Amanat Ketua Majelis Istiqamah ICMI Muda bertajuk "Selamatkan Indonesia Kita dari Bahaya" berikut ini disampaikan pada Pengukuhan MPP ICMI Muda (Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia Muda) dan Rapat Pimpinan Inti Nasional (Rapimtinas) ICMI Muda, 6 Agustus 2016 sore, di Bandung. Rapimtinas sendiri berlangsung dua hari, 6-7 Agustus 2016.
Prosesi pengukuhan dipimpin oleh DR Jaja Ahmad Jayus (Sekretaris Dewan Penasehat MPP ICMI Muda, Anggota Komisi Yudisial bidang Pengawasan Hakim) disaksikan AM Iqbal Parewangi (Ketua Majelis Istiqamah ICMI Muda, Ketua Badan Kerjasama Parlemen & Hubungan Internasional DPD RI). Hadir antara lain DR Ir Mahrus Aryadi (Wakil Ketua Majelis Istiqamah ICMI Muda), DR Ir Fatima Ahmad (Sekretaris Majelis Istiqamah ICMI Muda), DR Robi Nurhadi (Sekretaris Dewan Pakar MPP ICMI Muda), Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Barat, Ahmad Zakiyuddin (Ketua Presidium MPP ICMI Muda) dan Tumpal Pangabean (Sekretaris Jenderal ICMI Muda).
Selain Presidium dan pengurus MPP ICMI Muda, hadir juga sejumlah perwakilan ICMI Muda dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Selawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
AMANAT KETUA MAJELIS ISTIQAMAH ICMI Muda
Oleh : AM Iqbal Parewangi
MUQADDIMAH
Majelis Istiqamah ICMI Muda bertanggung jawab menjaga agar kepemimpinan dan kepedulian ICMI Muda di suluruh jenjang senantiasa istiqamah atau konsisten pada prinsip-prinsip perjuangan ICMI Muda. Termasuk prinsip utama, yaitu keislaman, keindonesiaan, kecendekiaan, dan kemudaan.
Dalam konteks kekinian, perjuangan ICMI Muda terutama harus berfokus pada kepedulian akan pentingnya gerakan "Selamatkan Indonesia Kita dari Bahaya".Â
Dalam Amanat ini, diuraikan 4 step kesadaran penting yang perlu dikembangkan ICMI Muda dalam menjalankan gerakan tersebut, yaitu kesadaran tentang akar eksistensial Indonesia, bahaya multi-dimensi yang kini mengepung Indonesia, tanggung jawab siapa menyelamatkan Indonesia dari bahaya itu, dan bagaimana peran ICMI Muda dalam upaya penyelamatan itu.
STEP-1 : AKAR EKSISTENSIAL INDONESIA
Penting disadari bahwa Indonesia merupakan kado terindah umat Islam kepada bangsa dan negaranya.Â
Fakta historisnya, 85,3 persen Pahlawan Nasional Indonesia hingga kini adalah para syuhada bersyahadatain. Pekik "Allahu Akbar" Bung Tomo menggerakkan arek-arek Suroboyo menghadang pasukan penjajah bersenjata lengkap dengan bambu runcing bersemangat jihad. Mayoritas pahlawan yang gugur di medan laga melawan dan mengusir penjajah dan penjarah negeri adalah syuhada muslim.
Fakta ideologisnya, demi Indonesia yang bhinneka tunggal ika, para founding father yang mayoritas muslim ikhlas melepas 7 kata berbasis syariat dalam Piagam Jakarta, dan menggantinya dengan sila pertama Pancasila yang lebih terbuka, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dan masih ada sederet fakta penegas lainnya bahwa memang Indonesia merupakan kado terindah umat Islam kepada bangsa dan negaranya.Â
STEP-2 : BAHAYA MULTI-DIMENSI
Step kedua, semakin penting disadari bahwa kini Indonesia kita dalam bahaya.Â
Dalam hal ini kita perlu jujur, dan tidak perlu berpura-pura seakan semua baik-baik saja. Kita tidak boleh kehilangan harapan pada negeri sendiri, tentu saja, sebagaimana kita juga tidak boleh kehilangan kejujuran pada diri sendiri.
Bahaya dalam konteks Asean, misalnya, Indonesia kita di posisi tidak siap memenangi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Malah dalam beberapa hal kalah telak.Â
Salah satunya, Indonesia kita sulit memenangi persaingan di pasar tenaga kerja terampil MEA. Padahal sumberdaya manusia kita berlimpah. Jumlah penduduk Indonesia 40,5% dari populasi Asean. Akan tetapi dengan IQ dan pendidikan yang rendah, ditambah fakta keterserapan lulusan perguruan tinggi yang juga rendah, Indonesia kita yang berpenduduk besar ini terancam cuma jadi pasar besar bagi sejumlah negara tetangga.
IQ dapat menunjukkan potensi kecerdasan alamiah bawaan manusia. Data IQ rata-rata sejumlah negara Asean menunjukkan Singapura 101, disusul Vietnam 96, Malaysia dan Brunei 92, Thailand 91, dan Indonesia 89.
Data selanjutnya, tingkat pendidikan rata-rata di Indonesia kini 67% SMP ke bawah. Fakta itu memiris hati ketika tersadari bahwa 79% pengangguran di Asean berpendidikan segitu, SMP ke bawah. Ngerinya lagi, di Malaysia, Singapura dan Thailand, 80% pengangguran kini lulusan SMA atau sarjana.
Untuk keterserapan lulusan perguruan tinggi, di Indonesia hanya 7%. Bandingkan dengan Thailand 17%, Singapura 28,3%, dan Filipina 29%. Menarik, fakta bahwa sarjana di Indonesia 7% terserap atau 93% tidak terserap, itu dapat memberi gambaran bahwa sebagian besar sarjana di Indonesia mubazzir atau tidak terampil.
Berpenduduk besar 40,5% dari populasi Asean, tetapi dengan IQ, pendidikan, dan keterserapan sarjana yang relatif rendah, patut dikhawatirkan Indonesia kita cuma jadi pasar besar bagi negara lain. Bukan cuma oleh sesama negara anggota MEA. Tapi juga oleh negara raksasa seperti China yang akhir-akhir ini menyita perhatian kita dikarenakan aliran tenaga kerjanya ke Indonesia, termasuk yang terbukti ilegal.
Masih suramnya daya saing SDM kita untuk memenangi persaingan di pasar tenaga kerja terampil, di satu sisi, dan minimnya proteksi negara terhadap warga tenaga kerjanya, termasuk dengan adanya kebijakan "bebas visa" secara luas, di lain sisi, merupakan sekelumit contoh bahaya potensial.
Dengan menggali lebih luas dan lebih dalam beragam data dan fakta tentang Indonesia kita hari ini, begitupun posisinya di kancah regional maupun internasional, kita akan semakin menyadari hadirnya sejumlah bahaya yang mengancam negeri kado terindah umat Islam ini, Indonesia kita.Â
STEP-3 : TANGGUNGJAWAB SIAPA
Pertanyaan pentingnya, siapa yang harus bertanggungjawab menyelamatkan Indonesia kita dari setiap bahaya yang muncul?
Dengan menyadari seutuhnya bahwa Indonesia merupakan kado terindah umat Islam kepada bangsa dan negaranya, maka jawabannya jelas dan lugas : umat Islam! Umat Islam bertanggung jawab sepenuhnya menyelamatkan kado terindahnya, Indonesia kita, dari setiap bahaya!
STEP-4 : PERAN STRATEGIS ICMI Muda
Tak dapat dipungkiri hadirnya kesadaran nan runtut ini : Indonesia kado terindah umat Islam, kado terindah itu perlu diselamatkan dari bahaya, yang selamatkan umat Islam.
ICMI Muda lahir dari rahim umat Islam di bumi Indonesia. Dengan karakter pedulinya sebagai cendekia muda yang visioner, istiqamah dan penuh ghirah, ICMI Muda bersama seluruh komponen bangsa dan umat harus berperan aktif dalam ikhtiar mulia gerakan "Selamatkan Indonesia Kita dari Bahaya".
Sahabat ICMI Muda di seluruh Tanah Air, selamatkan Indonesia kita dari bahaya. We care, we can!
Salam takzim.
Amanat Ketua Majelis ISTIQOMAH ICMI Muda, disampaikan dalam pengukuhan MPP ICMI Muda, 7 Agustus 2016 Di Kota Bandung.
AM Ikbal Parawengi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H