Di sebuah grup alumni, percakapan pagi itu ramai dengan ucapan selamat dan candaan. Pak Ganjar, salah satu anggota grup, baru saja menggelar pesta pernikahan untuk anaknya. Meskipun acara tersebut meriah, tidak semua teman-temannya di grup diundang. Namun, mereka tetap memberikan ucapan selamat dengan tulus.
"Selamat dapat mantu, Pak Ganjar! Semoga anandanya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Aamiin," tulis Wida Nurvaif. Ia kemudian menambahkan, "Aku gak duwe undangan jadi ora iso teko. "
Bu Sri langsung menimpali, "Jagong manten ko boten undang undang."
Pak Mustaqim menambahkan, "Sing manten pak ganjar."
Percakapan terus berlanjut dengan tawa dan doa-doa baik. Banyak yang mengucapkan selamat dan mendoakan kebahagiaan untuk keluarga Pak Ganjar. Elfi Kurniasih menulis, "Masyaallah...Â
selamat pak Ganjar, ikut berbahagia, semoga pengatinnya samara senantiasa. Aamiin yaa Rabb."
Bu Hanifah juga turut berkomentar, "Iyo, aku juga gak diundang. Sing penting doanya untuk ananda Pak Ganjar, semoga pengatinnya samara senantiasa. Aamiin yaa Rabb. Biasanya kalau mau ada hajat, gupek, jadi banyak kelupaan."
Â
Dokumen Pribadi
Pak Ganjar kemudian muncul di grup, membalas ucapan-ucapan tersebut dengan hangat. "Aamiin... Terima kasih doanya untuk seluruh sedulur grup ini, maaf tidak bisa ngundang karena gupek jadi lupa... betul kata Bu Hanifah. Tapi kalau sempat datang di acara ngunduh mantu, monggo kalau ada waktu dipersilahkan datang ke rumah saya. "
Grup alumni tersebut memang selalu ramai dan penuh kehangatan. Mereka saling mendukung, berbagi kebahagiaan, dan saling menguatkan. Meski tak selalu bisa hadir secara fisik, doa dan dukungan dari teman-teman tetap mengalir deras. Pak Ganjar merasakan betapa beruntungnya memiliki sahabat-sahabat seperti mereka, yang selalu ada meski jarak memisahkan.
Pagi itu, obrolan di grup alumni menjadi saksi betapa persahabatan dan kebahagiaan dapat dibagi dengan cara yang sederhana namun bermakna. Pak Ganjar tersenyum, membayangkan betapa riuh dan hangatnya acara ngunduh mantu nanti jika teman-teman lamanya bisa datang. Dalam hatinya, ia berterima kasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan.
Acara ngunduh mantu pun tiba. Pak Ganjar dengan senyum lebar menyambut tamu-tamunya. Beberapa teman dari grup alumni yang bisa hadir datang dengan membawa kebahagiaan. Suasana penuh canda tawa dan nostalgia mewarnai hari itu. Pak Ganjar pun merasa lega, karena meskipun banyak yang tidak bisa hadir, doa dan harapan baik tetap mengalir untuk kebahagiaan anaknya.
Di akhir hari yang panjang namun membahagiakan, Pak Ganjar duduk di teras rumahnya, menatap langit malam yang cerah. Dalam hati, ia bersyukur atas hari yang penuh berkah ini, atas keluarga dan teman-teman yang selalu mendukungnya."Terima kasih, teman-teman," bisiknya pelan. "Terima kasih."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H