Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

GWS Mbak Wiwit

21 Juni 2024   18:28 Diperbarui: 21 Juni 2024   18:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genduk berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit, mencari ruangan di mana Wiwit dirawat. Ia berhenti sejenak di depan meja informasi untuk memastikan arah yang benar. Setelah mendapatkan petunjuk, ia melanjutkan langkahnya menuju ruangan tempat Wiwit menunggu.

Ketika sampai di depan pintu ruangan, Genduk menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu perlahan sebelum membukanya. Di dalam, ia melihat Wiwit yang terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat namun berusaha tersenyum saat melihat Genduk masuk. Wiwit tampak lega melihat kehadiran sahabatnya.

Sementara itu, Sigit harus mengantar Mbak Nana ke Metro untuk mengambil barang-barang yang diperlukan Wiwit selama opname. Wiwit pun akhirnya sendirian di RS Urip. Kehadiran Genduk sangat berarti baginya, dan tanpa ragu, Genduk memutuskan untuk menginap di rumah sakit, menemani Wiwit yang cemas menunggu operasi.

Pukul 9:30 pagi, Sigit tiba kembali di RS Urip dengan wajah lelah namun penuh tekad. Ia harus menandatangani dokumen persetujuan tindakan operasi untuk Wiwit. Dengan hati-hati, ia membaca setiap lembar dokumen dan memberikan tanda tangan persetujuan.

Operasi dijadwalkan pukul 11 pagi, dan Wiwit akan dibius total. Genduk tetap berada di samping Wiwit, memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan sahabatnya. Ketika Wiwit dibawa ke ruang operasi, Genduk berdoa dalam hati, berharap semua akan berjalan lancar.

Pukul 5 sore, Wiwit sudah pulih dari efek operasi. Wajahnya tampak lebih lega meskipun masih terlihat lelah. Ia menunggu observasi dari dokter dan pengambilan obat berdasarkan diagnosa. Genduk yang tetap setia menemaninya merasa sedikit lega melihat kondisi sahabatnya yang berangsur membaik.

Akhirnya, saat dokter memberikan kepastian bahwa kondisi Wiwit stabil, Genduk meminta izin untuk pulang. Wiwit mengangguk dengan senyuman lemah namun penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Genduk. Kamu benar-benar sahabat yang luar biasa," ucap Wiwit.

Genduk tersenyum dan menggenggam tangan Wiwit untuk terakhir kalinya sebelum pulang. "Kamu istirahat yang banyak, Wiwit. Aku akan datang lagi besok," katanya.

Genduk kemudian meninggalkan rumah sakit dan naik angkutan online kembali ke rumah. Setibanya di rumah, ia langsung mandi dan bersiap melaksanakan shalat Magrib, mengucapkan syukur atas kelancaran operasi Wiwit dan berdoa untuk kesembuhan sahabatnya yang tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun