Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Diksi sebagai Seni Bahasa

30 Mei 2024   21:48 Diperbarui: 30 Mei 2024   22:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam KBMN gelombang ke-29, pada Jum'at, 4 Agustus 2023, sebuah sesi menarik bertajuk "Diksi Sebagai Seni Bahasa" diadakan dengan penuh semangat. Saya, Winarno, hadir sebagai peserta dengan resume ke-18, siap untuk menjelajahi dunia bahasa melalui lensa diksi yang kaya. Acara ini dipandu oleh moderator yang energik, Widya Arema, yang siap memfasilitasi diskusi yang menarik.
Narasumber pada acara ini adalah Maesaroh, M.Pd, yang lebih dikenal dengan nama panggilan Maydearly. Sebagai seorang ahli bahasa dan pengajar, Maydearly membawa pengalaman dan pengetahuannya yang luas dalam mengungkapkan esensi diksi sebagai seni bahasa.


Diksi, sebagai seni pilihan kata, memegang peran sentral dalam keindahan dan ekspresivitas sebuah karya. Dalam sesi ini, Maydearly mengajak kita menyelami 5 jurus mempertajam diksi, merangkai kata demi kata agar karya menjadi lebih memukau dan menarik pembaca.

1. Sense of Touch

Menggambarkan detail dengan melibatkan indra peraba, menjadikan tulisan hidup dengan sensasi yang dapat dirasakan langsung pada kulit.

  • Kulitnya terasa halus seperti sutra ketika dia membelai pipiku dengan lembut.
  • Permukaan kayu yang kasar menggesek pelan di telapak tanganku saat aku meraba dinding gua.
  • Saat kucium bunga mawar itu, daunnya terasa segar dan lembut di antara jari-jariku.
  • Dalam dinginnya malam itu, angin bertiup lembut dan menyentuh wajahku seperti belai sayap burung.
  • Saat menggenggam pasir di pantai, butiran-butiran halus itu terasa menyatu di antara jemari tanganku.
  • Rambutnya terurai panjang, dan saat kusentuh, helai demi helai terasa lembut di ujung jemariku.
  • Air hujan yang jatuh membasahi kulitku dengan lembut, menyentuhku seperti belai kasih sayang.
  • Ketika kukecup bibirnya, kulitnya terasa hangat dan mengundang di bawah sentuhan lembutku.
  • Saat kusentuh permukaan kaca yang licin, jari-jariku merasakan dinginnya material itu.
  • Sentuhan bulu halus anjing kesayanganku menyentuh pipiku, memberiku rasa nyaman dan hangat di dalam hati.

    2. Sense of Smell

    Membawa pembaca ke dalam pengalaman dengan memanfaatkan indra penciuman, menjadikan narasi semakin kaya dengan memadukan sensasi penciuman dan penglihatan.

  • Di warung kopi itu, aroma kopi yang harum menyatu dengan uap panas yang menguar, menciptakan suasana yang memikat bagi para pengunjung.
  • Ketika aku memasuki dapur ibuku, aroma rempah-rempah yang sedap segera menguar, mengingatkan aku pada masa kecilku di desa.
  • Di kebun bunga itu, semerbak harum mawar dan melati menyambutku saat aku melangkah masuk, menyatu dengan warna-warni bunga yang memikat mata.
  • Saat kucium buku lama itu, aroma kertas yang usang namun harum segera memenuhi hidungku, membawa aku pada kenangan masa kecil di perpustakaan desa.
  • Di tengah hutan yang rimbun, aroma tanah basah dan dedaunan segar menguar, memadukan indra penciuman dan penglihatan dalam satu pengalaman alam yang menyegarkan.
  • Di bazar pasar malam, aroma rempah-rempah yang pedas dan manis bersatu dengan asap yang menguar dari dapur-dapur pinggir jalan, menciptakan panorama hidup di malam yang sibuk.
  • Saat kusentuh kue yang baru keluar dari oven, aroma manis vanila dan kayu manis langsung menyergap hidungku, membuatku tidak sabar untuk mencicipinya.
  • Ketika aku membuka pintu ruangan parfum, aroma bunga-bunga yang segar dan wangi musk segera menyelimuti ruangan, menciptakan suasana yang mewah dan eksklusif.
  • Di tepi pantai, angin laut membawa aroma garam dan udara segar yang khas, memadukan indra penciuman dan penglihatan dengan gemerlapnya ombak di cakrawala.
  • Saat aku menikmati sajian masakan tradisional, aroma rempah-rempah yang harum dan pedas langsung menyedot perhatianku, menciptakan pengalaman yang lezat bagi indera penciuman dan penglihatan.

    3. Sense of Taste

    Menampilkan energi sekitar dengan merangkai kata-kata yang membangkitkan rasa, memperkaya pengalaman membaca dengan memperhatikan setiap nuansa yang ada di sekitar.

  • Saat menggigit buah segar dari kebun sendiri, rasanya manis dan juicy seperti matahari pagi yang memancarkan kehangatan.
  • Ketika menyicipi masakan pedas di jalanan kota, rasa pedasnya menyala seperti semangat kaum muda yang berkumpul di sekitar.
  • Setiap tegukan kopi hitam itu memberi energi seperti hembusan angin sejuk yang membangkitkan semangat di pagi hari.
  • Saat mencicipi hidangan tradisional yang gurih, rasanya mengingatkan pada keramaian pasar dan tawa-tawa penjual yang ramai.
  • Ketika menikmati makanan laut segar, rasa asinnya membawa kesegaran seperti semilir angin dari laut yang membawa aroma segar.
  • Setiap suapan sup hangat itu membangkitkan rasa hangat di dalam hati, seperti dekapan dari keluarga yang penuh kasih.
  • Saat menikmati hidangan manis dari toko kue terkenal, rasanya seperti memasuki dunia dongeng yang penuh keajaiban dan kebahagiaan.
  • Ketika mencicipi makanan pedas dari negara eksotis, rasa pedasnya menggugah seperti ritme musik yang memukau di sekitar pasar malam.
  • Setiap gigitan burger yang juicy memancarkan kelezatan seperti sorakan penonton di stadion yang meriah.
  • Saat menikmati minuman dingin di hari yang panas, rasanya segar seperti tetesan air hujan yang menyegarkan tanah kering.

    4. Sense of Sight

    Mengundang pembaca untuk melihat bukan hanya membaca, dengan prinsip "Show don't tell", menceritakan dengan gambaran yang kuat sehingga pembaca dapat merasakan kehadiran adegan yang dijelaskan.

  • Langit senja menggambarkan warna-warna yang memukau; perpaduan jingga, merah muda, dan ungu menciptakan lukisan alam yang menakjubkan di ufuk barat.
  • Di tepi danau, sinar matahari senja memantul di permukaan air yang tenang, menciptakan kilauan emas yang memukau.
  • Di tengah hutan lebat, pepohonan raksasa menjulang ke langit biru, menyajikan panorama alam yang megah dan mempesona.
  • Dari balik jendela, hamparan padang rumput yang hijau terbentang luas, bergoyang pelan oleh angin yang lembut.
  • Di atas bukit, panorama kota yang gemerlap terbentang di bawah langit malam yang berbintang, menciptakan pemandangan yang mempesona dan romantis.
  • Di sepanjang jalan pedesaan, rumah-rumah beratap jerami dan ladang-ladang hijau membentuk lanskap yang kental dengan nuansa tradisional.
  • Di tengah hujan lebat, tetesan air yang berkilauan terlihat seperti permata berkilau di bawah sorotan lampu jalan.
  • Di pasar ramai, warna-warni tenda dan gerobak dagangan menciptakan suasana yang riuh dan penuh kehidupan.
  • Di pantai, ombak yang bergulung-gulung membentuk lukisan yang dinamis, menarik perhatian dengan keindahan alam yang kasar namun memikat.
  • Di kebun bunga, berbagai macam bunga yang berwarna-warni terbentang seperti kanvas raksasa yang diwarnai oleh sentuhan alam yang kreatif.

    5. Sense of Hearing

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
    Lihat Bahasa Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun