Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkenalan dengan Instruktur Inti Nasional (IIN) AKMI 2024 Bagian 2

4 September 2024   19:24 Diperbarui: 4 September 2024   22:12 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instruktur Inti Nasional (IIN) adalah individu-individu yang berperan penting dalam pelaksanaan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) 2024. Mereka merupakan pilar utama dalam memastikan literasi sains terintegrasi dengan baik dalam sistem pendidikan madrasah di seluruh Indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh inspiratif dari berbagai daerah yang telah mengabdikan diri sebagai Instruktur Inti Nasional di bidang Literasi Sains:

  1. Reza Ruhbani Amarulloh -- Berasal dari Kota Tangerang Selatan, Banten, Reza berkontribusi di UIN Jakarta. Dengan keahliannya di bidang literasi sains, ia membimbing madrasah untuk meningkatkan pemahaman sains di kalangan siswa.

  2. Imanul Yaqien -- Seorang pendidik dari Kabupaten Tangerang, Banten, yang bertugas di MTs Negeri 4 Lebak. Imanul dikenal atas dedikasinya dalam mempromosikan literasi sains di wilayahnya, menginspirasi siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan.

  3. Setia Rahmawan -- Mengabdi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan berasal dari Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Setia memadukan nilai-nilai kearifan lokal dengan literasi sains, menciptakan pendekatan pembelajaran yang holistik dan kontekstual.

  4. Nishfi Nurlaelati Qodari -- Dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Nishfi bertugas di MAN 1 Kuningan. Ia berperan penting dalam mengembangkan kurikulum literasi sains yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

  5. Fitria Wahyu Pinilih -- Mengajar di MAN 3 Boyolali dan berasal dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Fitria aktif dalam mengintegrasikan literasi sains dengan teknologi modern, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global.

  6. Ervian Arif Muhafid -- Seorang akademisi dari Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen, Jawa Tengah. Ervian fokus pada penelitian dan pengembangan metode pembelajaran sains yang interaktif dan aplikatif.

  7. Asita Al Mufida -- Dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Asita bekerja di MI Darul Ulum. Ia dikenal atas inovasinya dalam mengajarkan sains dengan pendekatan eksperimen yang menyenangkan dan menggugah rasa ingin tahu siswa.

  8. Arisy Erwin Junaidah -- Bertugas di MAN 2 Kota Kediri, Jawa Timur, Arisy berasal dari Kota Kediri. Ia mengajarkan literasi sains dengan pendekatan yang menggabungkan teori dan praktik, membantu siswa memahami konsep-konsep sains secara mendalam.

  9. Naning Mauladana -- Juga dari Kota Kediri, Jawa Timur, Naning bekerja di MAN 2 Kota Kediri. Ia berfokus pada pembelajaran sains yang inklusif, memastikan setiap siswa dapat memahami materi dengan baik.

  10. Husain, M.Pd -- Berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Husain bekerja di Kemenag Kab. Hulu Sungai Tengah. Ia memfasilitasi peningkatan literasi sains melalui berbagai pelatihan dan workshop bagi guru-guru madrasah.

  11. Enggal Mursalin dan Rahmiati Darwis, M.Pd. -- Kedua tokoh ini berasal dari Kota Ambon, Maluku, dan bekerja di IAIN Ambon. Mereka bersama-sama memimpin upaya peningkatan literasi sains di Maluku, dengan fokus pada pengembangan kompetensi siswa di bidang sains.

  12. Arya Wisata Fitri -- Dari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Arya bekerja di MTsN 4 Pasaman. Ia berperan aktif dalam mengintegrasikan pembelajaran sains dengan isu-isu lingkungan, mendorong siswa untuk peduli terhadap alam.

  13. Julita Kartini -- Mengabdi di MIN 1 Tanah Datar, Sumatera Barat, Julita berasal dari Kabupaten Tanah Datar. Ia menekankan pentingnya literasi sains sejak dini, mempersiapkan generasi muda yang kompeten dalam bidang sains.

Para Instruktur Inti Nasional ini adalah garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa melalui literasi sains. Dedikasi mereka dalam mendidik dan menginspirasi para siswa di seluruh Indonesia menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan AKMI 2024. Mari kita dukung upaya mereka dalam menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi di era globalisasi ini.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Literasi Sosial Budaya

  1. Akhmad Wakhidillah Agung P. -- Berasal dari Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Akhmad mengabdikan diri di MAN 1 Gunungkidul. Ia dikenal atas upayanya dalam memadukan nilai-nilai sosial budaya lokal dengan pendidikan modern, mengajarkan siswa untuk menghargai warisan budaya mereka.

  2. Saridah -- Seorang pendidik yang berasal dari Jakarta Timur, DKI Jakarta, Saridah bekerja di MTsN 29 Jakarta Timur. Ia aktif dalam mengintegrasikan literasi sosial budaya ke dalam kurikulum madrasah, dengan fokus pada pemahaman keberagaman budaya di Indonesia.

  3. Asep Nurjaman -- Dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Asep bertugas di MAN 1 Ciamis. Melalui program-program literasi sosial budaya, Asep membantu siswa memahami pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan di masyarakat.

  4. Eri Farihah -- Mengajar di MTsN 3 Sukabumi dan berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Eri berperan penting dalam mengajarkan sejarah lokal dan budaya kepada siswa, mendorong mereka untuk menghargai identitas mereka sendiri.

  5. Ai Rahmah Musyaropah -- Bertugas di MIN 4 Ciamis, Jawa Barat, Ai Rahmah berasal dari Kabupaten Ciamis. Ia fokus pada pengajaran nilai-nilai budaya melalui pendekatan kreatif dan interaktif, memupuk rasa cinta terhadap budaya lokal di kalangan siswa.

  6. Syela Joe Dhesita -- Berasal dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Syela bekerja di MAN Sukoharjo. Ia aktif dalam kegiatan-kegiatan literasi sosial budaya yang melibatkan komunitas lokal, memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat.

  7. Shofar Sholahudin Bisri -- Mengabdi di Kemenag Kab. Tegal dan berasal dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Shofar dikenal atas inisiatifnya dalam mengembangkan program literasi sosial budaya yang inovatif, menghubungkan siswa dengan sejarah dan budaya setempat.

  8. Lilik Fatkhu Diniyah, M.Pd. -- Dari Kota Magelang, Jawa Tengah, Lilik bekerja di MI Al Iman Kota Magelang. Ia berkomitmen untuk membina siswa dalam memahami dan menghargai budaya melalui pendekatan pendidikan yang holistik.

  9. Nur Hadi -- Seorang akademisi dari Kota Surakarta, Jawa Tengah, yang bekerja di UNU Surakarta. Nur Hadi fokus pada penelitian dan pengajaran literasi sosial budaya, memperkaya pemahaman siswa tentang dinamika sosial dan budaya di Indonesia.

  10. Agung Dwi Bahtiar El Rizaq -- Berasal dari Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Agung bekerja di IAIN Madura. Ia mendorong integrasi antara literasi sosial budaya dengan nilai-nilai keislaman dalam pendidikan madrasah.

  11. Vivid Rohmaniyah -- Dari Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Vivid bekerja di MI Muhammadiyah 09 Laren. Ia menggunakan metode pembelajaran yang inovatif untuk mengajarkan literasi sosial budaya, mendorong siswa untuk mengenal dan menghargai keberagaman.

  12. Eka Dian Pratiwi, S.Psi -- Mengajar di MTsN 1 Tanggamus dan berasal dari Kabupaten Tanggamus, Lampung. Eka Dian berfokus pada pengembangan program literasi yang mengangkat tema sosial budaya lokal, menghubungkan siswa dengan akar budaya mereka.

  13. Irma Irayanti -- Berasal dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Irma bekerja di IAIN Kendari. Ia memainkan peran kunci dalam mempromosikan literasi sosial budaya di kalangan mahasiswa, menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi dan identitas.

  14. Romdloni -- Dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, Romdloni mengajar di Universitas Nurul Huda OKU Timur. Ia mengintegrasikan literasi sosial budaya dalam pengajaran, membantu siswa untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka.

  15. Novebri -- Seorang pendidik dari Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Novebri bekerja di STAIN Mandailing Natal. Ia berperan dalam melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai sosial budaya lokal, menjadikan literasi sosial budaya sebagai bagian integral dari pendidikan.

Para Instruktur Inti Nasional ini adalah pilar penting dalam upaya memperkuat literasi sosial budaya di Indonesia. Melalui dedikasi dan komitmen mereka, generasi muda Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai keberagaman, memahami sejarah, dan mampu melestarikan budaya bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun