Di sebuah kota yang penuh hiruk-pikuk, hiduplah dua sahabat, Joko dan Risma. Meskipun kesibukan mereka sebagai pendidik sering menguras tenaga, komunikasi melalui pesan singkat tetap menjadi jembatan kebersamaan di antara mereka.
Suatu sore, sebuah pesan dari Risma tiba di ponsel Joko. "Assalamu'alaikum," tulis Risma. "Terimakasih Pak Joko atas donasinya untuk Pak Endang. Semoga rezekinya Allah ganti berkali-kali lipat. Aamiin."
Joko tersenyum membaca pesan tersebut dan segera membalas, "Amiin."
Keesokan harinya, Risma kembali menghubungi Joko. "Pak Joko lagi di mana, sibuk gak?" tanyanya.
"Kenapa?" balas Joko, merasa ada sesuatu yang penting.
"Ada perlu," jawab Risma singkat.
Joko menjelaskan bahwa malam itu dia akan menghadiri takziah seorang teman dekat di Graha Husada. Risma terkejut mengetahui bahwa rumah Joko ternyata dekat dengan lokasi tersebut. Mereka pun berbicara tentang kegiatan mereka, saling berbagi informasi tentang profesi dan tempat tinggal masing-masing.
Percakapan mereka berlanjut dengan ringan, hingga akhirnya Risma menyampaikan permohonan pinjaman uang sebesar 7 juta rupiah. Joko, yang juga tengah menghadapi kebutuhan biaya kuliah anaknya, merasa sulit untuk memenuhi permintaan tersebut.
"Saya juga buat urusan anak. Karena mau ngambil deposito tapi belum bisa karena belum jatuh tempo," kata Risma, menjelaskan kesulitannya.
Joko menyarankan beberapa alternatif, seperti menggadaikan emas atau menggunakan layanan perbankan. Namun, Risma merasa kesulitan karena sebagian tabungannya sudah dipinjam oleh adiknya untuk keperluan mendesak.
Dalam percakapan yang penuh dengan rasa solidaritas, Joko mengungkapkan bahwa ia pun pernah mengalami hal serupa. "Biasanya saya bisa," kata Joko. "Tapi ini pas gak ada stok."
Risma merasakan keputusasaan, namun tetap berusaha untuk memahami keadaan Joko. "Ya sudah Pak Joko kalau lagi gak ada," tulis Risma. "Mohon maaf ya kalau saya sudah mengganggu."
Di akhir percakapan, Risma berharap agar Joko mendapatkan rezeki yang cukup sehingga bisa membantunya di kemudian hari. "Semoga Pak Joko dapat rezeki supaya bisa bantu saya. Aamiin," tulis Risma dengan harapan besar.
Apakah pembaca pernah berada pada posisi Joko maupun Risma? Apakah yang anda lakukan? Apakah pinjol menjadi solusi sementara? Menurut anda, apa yang akan dilakukan Risma, setelah tidak mendapatkan pinjaman dari Joko?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H