Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kegagalan dalam Pengeboran Horizontal di Gang Kutilang

5 Juli 2024   00:15 Diperbarui: 5 Juli 2024   00:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu pagi di Gang Kutilang, sebuah proyek pengeboran horizontal untuk instalasi pipa air minum sedang berlangsung. Tim teknisi dan pekerja telah mempersiapkan segala perlengkapan untuk memulai pengeboran dari rumah Bapak Hartanto hingga ke rumah Bapak Indawan.
Pekerjaan dimulai dengan lancar. Alat bor manual, berupa potongan paralon dua inchi yang dipasangi mata bor sudah siap digunakan untuk mengebor tanah dengan presisi. Awalnya, semua berjalan sesuai rencana. Para pekerja empat orang pria muda yang didatangkan dari Brebes dengan terampil dan sigap melakukan pekerjaan ini  dan seorang pengawas pekerjaan mengawasi proses pengeboran yang dilakukan dengan hati-hati, ada beberapa tim yang bekerja secara simultan di area perumahan, salah satunya di gang kutilang.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Namun, ketika pengeboran mencapai titik tengah di antara kedua rumah, masalah tak terduga muncul. Tanah yang mereka bor ternyata lebih keras dan lebih padat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mesin bor mulai kesulitan menembus lapisan tanah yang keras itu dengan lancar seperti sebelumnya.
"Hmm, ini tidak seperti yang kita harapkan," ujar Pak Joko, kepala teknisi yang memimpin proyek ini.

Pengeboran berlanjut dengan cermat, tetapi kecepatan progresnya mulai melambat. Setiap gerakan mesin bor tampaknya lebih sulit dari sebelumnya. Beberapa jam berlalu tanpa banyak kemajuan yang signifikan. Akhirnya, setelah berusaha keras, tim teknisi menyadari bahwa mereka hanya berhasil menyelesaikan setengah dari jarak yang direncanakan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Pak Joko menggelar rapat singkat dengan timnya. Mereka memutuskan bahwa teknik pengeboran horizontal tidak mungkin dilanjutkan dengan efisien mengingat kondisi tanah yang keras.  Perlu ada alternatif untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu.
"Kita harus menggunakan teknik open cut untuk bagian sisa," kata Pak Joko dengan suara yang lega.

Dengan penuh tekad, tim pekerja bergegas mempersiapkan alat-alat untuk teknik open cut. Mereka membuka area di atas tanah, memastikan untuk tidak mengganggu kehidupan sehari-hari warga sekitar sebanyak mungkin. Meskipun memakan waktu lebih lama dan memerlukan lebih banyak tenaga kerja, teknik open cut menjadi satu-satunya solusi yang memungkinkan mereka menyelesaikan proyek dengan baik.

Ketika senja tiba, bagian sisa pipa akhirnya terpasang dengan sukses. Meskipun tidak semua berjalan mulus seperti yang direncanakan, tim pekerja tetap merasa puas telah menyelesaikan proyek dengan baik. Mereka melihat Gang Kutilang dengan rasa bangga, mengetahui bahwa rumah-rumah di sana kini dapat menikmati pasokan air minum yang lebih baik dan lebih andal.

Di tengah proses yang menegangkan itu, warga Gang Kutilang menunjukkan dukungan mereka dengan cara yang tak terduga. Mereka secara sukarela menyediakan kopi, teh, dan makanan ringan kepada para pekerja. Setiap kali ada istirahat singkat, aroma kopi yang harum dan senyum ramah dari warga menyegarkan semangat para pekerja.

"Hari ini terasa lebih ringan dengan bantuan dan dukungan mereka," ujar Pak Joko sambil menyeruput secangkir kopi yang disediakan oleh Bapak Hartanto.

Setelah proyek selesai, tim pekerja mengucapkan terima kasih kepada warga Gang Kutilang atas bantuan dan keramahan mereka. Kerjasama antara tim teknisi dan warga masyarakat tidak hanya mempercepat penyelesaian proyek, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara mereka.

Pengeboran horizontal yang tidak selalu mulus di Gang Kutilang, tetapi diakhiri dengan kebersamaan dan kepuasan atas tugas yang telah diselesaikan dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun