Mohon tunggu...
putririndiyani
putririndiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PESANTREN

- READING AND WRITING - BUYA HAMKA and HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Diplomasi Nabi Ibrahim As dan Nabi Sulaiman As

29 Agustus 2022   16:30 Diperbarui: 29 Agustus 2022   16:46 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Diplomasi Nabi Ibrahim As dan Nabi Sulaiman as

Diplomasi merupakan sebuah aktifitas politik suatu negara untuk menggapai kepentingan atau mempertahankan kepentingan negara, diplomasi ini sangat kental dengan kegiatan negoisasi, perdamaian ataupun kerjasama. Pembahasan mengenai Diplomasi tidak hanya dibahas di dunia Barat saja, nyatanya dalam Islam terdapat banyak kisah mengenai Diplomasi salah satunya adalah kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Sulaiman as.

Dalam perspektif Islam, Diplomasi dinyatakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan umat dimana Diplomasi Islam lebih mengutamakan kerjasama serta perdamaian, definisi mengenai Diplomasi sendiri sudah ada di dalam Al-Qur'an jauh sebelum ditemukan oleh keilmuan Barat. 

Meskipun tidak tertera secara langsung Al-Qur'an menjelaskan makna Diplomasi, macam dan prinsipnya melalui sebuah Qhisoh atau kisah baik itu kisah Rasulullah saw ataupun kisah-kisah orang terdahulu.

Diplomasi dalam Kisah Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as merupakan nabi dari keturunan Sam anak nabi Nuh as, beliau lahir di wilayah Kaldaniyyun di kawasan Babilonia. Nabi Ibrahim as adalah salah satu Khailullah (kekasih Allah) yang merupakan nabi Ulul Azmi dimana namanya disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Qur'an salah satunya dalam Q.S Al-An'am ayat 75-83. 

Nabi Ibrahim as, adalah nabi yang memiliki hati lembut dan penyantun, darinya lah lahir dua putra yang dikemudian hari menjadi nabi begitu pula keturunannya.

Kisah Nabi Ibrahim as dengan Raja Namrud menjadi kisah yang mengandung nilai-nilai diplomasi, dimana Nabi Ibrahim as yang saat itu masih remaja berani membuktikan bahwa berhala yang selama ini disembah oleh rakyat Raja Namrud bukanlah Tuhan yang sesungguhnya. 

Untuk membuktikan kepentingannya nabi Ibrahim as, menghancurkan semua berhala dengan kapak dan menyisakan satu yang paling besar serta menancapkan kapak tersebut di kepala berhala, hal ini bertujuan agar Raja Namrud dan para pengikutnya menyadari bahwa sangatlah mustahil bila sebuah berhala mampu menghancurkan berhala yang lain dan memahami bahwa sesungguhnya berhala bukanlah Tuhan yang maha mengabulkan seperti yang diyakini oleh Raja Namrud dan pengikutnya.

Meskipun strategi nabi Ibrahim as akhirnya menghasilkan konflik dengan dibakarnya nabi Ibrahim as, kisah diplomasi antara nabi Ibrahim as dengan Raja Namrud menggambarkan bahwa kegiatan diplomasi tidaklah selalu berujung damai malah bisa sebaliknya.

Diplomasi dalam Kisah Nabi Sulaiman as.

Berbalik dengan kisah nabi Ibrahim as, Nabi Sulaiman as dalam kisahnya menghasilkan diplomasi yang mencapai perdamaian. 

Nabi Sulaiman as atau Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid merupakan seorang Putra yang mewarisi kekayaan ayahnya nabi Daud as dan juga mewarisi perjuangan untuk mendakwahkan risalah kenabian merupakan nabi dengan kisah yang banyak dan menakjubkan. 

Salah satu kisahnya adalah kisah nabi yang mampu memahami bahasa binatang dan menundukan golongan Jin diantaranya Jin Ifrit, kisah lainnya adalah mengenai Kisah nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis.

Kisah nabi Sulaiman as dengan Ratu Balqis menjadi rujukan perihal bentuk dan cara berdiplomasi, sebagai seorang pemimpin Ratu Balqis dapat melahirkan pemikiran yang hingga sekarang diadopsi oleh pemimpin-pemimpin negara yaitu ucapanya "dari pada mengadakan peperangan lebih baik melindungi rakyat dan mengamankan aset yang ada di kerajaan" hal ini dilontarkan ketika nabi Sulaiman as mengirimkan risalah atau surat kepada Ratu Balqis untuk ikut menyembah dan mengimani apa yang diimani oleh nabi Sulaiman as, dimana saat itu seluruh penghuni kerajaan Ratu Balqis masih menyembah Matahari.

Secara umum, strategi yang digunakan oleh nabi Sulaiman as dikisahkan dalam Q.S Al-Naml ayat 22- 23, teknik ini dinamakan dengan diplomasi Persuasif dimana kedua penguasa berusaha mencegah konflik atau peperangan dan mengedepankan negoisasi, diplomasi persuasive memiliki banyak bentuk diantaranya perjanjian, surat-menyurat ataupun mengirimkan duta atau delegasi ke negara tujuan.

Demikian kisah diplomasi nabi Ibrahim as dan nabi Sulaiman as, melalui kisah ini terbukti bahwa Al-Qur'an sebagai warisan nabi Muhammad saw tidak melewatkan hal-hal penting bagi kehidupan manusia dimasa nabi juga masa yang mendatang. Meskipun saat ini praktek diplomasi sudah mulai berkembang dan mengalami banyak perubahan sejatinya praktek diplomasi sudah dicontohkan di masa kenabian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun