Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pantai Ketapang

24 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai menyelenggarakan acara penyembelihan hewan kurban 1445H, Warga Gang Kutilang memutuskan untuk mengadakan acara jalan bersama ke Pantai Ketapang Bahari, Minggu, 23 Juni 2024. Setiap kepala keluarga membayar kontribusi sebesar 50 ribu rupiah, yang digunakan untuk penyediaan logistik dasar seperti ikan bakar, petisan, sambal kecap, sambal matah, lalapan, kue pancong, dan air minum. 

Selain itu, banyak peserta yang berdonasi untuk menyediakan aneka makanan dan minuman tambahan seperti es kelapa muda, es selasih, pisang rebus, singkong rebus, kacang rebus, sayur asem, sayur nangka, sambel telur, urap dan sambel ikan mas, dll.

Usai berfoto, sembilan unit mobil bergerak meninggalkan gang kutilang pada pukul 7:50 pagi, Pantai Ketapang Bahari berjarak 32 kilometer dari tempat mereka tinggal, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 3 menit dengan kecepatan sedang, tergantung kondisi lalu lintas, melalui Jl. Laksamana R.E. Martadinata dan Jl. Way Ratai. Rombongan tiba pada pukul 8:10 pagi. 

Tiket masuk per mobil termasuk parkir adalah 60 ribu rupiah, dengan sewa gazebo sebesar 50 ribu rupiah, kamar mandi bersih dengan air bersih seharga 5 ribu rupiah, dan tersedia juga mushola. Bagi yang ingin menyewa kapal, harganya adalah 250 ribu rupiah. 

Banyak pedagang keliling yang menawarkan berbagai makanan dan minuman, sehingga tidak menyesal jika datang ke sini dari jauh. Begitu masuk gerbang, pengunjung langsung disuguhkan dengan rindangnya pohon kelapa dan angin sepoi-sepoi, sangat direkomendasikan untuk mengajak keluarga ke sini.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Berbagai perlengkapan dan bahan makanan diturunkan, mereka menyewa 2 buah pondokan, lalu menggelar alas berupa banner bekas dan terpal yang sebelumnya digunakan untuk tarub penyembelihan hewan kurban. Alas ini digunakan untuk tempat duduk saat menikmati makan siang. Satu pondokan digunakan untuk mempersiapkan konsumsi, berupa makan siang, minuman, petis dan rujak. dan satu pondokan lagi digunakan untuk bernyanyi.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Bara api segera dinyalakan, ikan yang sudah dibersihkan dan dibumbui segera dibakar, lalu diserahkan kepada ibu-ibu untuk disajikan, setiap anggota keluarga mendapatkan 3 ekor ikan bakar. Sebagian ibu-ibu menyiapkan sambal kecap, juga sambal matah untuk mendampingi ikan bakar. Sebagian lagi menyiapkan es kelapa muda, dan es selasih, petisan dan rujak. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sebagian menikmati sejuknya air laut dengan melakukan aktivitas berenang atau sekedar berendam di air laut, ditemani alunan musik yang menyajikan aneka lagu lawas. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Menjelang dhuhur, acara makan siang dimulai, menempati tempat duduk yang disediakan setiap anggota keluarga makan siang bersama, dengan lauk utama ikan bakar, sambal kecap, sambal matah dan lalapan. Tentu saja masing-masing keluarga juga membawa lauk tambahan sesuai dengan kondisi masing-masing, mereka saling berbagi. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

 Berikut adalah beberapa testimoni dari warga yang ikut serta dalam acara tersebut:

- Johan: "Bagus banget bersih pantainya, pasirnya putih dan sejuk, seru pokoknya liburan di sini sama keluarga."
- Hartanto: "Tempat bersih, masuk per mobil atau per motor, ada wahana banana boat dan kapal penyeberangan."
- Leman: "Pantainya enak sejuk banyak pohon kelapanya jadi gak begitu terik kalau di siang hari."
- Mujiono: "Keren adem, tidak dingin dan tidak ramai, bersih pula, nyaman pokoknya, tiket masuk hanya 60 ribu plus parkir."
- Amet: "Pantainya sungguh menggoda dan pemandangannya sangat bagus, yang paling asyik tuh kita bisa nyeberang naik perahu."
- Aldo: "Lumayan buat acara keluarga, lapangannya cukup luas, pantai lumayan bersih."
- Firman: "Pantainya lumayan bersih dan bagus, termasuk murah. Biaya masuk dihitung per mobil. Ada pondokan, kamar mandi, mushola, dan fasilitas lainnya."
- Fahrawi: "Keren sekali, view-nya indah dengan pohon kelapa yang berjajar indah dan pasir putih yang lembut, bersih sekali."
- Setio: "Tempat yang bagus, nyaman, dan murah. Tapi hati-hati dengan bulu babi dan ikan lepu."
- Febrie: "HTM dihitung per kendaraan, kalau mobil 60 ribu, motor sekitar 30 ribu, pondokan 50 ribu, pantainya bersih, parkir luas, ada mushola dan kamar mandi."
- Bambang: "Alternatif pilihan tempat wisata pantai jika budget minim. Anak-anak aman berenang di sini karena airnya dangkal, pasirnya halus, dan ombak hampir tidak ada. Jika mau asyik berenang bisa ke tengah laut yang airnya lebih jernih tapi tidak terlalu dalam. Di sini juga bisa menyewa banana boat atau kapal untuk menyeberang ke pulau-pulau lain seperti Pulau Mahitam atau Pulau Kelagian Pahawang."

Setelah makan siang, peserta secara sukarela menyumbangkan lagu lewat aktif speaker yang mereka bawa. Sebagian bermain bola, berfoto, bahkan ada yang pergi memancing. Sebelum meninggalkan lokasi, mereka berfoto bersama dan melaksanakan shalat Ashar. Alhamdulillah, perjalanan pulang lancar tanpa kendala apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun