Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk Cegah Cyberbullying

23 Desember 2024   12:29 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, sumber WAG

Diary, 19 Desember 2024, 13:50 

Hari ini, aku belajar sesuatu yang sangat penting tentang fenomena yang sedang marak di era digital, yaitu cyberbullying. Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang lebih dikenal sebagai Omjay, memberikan materi inspiratif tentang cara mencegah dan mengatasi cyberbullying. Sebagai seorang tokoh pendidikan yang berpengalaman, beliau memberikan pandangan yang mendalam mengenai masalah ini.

 

Omjay adalah seorang guru Informatika di SMP Labschool Jakarta dengan gelar doktor di bidang Pendidikan. Beliau juga seorang penulis produktif, pembicara di seminar, dan pelatih guru dalam bidang teknologi pendidikan. Omjay telah meraih berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam dunia pendidikan.

Omjay menjelaskan bahwa Cyberbullying adalah bentuk intimidasi atau pelecehan yang dilakukan melalui media digital. Bentuknya bisa berupa komentar negatif, penyebaran informasi palsu, hingga ancaman online. Dampaknya sangat serius, termasuk stres, depresi, dan bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Dokumen Pribadi (Gambar ini dibuat menggunakan kecerdasan buatan)
Dokumen Pribadi (Gambar ini dibuat menggunakan kecerdasan buatan)

Cara Mencegah Cyberbullying

Omjay memberikan banyak langkah praktis untuk mencegah cyberbullying:  

1. Langkah Individu:

   - Jaga privasi akun media sosial.  

   - Hindari berbagi informasi pribadi secara sembarangan.  

   - Jangan membalas komentar negatif atau provokatif.

2. Langkah Komunitas: 

   - Edukasi masyarakat tentang bahaya cyberbullying.  

   - Bangun lingkungan digital yang positif.  

   - Adakan workshop kesadaran literasi digital.

3. Langkah untuk Orang Tua dan Pendidik:  

   - Awasi aktivitas online anak-anak.  

   - Ajarkan mereka tentang bahaya Cyberbullying.  

   - Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak.

4. Langkah Pemerintah:

   - Perkuat undang-undang terkait cyberbullying.  

   - Sediakan layanan bantuan untuk korban.  

   - Adakan kampanye nasional tentang literasi digital.

Omjay juga membagikan sumber daya seperti kontak Kemenkominfo RI dan LPAI yang dapat membantu korban cyberbullying. Di tengah materi, ia menyelipkan humor dan video hiburan agar suasana diskusi tetap hidup.

Siapa saja bisa menjadi korban cyberbullying, terutama kelompok rentan seperti remaja, komunitas LGBTQ+, atau bahkan tokoh publik. Oleh karena itu, langkah pencegahan dan kesadaran harus menjadi tanggung jawab bersama.

Cyberbullying dan Penanganannya

Cyberbullying menjadi salah satu tantangan besar di era digital, di mana interaksi sosial sering terjadi melalui dunia maya. Banyak orang, terutama anak-anak dan remaja, merasa bingung membedakan antara candaan yang ringan dengan tindakan bullying. UNICEF menekankan pentingnya memahami perbedaan ini. Jika sebuah candaan terus berlanjut meskipun korban sudah meminta berhenti dan merasa tidak nyaman, itu bisa menjadi tanda bahwa bullying telah terjadi.

Cyberbullying memiliki dampak yang sangat nyata, baik secara mental, emosional, maupun fisik. Korban sering merasa tertekan, cemas, hingga kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai. Dalam kasus ekstrem, cyberbullying bahkan dapat memicu pikiran untuk mengakhiri hidup. Tidak hanya korban yang terdampak; pelaku dan saksi (bystander) juga bisa mengalami efek negatif. Pelaku cenderung menjadi lebih agresif, sementara saksi dapat merasa takut untuk mengambil tindakan, bahkan menganggap bahwa perilaku bullying dapat diterima.

Jika kamu merasa menjadi korban cyberbullying, langkah pertama adalah mencari bantuan dari orang yang kamu percayai, seperti orang tua, guru, atau konselor profesional. UNICEF dan platform seperti Bully.id menyediakan berbagai cara untuk melaporkan insiden bullying dan mendapatkan dukungan. Misalnya, melalui hotline sosial seperti TePSA di nomor 1500 771 atau melalui fitur pelaporan di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Namun, tidak semua orang merasa mudah untuk berbicara dengan orang tua tentang apa yang mereka alami. UNICEF memberikan panduan sederhana untuk memulai percakapan. Pilih waktu yang tepat, jelaskan masalah dengan serius, dan bantu mereka memahami situasi dengan sabar. Jangan lupa, ada banyak orang yang peduli dan siap membantu.

Selain itu, penting untuk menyimpan bukti-bukti seperti tangkapan layar pesan atau postingan yang mengandung unsur bullying. Ini akan mempermudah proses pelaporan dan menunjukkan bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima. Melawan cyberbullying adalah tanggung jawab bersama untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi semua orang.

Aku sangat terinspirasi oleh materi ini. Cyberbullying adalah masalah nyata yang perlu kita lawan bersama. Mulai sekarang, aku ingin lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya dan membantu menyebarkan kesadaran tentang pentingnya literasi digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun