Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumpukan Jerami

9 Juni 2024   15:20 Diperbarui: 9 Juni 2024   15:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh kebun jati yang rimbun, hiduplah seorang wanita bernama Dewi. Suatu hari, Dewi bertemu dengan seseorang yang telah lama dinantikannya. Mereka pernah berjanji untuk bertemu di suatu waktu dan tempat yang tak terdefinisikan, dan hari itu tiba tanpa disangka-sangka.

Dewi ingat saat pertama kali ditanya, "Kapan kau siap menjadi permaisuriku?" Jawabannya datang dalam bentuk isyarat yang tak biasa. Dia berkata bahwa matahari akan bersinar terang, namun hujan gerimis akan menyertainya. Dia mengibaratkan bahwa malam masih pekat, namun mentari telah muncul di ufuk. Kemarau telah melanda dusun, namun anak-anak sungai tetap pasang.

Hari itu, mereka berpapasan di pertigaan jalan setapak kebun jati. Daun-daun meranggas memenuhi bumi, tetapi tanah basah kuyup oleh embun pagi. Di balik tumpukan jerami, seseorang membawakan Dewi sejumput remah-remah dan sepasang gaun cantik berwarna biru malam.

Dia berbisik lirih kepada Dewi, "Saat ini adalah musim pancaroba dan aku datang memenuhi janji. Aku telah siap untuk menjadi pengantinmu."

Dewi merasa kehilangan kata-kata. Semua isyarat dan tanda yang diberikan ternyata benar adanya. Momen itu begitu indah dan penuh makna, tak terdefinisikan oleh kata-kata biasa. Di tengah kebun jati yang rimbun, di bawah sinar matahari yang bersinar bersama gerimis hujan, Dewi menemukan jawaban atas pertanyaannya. Mereka berdua bersatu dalam kebahagiaan yang telah lama dinantikan, mengukir cerita cinta yang abadi di desa kecil mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun