Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Olimpiade TIK Informatika Nasional (OTN) 2024: Apa Kata Mereka? Bagian 2

23 September 2024   20:43 Diperbarui: 23 September 2024   22:00 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam waktu dekat, KOGTIK PGRI akan menyelenggarakan Olimpiade TIK Informatika Nasional ke VI. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu adalah Seminar Nasional Informatika, yang akan mempertemukan para pendidik dari berbagai daerah untuk berbagi wawasan dan pengalaman mereka terkait dampak serta tantangan pembelajaran informatika di era modern. Berikut adalah penuturan sebagian calon peserta yang telah menyampaikan pandangan mereka terkait informatika.

Susanti Ning Astuti, S. Kom., M. Pd., yang bertugas di SMK Negeri 1 Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, menyatakan bahwa penguasaan informatika mampu menciptakan solusi inovatif untuk berbagai masalah sosial. Menurutnya, teknologi informasi telah mengubah cara kerja dan perilaku hidup manusia secara signifikan.

Ahmad Haryadi dari SDIT Al Fathonah, Jakarta Selatan, dengan singkat menyebutkan bahwa belajar informatika membuatnya merasa "enjoy," menekankan sisi kesenangan dalam pembelajaran. Sementara itu, Lia Oktiana Dewi dari SMAN 38 Jakarta Selatan menyoroti sisi menarik dari informatika yang mampu melatih bernalar kritis dan kreatif.

Baso Fajarudin dari SMAN 4 Wajo, Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa pelajaran informatika sangat menarik, di mana ia terus menikmati setiap tantangannya. Muhammad Hirzan Hafiz dari SMAN 1 Suela, Lombok Timur, NTB, melihat informatika sebagai jalan menuju masa depan yang cerah.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dewi Hanriyani, guru dari SMKN 4 Batam, menekankan pentingnya pelajaran informatika dalam membekali siswa agar mampu menggunakan teknologi informasi dengan bijak dan optimal. Ia percaya bahwa informatika dapat menciptakan siswa yang mandiri dan inovatif.

Widya Effendi, ST, dari MTsN 5 Jombang, Jawa Timur, berbagi suka dan duka dalam mengajar informatika. Informatika melatih siswa untuk memahami komputer, tetapi menjadi tantangan tersendiri bagi pemula, terutama di daerah pedesaan, di mana materi harus disesuaikan dengan kondisi siswa.

Adam Kriszal dari SMKN 7 Batam menjelaskan bahwa informatika merupakan peluasan dari mata pelajaran TIK yang dahulu dikenal sebagai KKPI, yang kini berkembang menjadi SIMDIG di SMK. Daniel Steven P., ST Gr, dari SMAN 1 Serui, Papua, mengungkapkan semangatnya untuk tetap belajar hal baru meski dampak informatika belum terasa secara besar di daerahnya.

Masroni dari SMKN 15 Kota Bekasi melihat informatika sebagai pelajaran unggulan di sekolah karena mencakup keterampilan yang tidak diajarkan dalam mata pelajaran lain. Hasbi Yannor dari SMP Islam Al Azhar 47 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menyatakan bahwa belajar bersama siswa dalam informatika adalah pengalaman yang seru dan menegangkan.

Guru lainnya, seperti Dolfianus Kaka dari SMA Wederok, Kupang, NTT, menekankan pentingnya mengenali karakter siswa. Winarno dari MTsN 1 Bandar Lampung mengajak rekan-rekannya untuk terus bersemangat mencerdaskan anak bangsa melalui informatika. Arief Kurniawan, S.T., dari SMKN 2 Karanganyar, menegaskan bahwa informatika membuka pintu ke dunia masa depan, dan kita akan tertinggal jika tidak mengikuti perkembangan teknologi.

Masdar dari SMPN Binunag, Polewali Mandar, dan Omjay dari Labschool, Jakarta Timur, dengan antusias menyambut kegiatan Olimpiade dan menyebutnya sebagai ajang luar biasa. Hilda Kursinah dari SMAN 31 Jakarta menggarisbawahi pentingnya pemahaman logika berpikir dan critical thinking yang jarang dianggap penting, namun sangat esensial.

Sementara itu, Rahman Budiansyah dari SMAN 2 Nganjuk, Jawa Timur, melihat informatika di Kurikulum Merdeka sebagai respons yang tepat terhadap perkembangan zaman. Suretno dari SMA Negeri 16 Palembang menyoroti bahwa menjadi guru bukan hanya soal mengajar, tetapi juga mendidik dengan cinta kasih, mengingat filosofi Ki Hajar Dewantara yang mengajarkan pentingnya menghamba pada murid.

Akhirnya, Darwin Bangun, S. Si., S. Pd dari SMK Musda Perbaungan, Sumatera Utara, menekankan bahwa informatika harus terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran, menciptakan pendidikan yang holistik dan relevan dengan perkembangan teknologi di masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun