Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Masih Ada Harapan

16 Juli 2024   07:45 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raly duduk di kursi deretan depan aula, matanya menatap layar proyektor yang menampilkan slide terakhir dari presentasi penulis terkenal. Hatinya masih berdebar-debar, kagum dengan cerita-cerita yang telah dibagikan sepanjang hari di Temu Penulis KBMN PGRI ke-3 di Bandung. Ia menoleh ke sebelahnya, Kak Api, yang sedang mencatat dengan tekun.

“Kak, inspiratif banget ya ceritanya,” bisik Raly, takut mengganggu peserta lain.

Kak Api mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Iya, Ly. Kita bisa banyak belajar dari pengalaman mereka.”

Setelah sesi presentasi selesai, peserta diajak menikmati kopi dan camilan di area luar aula. Raly dan Kak Api berjalan ke salah satu sudut, duduk di bangku taman kecil yang menghadap ke arah kolam.

“Kak, aku jadi kepikiran tentang puisiku yang tadi,” ujar Raly sambil mengeluarkan secarik kertas dari tasnya. “Aku ingin bacakan untuk Kak Api.”

Kak Api memandang Raly dengan penuh perhatian. “Tentu, Ly. Aku akan mendengarkan dengan senang hati.”
Raly tersenyum sangat bahagia,  senyuman ini membuat bola matanya nyaris hilang, lalu ia menarik napas dalam, lalu mulai membaca puisinya:

Jika Masih Ada Harapan

Tersuruk labirin peradaban  
Banyak yang minta dibanggakan  
Namun kami, pinggiran tak penting  
Sekadar ringkih daun kering

Di sisi-sisi keramaian kota  
Kami nyaris mati ditelan sengketa  
Penat hidup hasil rajaman agitasi  
Segenap harap hanya berbuah ilusi

Wahai, yang katanya terhormat  
Di mana janji-janji pernah terucap  
Jika besok masih ada harapan  
Keinginan kami mohon diperjuangkan

Selesai membaca, Raly menunduk, menunggu reaksi dari Kak Api. Kak Api terdiam sejenak, mencerna setiap kata yang telah didengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun