Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail

16 Juni 2024   04:57 Diperbarui: 16 Juni 2024   07:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah rumah sederhana, keluarga Ihsanuddin sedang sibuk mempersiapkan diri menyambut hari Arafah. Ihsanuddin, seorang ayah yang bijaksana, selalu ingin mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anaknya, termasuk Lukman Hakim, putra sulungnya yang berusia sepuluh tahun.

Hari ini, 15 Juni 2024, bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1445 H. Di Tanah Suci, umat Islam yang menunaikan ibadah haji sedang menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf, puncak dari ibadah haji. Meski tidak berada di Mekah, Ihsanuddin ingin menciptakan suasana haji di rumah bersama keluarganya, terutama dengan berpuasa Arafah.

"Puasa Arafah ini punya keutamaan besar, Nak," kata Ihsanuddin kepada Lukman sambil menyiapkan sarapan sahur. "Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa ini bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang."

Lukman mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia selalu tertarik mendengar kisah-kisah tentang Nabi dan ibadah haji. "Ayah, kenapa kita puasa Arafah kalau kita tidak di Arafah?" tanyanya polos.

"Puasa ini adalah bentuk solidaritas kita dengan jamaah haji yang sedang berwukuf di Arafah. Selain itu, ini cara kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT," jawab Ihsanuddin sambil tersenyum.

Setelah sahur, mereka melakukan shalat Subuh berjamaah. Ihsanuddin memimpin doa, memohon agar Allah SWT menerima amal ibadah mereka. Setelah itu, mereka duduk bersama di ruang keluarga, membahas tentang Arafah dan kisah Nabi Ibrahim AS.

"Coba bayangkan, Nak," kata Ihsanuddin sambil membuka buku cerita, "Nabi Ibrahim dan Ismail begitu taat kepada Allah SWT. Mereka rela berkorban demi menjalankan perintah-Nya. Ini pelajaran penting buat kita."

Lukman mengangguk mengerti. Ia merasa kagum dengan keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Ismail. "Ayah, aku ingin jadi seperti mereka, selalu taat kepada Allah," katanya dengan penuh semangat.

Hari itu, Ihsanuddin dan Lukman menghabiskan waktu bersama dengan berbagai kegiatan ibadah. Mereka membaca Al-Qur'an, berdoa, dan mendengarkan ceramah tentang hikmah ibadah haji. Ihsanuddin juga mendorong Lukman untuk berbagi cerita tentang apa yang sudah ia pelajari.

"Bagaimana menurutmu, Nak, apa arti ibadah haji?" tanya Ihsanuddin.

"Bagi aku, haji adalah bukti cinta kita kepada Allah. Kita berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan perintah-Nya, meski harus menempuh perjalanan jauh dan melakukan banyak hal," jawab Lukman dengan penuh keyakinan.

Menjelang maghrib, mereka menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa. Ihsanuddin memasak hidangan khas Timur Tengah, mengingatkan mereka pada suasana di Tanah Suci. Saat adzan maghrib berkumandang, mereka berbuka dengan penuh rasa syukur, merasakan kebersamaan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Setelah shalat maghrib berjamaah, Ihsanuddin mengajak keluarganya untuk berdoa bersama. "Ya Allah, terimalah puasa kami, ampuni dosa-dosa kami, dan berikan kami kesempatan untuk bisa menunaikan haji di masa depan," doanya penuh harap.

Malam itu, Ihsanuddin dan Lukman tidur dengan hati yang tenang dan bahagia. Meski tidak berada di Arafah, mereka merasakan keberkahan dan keindahan ibadah haji di rumah. Ihsanuddin yakin, pengalaman ini akan menjadi kenangan berharga bagi Lukman, mengajarkannya nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan yang akan ia bawa sepanjang hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun