Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

No, Pinjol

22 Juni 2024   07:36 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang wanita bernama Yanti. Yanti bekerja sebagai guru di sebuah SMK di pinggir kota. Di sana, dia mengajar dengan penuh dedikasi meski gaji sering kali tertunda. Setiap hari, Yanti harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sering kali, ia harus meminjam uang dari teman-temannya, termasuk seorang kolega bernama Udin.

Pada tanggal 12 Juni, Yanti mengirim pesan kepada Udin:

"Pak Udin, assalamualaikum. Pak, pls wait a little longer ya.. sabar sedikit lagi ya.. aku mau kembaliin uangmu tapi kepake lagi untuk keperluan mendesak banget. Belum ada uang yang gede dan cukup untuk semuanya jadi harus bayar satu per satu. Maafin yaa.. "

Yanti merasa sangat tidak enak dengan keadaan ini. Hari-hari berlalu, dan masalah keuangan Yanti semakin berat. Pada tanggal 21 Juni, ia kembali mengirim pesan kepada Udin:

"Gak punya duit sama sekali Pak, gaji dan tunjangan ditunda-tunda jadi harus gali lubang tutup lubang, motor kejual, semua kegadai masih belum ketutup, nunggu gaji 13 belum cair-cair hikss."

Udin, yang juga seorang guru, selalu berusaha memberi semangat kepada Yanti:

"Semoga cepat cair. Pj Gubernurnya mantan guru."

Yanti menanggapi dengan sedikit rasa humor meski situasinya berat:

"Teman ku buka toko jualan dodol malahan dah kaya raya."; "Tega banget ya nahan-nahan tunjangan guru. Semoga mereka tobat."

Udin tertawa kecil dan berkata:

"Guru SMK harus kaya, mereka ngajari siswanya untuk jadi entrepreneur."

Namun, Yanti, single parent dengan dua anak yang sedang kuliah, tidak bisa berhenti memikirkan utang-utangnya dan terus mencari solusi:

"Ya Allah, semoga ada waktunya nanti aku bisa lunas hutang dan punya uang banyak. Jadi gaji 13 kita ini kapan tho ya?"

Pada akhirnya, Yanti memberanikan diri untuk meminta bantuan lagi:

"Pak.. aku mbok dipinjemin sejuta lagi sih buat bayar ini itu. Nanti aku kembaliin yang sejuta ini pas gaji 13."

Udin yang baik hati langsung menanggapi:

"Mana rek ya?"

Yanti mengirimkan nomor rekeningnya, merasa sangat terharu dengan kebaikan Udin:

"Ya Allah, sampean ini baik banget. Thank you so much. Aku masih nyimpen rekeningmu. Nanti aku transfer ke rekening mana, Pak? Biar begitu cek gaji 13 langsung aku transfer ke rekeningmu. Biar gak kepake untuk yang lain."

Udin hanya tersenyum, merasa senang bisa membantu sahabatnya di saat-saat sulit. Meski hidup mereka penuh tantangan, mereka tetap saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain. Hari demi hari, Yanti terus berusaha keras, dan akhirnya, gaji ke-13 cair. Yanti segera mengembalikan uang yang dipinjamnya, merasa lega dan bersyukur atas kebaikan Udin.

Di akhir cerita, Yanti dan Udin tetap bekerja dengan dedikasi di sekolah mereka, berharap suatu hari nanti, semua guru bisa hidup sejahtera dan tak perlu lagi memikirkan soal utang atau gaji yang tertunda. Mereka berdua percaya bahwa kebaikan dan kerja keras akan selalu membuahkan hasil yang manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun