Amet, yang baru saja selesai menyirami tanaman di halaman depan rumahnya, tertawa kecil, "Mobil gak bisa masuk, ada galian.; Â Mau numpang parkir. Jaringan apa ya, Mbah?"Â
Fahrawi, yang sedang membersihkan motor di dekat pagar, menoleh sambil mengangguk, "Harusnya bagus nih, biar nggak repot nyari air."
Usep, yang baru saja selesai menjemur baju di halaman rumahnya, mengangguk-angguk, "Iya nih, bener juga. Jadi lebih enak buat kita yang di sini."
Johan, yang sedang duduk di teras rumahnya sambil menikmati secangkir kopi, tersenyum ramah, "Senang ya, lihat kerja keras mereka."
Suaidi, yang sedang memperbaiki pagar rumahnya, mengangguk setuju, "Harusnya terus didukung aja ini, biar gang kita makin bagus."
Firman, yang baru saja pulang dari pasar dengan tas berisi sayuran, melambaikan tangan, "Semoga nggak lama ya, Pak, kerjanya."
Bambang, yang baru saja menyelesaikan bacaan surat kabar di teras rumahnya, menambahkan, "Yang penting rapih dan aman, nanti pas jalan udah selesai."
Sulaiman, yang sedang mengajak anaknya bermain di halaman, tersenyum sambil mengangguk, "Bener juga, Bambang. Kita dukung aja mereka."
Aldo, yang baru saja turun dari mobil dengan menggendong anaknya, melihat-lihat dengan rasa penasaran, "Kerjaannya rapih ya, Pak. Kayaknya seru juga."
Percakapan warga memenuhi udara pagi di Gang Kutilang, mencerminkan antusiasme dan harapan mereka akan perubahan yang sedang terjadi di lingkungan mereka. Pekerjaan para tim instalasi jaringan air minum tidak hanya menciptakan infrastruktur baru, tetapi juga menguatkan solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H