Mohon tunggu...
Muhammad Pascal Fajrin
Muhammad Pascal Fajrin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A kid from yesterday, today

Cukup antusias dengan kereta api sejak kecil

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Polemik Impor KRL Bekas: Usulan Retrofit KRL Kurang Tepat

3 April 2023   10:06 Diperbarui: 4 April 2023   17:00 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan teknologi primitif di Jepang, karena KRL-KRL yang menggunakan kipas angin ini aslinya merupakan KRL tanpa pendingin udara sebagaimana KRL-KRL ekonomi yang pernah beroperasi di Jabodetabek. KRL-KRL tersebut baru dipasangi pendingin udara di akhir 1980an hingga pertengahan 1990an.

Selain itu, kipas angin ini juga sering menjadi sasaran penumpang awam. Penumpang awam merasa "tertipu" karena mengira kalau KRL tersebut bukan KRL berpendingin udara karena panas saat penuh sesak. 

Padahal memang berpendingin udara, terdapat boks pendingin udara di atap kereta, hanya saja memang masih menggunakan teknologi primitif dan bukan menggunakan blower panjang seperti pada KRL modern yang dibuat oleh Jepang mulai tahun 1980an hingga kini.

KRL tua juga masih 8 kereta saja, sering diprotes penumpang

Sumber masalah komuter Jabodetabek saat ini adalah keberadaan KRL-KRL tua dengan SF 8 gerbong yang terlalu banyak | Foto penulis
Sumber masalah komuter Jabodetabek saat ini adalah keberadaan KRL-KRL tua dengan SF 8 gerbong yang terlalu banyak | Foto penulis

Selain masalah usia, beberapa KRL yang sudah tua dalam daftar tersebut juga merupakan KRL dengan SF 8 gerbong. Saat ini, KAI Commuter mengoperasikan 26 rangkaian KRL dengan SF 8 gerbong. 

Jumlah ini telah bertambah drastis dari sebelumnya hanya 19 rangkaian KRL dengan SF 8 kereta akibat diperlukannya rekayasa operasional untuk mengurai kepadatan di Manggarai dan menutup kekurangan armada KRL akibat sudah pensiunnya 5 rangkaian KRL pada tahun 2022 lalu dan 4 rangkaian KRL di tahun 2023 ini.

Penumpang KRL, khususnya di jalur Bogor, Tangerang, dan Cikarang seringkali memprotes keberadaan KRL SF8 ini. Bukan tanpa sebab, karena memang kepadatan penumpang di KRL SF8 memang luar biasa akibat kapasitas angkutnya yang kecil. 

Katakanlah bila satu gerbong KRL dapat mengangkut 200 orang, maka KRL SF8 hanya dapat mengangkut 1600 penumpang. Sementara KRL SF10 dapat mengangkut 2000 penumpang, dan KRL SF12 dapat mengangkut 2400 penumpang. Semakin besar kapasitas angkut, semakin cepat kepadatan terurai.

Bayangkan bila 26 rangkaian SF8 tersebut dapat seluruhnya diganti dengan rangkaian KRL SF12. Tentunya keluhan penumpang KRL akan kecilnya kapasitas angkut KRL SF8 akan berkurang dan bahkan bisa hilang sama sekali. 

Penumpang di seluruh jalur-jalur utama KAI Commuter memang hanya punya satu keinginan, yaitu banyaknya KRL SF12 yang beroperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun