Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Silaturahim Guru Al Kautsar

1 Mei 2024   08:16 Diperbarui: 1 Mei 2024   08:46 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kala senja memerah di Pantai Klara, Winarno, seorang guru di MTsN 1 Bandar Lampung, menatap deburan ombak dengan pikiran melayang ke masa lalu. Menjadi tua itu pasti, pikirnya, namun senang sekali bisa berjumpa dengan teman-teman lama. Ia teringat awal-awal menjadi guru, saat bergabung dengan Yayasan Al Kautsar pada tahun 1992. Setelah tiga tahun, ia melanjutkan perjalanan hidupnya ke MTsN 1 Bandar Lampung, hingga sekarang.

Saat sedang mengikuti kegiatan outbond di pantai itu, dia tak disangka bertemu dengan salah seorang alumni guru Al Kautsar, Zainul. Zainul mengajaknya bergabung dengan grup alumni guru Al Kautsar pada bulan Februari 2024. Dan bulan April 2024, salah seorang anggota grup alumni guru Al Kautsar, Wida Nurvaif, mengundangnya untuk menghadiri pertemuan alumni di kediamannya.

Di sela-sela obrolan di grup WhatsApp alumni, nama-nama seperti Zacky AK, Hanifah Mukti, Dra. Supariem, Handayani AK, Septinayati AK, Bertakodri AK, dan Septi Aprili saling bersahutan, membagi cerita, serta bernostalgia.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Wida Nurvaif, sebagai inisiator acara, dengan hangat menyambut kedatangan setiap tamu. Ucapan terima kasih dan doa bersama dilontarkan oleh para hadirin, seperti Dra. Supariem, Handayani AK, Septinayati AK, dan yang lainnya.

Tawa dan canda pun tidak terelakkan dalam suasana kebersamaan itu. Amaroh AK mencoba mengingatkan Septi Upi tentang kenangan masa lalu, sementara Zacky AK dan Hanifah Mukti merencanakan pertemuan selanjutnya di Lampung.

Dalam keramaian itu, Winarno merenung. Silaturahim seperti ini, meskipun hanya sekadar pertemuan di grup WhatsApp atau reuni kecil-kecilan, memiliki makna yang dalam baginya. Ia merasa terhubung kembali dengan jejak masa lalunya, dengan perjalanan panjang sebagai seorang pendidik. Dan dari sinilah ia mengerti, bahwa usia mungkin bertambah, namun semangat untuk terus berbagi dan terhubung dengan orang-orang yang pernah bersama-sama di perjalanan hidupnya, tetap akan terus berkobar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun