Di sebuah Madrasah Tsanawiyah, suasana begitu ramai dan penuh harap. Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa dan orang tua, yaitu hari pembagian rapor. Yani, wali kelas yang sabar dan berdedikasi, berdiri di depan kelasnya yang terdiri dari 32 siswa. Setiap siswa didampingi oleh orang tua mereka, ada yang datang bersama ayah, ibu, atau bahkan keduanya.
Pagi itu, Yani memulai dengan ucapan selamat datang dan rasa terima kasihnya kepada para orang tua yang telah meluangkan waktu untuk hadir. "Hari ini adalah hari yang spesial, karena kita akan melihat hasil dari kerja keras anak-anak kita selama satu semester," kata Yani dengan senyum hangat. Ia kemudian mengundang setiap siswa untuk maju ke depan bersama orang tua mereka.
Setiap kali seorang siswa maju, Yani memberikan rapor dan menjelaskan perkembangan akademik serta perilaku mereka di sekolah. Tidak jarang, Yani mengundang siswa tersebut untuk berbicara langsung kepada orang tuanya tentang pengalaman dan kemajuan yang mereka rasakan.
"Bagaimana perasaanmu tentang semester ini, Dina?" tanya Yani kepada seorang siswi yang tampak sedikit gugup.
Dina tersenyum malu-malu dan berkata, "Saya merasa lebih percaya diri sekarang, Bu. Terima kasih atas bimbingannya."
Setelah mendengar cerita Dina, orang tuanya merasa bangga dan mengucapkan terima kasih kepada Yani. "Terima kasih sudah mendukung Dina, Bu Yani," kata ibu Dina sambil memberikan sebuah kotak kue sebagai tanda terima kasih.
Yani menerima kue itu dengan senyum tulus, "Terima kasih banyak, Bu. Semoga Dina semakin berprestasi."
Sesi demi sesi berlalu dengan penuh kehangatan. Ada orang tua yang memberikan mukena, sajadah, dan berbagai hadiah kecil lainnya sebagai ungkapan terima kasih atas perhatian dan kerja keras Yani dalam mendidik anak-anak mereka.
Ketika giliran Siti tiba, ia maju dengan ayah dan ibunya. "Siti menunjukkan kemajuan yang sangat baik dalam matematika dan sains," kata Yani sambil memberikan rapornya. "Teruslah bersemangat, Siti."
Siti menatap orang tuanya dan berkata, "Saya ingin menjadi dokter suatu hari nanti, dan saya akan belajar lebih giat untuk mencapai impian itu."
Orang tua Siti terharu mendengar tekad anak mereka. "Kami sangat bangga padamu, Siti," kata ayahnya sambil tersenyum lebar.