktur pendidikan digital yang inklusif.


Semua pihak dilibatkan untuk mewujudkan dunia digital yang inklusif. Pemerintah membuat kebijakan pendukung, lembaga pendidikan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, sektor swasta mengembangkan inovasi, dan masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan digital.


Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan berbasis teknologi yang melek digital, inklusif, dan berpusat pada siswa. Perkembangan teknologi adalah peluang, bukan hambatan, untuk memanusiakan digital dalam kehidupan sehari-hari, tanpa memandang usia, fisik, atau latar belakang sosial.

Sesi pembelajaran literasi digital hari ini ditutup dengan penuh semangat dan kehangatan. Helwiyah KBMN membuka akhir pertemuan dengan pantun yang menggambarkan semangat belajar bersama, ibarat membuka cakrawala dunia. Ucapan tersebut disambut dengan pantun lainnya dari peserta, yang penuh syukur atas ilmu yang telah dibagikan.

Bunga mawar di taman nan asri, harumnya menjadi simbol kesejukan dan ketulusan, mengiringi harapan agar ilmu yang didapat hari ini membawa manfaat bagi semua. Tidak lupa, Helwiyah mengingatkan peserta untuk mengisi daftar hadir dan menyusun resume, sebagai bentuk pengaplikasian materi yang telah dipelajari.

Penutupan ini semakin meriah dengan pantun apresiasi dari Margaluyu, yang menegaskan betapa berharganya ilmu tentang inklusivitas digital yang dibawakan oleh narasumber. Sesi ini menjadi bukti bahwa kebersamaan dan pembelajaran dapat berjalan harmonis, penuh rasa hormat, dan membawa inspirasi baru untuk langkah ke depan.

Hari ini memberikan banyak wawasan tentang pentingnya inklusivitas di dunia digital. Sebagai seorang peserta, saya merasa terinspirasi oleh ide-ide yang dibahas. Semoga semangat ini membawa langkah nyata menuju dunia digital yang lebih inklusif dan adil untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun