Joko memandang Tugiyo dengan keheranan, namun Tugiyo nampak tenang. "Mungkin salah ruangan, terima kasih, Mbak," ucap Tugiyo sopan.
Mereka berdua segera berbalik arah dan mengikuti petunjuk Cak Lis menuju ruang anggrek. Tanpa berkata apa-apa lagi, kedua sahabat itu masuk ke dalam rumah sakit. Mereka melewati lorong-lorong yang sunyi, dihiasi oleh aroma obat-obatan yang khas. Akhirnya, mereka tiba di ruang perawatan tempat Pak Iqbal dirawat. Sesampainya di sana, suasana ruangan terasa lebih sejuk dan tenang. Mereka menemukan Pak Iqbal yang terbaring di tempat tidur dengan infus yang tersambung ke tangannya.
Di sana, mereka melihat Pak Iqbal terbaring lemah di atas tempat tidur, wajahnya pucat namun tetap menampilkan senyuman lembut saat melihat kedatangan kedua muridnya.
"Pak Iqbal, bagaimana kabar Anda?" tanya Joko dengan hati yang bergetar.
Pak Iqbal tersenyum tipis. "Terima kasih, anak-anak. Saya sedang berusaha semaksimal mungkin untuk pulih."
Mereka bertiga kemudian menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang ringan, mengingat momen-momen manis di masa lalu dan memberikan semangat kepada Pak Iqbal untuk tetap optimis menghadapi kondisinya. Meskipun ruangan anggrek tidak terlalu besar, namun kehangatan dan kebersamaan mereka membuat ruangan itu terasa penuh cahaya.
------
Answer the following questions;Â
1. What is Joko's reaction upon receiving a message from Tugiyo during class?
A) He ignores it.
B) He responds immediately.
C) He asks the teacher for permission to leave.
D) He shares it with his classmates.
2. Where is Pak Iqbal, the beloved teacher, being treated?