Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Awal Petualangan Baru

4 Juni 2024   09:54 Diperbarui: 4 Juni 2024   09:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan di Jakarta membuat Mujiono, Winarno, dan Laksmi melakukan perjalanan menggunakan pesawat udara. Di dalam pesawat yang sedang bersiap-siap untuk lepas landas, seorang penumpang duduk dengan tenang di kursi tepi. Dia memilih tempat di sebelah jendela, bukan karena rasa takut atau kekhawatiran, melainkan karena keinginan yang kuat untuk melihat dunia dari ketinggian.

Saat pesawat mulai bergerak menuju landasan pacu, Laksmi meraih momen itu dengan penuh antusiasme. Pandangannya terpaku pada jendela yang memberinya pandangan luas ke luar. Di dalam hatinya, pertanyaan-pertanyaan bermunculan.

"Apa yang ingin aku lihat?" tanyanya pada dirinya sendiri, dengan rasa ingin tahu yang tak terbendung.

Dia ingin melihat segala hal yang hanya bisa dilihat dari atas. Dia ingin menyaksikan bandara yang sibuk, dengan pesawat-pesawat lain yang mendarat dan lepas landas. Dia ingin melihat awan-awan yang berarak lembut di langit, membelah birunya langit dengan keindahannya yang tak tergantikan. Dia ingin melihat lautan yang luas, tanpa batas yang dapat diukur oleh pikiran manusia. Dan dia ingin melihat sayap pesawat, yang terus berdenyut ritmis menaklukkan angkasa.

Namun, di tengah semua keinginannya itu, dia menyadari suatu hal yang lebih berharga. "Memang dengan semua itu, apa yang aku dapatkan?" tanyanya pada dirinya sendiri, merenung dalam keheningan.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dan jawabannya datang dengan tenang, mengalir seperti arus yang mengalir perlahan di dalam dirinya. Dia menyadari bahwa keindahan yang dia saksikan, baik dari atas pesawat atau dari bumi, tidak pernah dapat diukur dengan mata kasar. Itu adalah momen-momen yang menginspirasi, momen-momen yang menghadirkan kedamaian dan keindahan dalam kehidupannya.

Di dalam hatinya, dia merasakan rasa syukur yang mendalam untuk pengalaman yang sedang dia rasakan. Dan di dalam pesawat yang melaju dengan mantap ke angkasa, dia merasa bahwa setiap momen adalah sebuah puisi yang mengalir dengan indah, mengisi hidupnya dengan makna dan kebahagiaan.

Pesawat perlahan naik ke langit, meninggalkan daratan di bawahnya. Mujiono, Winarno, dan Laksmi menikmati pemandangan yang spektakuler dari jendela mereka. Mereka berbicara tentang harapan dan impian mereka, tentang kesempatan yang akan datang di pelatihan tersebut, dan tentang masa depan yang cerah.

"Perjalanan ini adalah awal dari petualangan baru," kata Winarno dengan semangat.

"Betul sekali," jawab Laksmi. "Kita akan belajar banyak, bertemu orang-orang baru, dan kembali dengan pengetahuan dan pengalaman yang berharga."

Mujiono tersenyum dan menambahkan, "Dan kita akan selalu mengenang momen-momen ini, saat kita terbang tinggi di atas awan, mengejar impian kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun