Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teman, Mengapa Kau Sombong?

10 Juni 2024   14:58 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teman, oh teman, mengapa kau sombong?
Berjalan angkuh, kepala terangkat tinggi,
Mungkin hati kecilmu tak pernah berbohong,
Ada keraguan yang tak bisa kau sembunyi.

Di balik tawa dan senyuman penuh kepura-puraan,
Ada luka yang tak terlihat mata,
Ketidakpercayaan diri menjadi alasan,
Menghiasi sikapmu dengan kesombongan yang nyata.

Ceritakanlah tentang prestasi yang kau raih,
Aku mendengarkan dengan sabar, tanpa berkeluh,
Setiap kata, setiap pujian yang kau inginkan,
Aku berikan dengan tulus, agar hatimu tak rapuh.

Namun, kawan, sadarkah kau tentang diriku?
Tak perlu kita berlomba dalam kesempurnaan,
Setiap dari kita memiliki waktu dan jalan sendiri,
Jangan bandingkan, jangan remehkan, kita semua berharga.

Mari kita tetapkan batasan dalam bersahabat,
Aku tak nyaman dengan cemoohan atau hinaan,
Bicaralah dengan lembut, dan aku akan mendengarkan,
Agar kita bisa saling mengerti dan menghargai.

Mungkin kesombonganmu adalah tameng,
Untuk menutupi rasa takut dan tak percaya diri,
Aku di sini, siap mendengarkan keluh kesah,
Bersama kita hadapi, bersama kita kuatkan hati.

Ayo, mari kita beraktivitas bersama,
Bangun kerjasama dalam setiap langkah,
Dalam tim, kita belajar menghargai,
Menghilangkan ego, menjalin persahabatan yang indah.

Aku akan menjadi contoh yang baik,
Rendah hati dalam setiap langkahku,
Dengan harapan kau akan melihat,
Bahwa ketulusan adalah jalan yang sejati.

Jika semua upaya tak berhasil,
Aku akan menjaga jarak dengan hati-hati,
Bukan memutuskan, namun memberi ruang,
Agar kita tetap bisa bernapas lega.

Ketika hubungan kita cukup dekat,
Aku akan berbicara dengan jujur,
Sampaikan perasaanku dengan lembut,
Agar kau memahami apa yang kurasakan.

Jika perlu, aku akan meminta bantuan,
Dari teman lain atau pihak ketiga,
Untuk memberikan perspektif yang lebih baik,
Agar hubungan kita tetap harmonis dan indah.

Kawan, kesombonganmu bukanlah akhir,
Aku percaya, di baliknya ada ketulusan,
Dengan pengertian dan kerjasama,
Kita bisa membantu satu sama lain menjadi lebih baik.

Semoga puisi ini menjadi pengingat,
Bahwa setiap dari kita punya alasan,
Mari kita saling menguatkan dan menghargai,
Dalam persahabatan yang tulus dan penuh kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun