Mohon tunggu...
Mozes Adiguna Setiyono
Mozes Adiguna Setiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang keturunan Tionghoa tetapi hati tetap Merah Putih.

Lahir di Semarang, 2 Maret 1995

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Pahlawan Indonesia dari Bumi Lorosae

22 Mei 2013   23:31 Diperbarui: 2 Juli 2019   08:19 10096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Eurico Barros Gomes Guterres

Pria kelahiran Uatulari, Vikeke, pada tanggal 17 Juli 1971 ini adalah mantan wakil panglima PPI dan kini menjadi ketua umum UNTAS (Uni Timor Aswa'in) yakni organisasi yang menghimpun orang-orang Timor Timur yang memilih tinggal di Indonesia. Awalnya ia adalah seorang yang pro kemerdekaan. Suatu kali ia ditangkap oleh intelijen TNI dengan tuduhan bahwa ia berkomplot untuk membunuh Presiden Soeharto yang akan mengunjungi Dili. Namun peristiwa tersebut menjadi titik balik dalam hidup Eurico Guterres. Semenjak saat itu, Eurico Guterres berprinsip bahwa integrasi Timor Timur ke Indonesia adalah harga mati. Prabowo Subianto menaruh perhatian pada kemampuan Eurico Guterres sehingga pada tahun 1994 ia merekrut Eurico Guterres sebagai salah satu milisi Gadapaksi. Karena kegigihan dan keaktifannya dalam memerangi FALINTIL dan para pendukung kemerdekaan, karirnya terus melonjak hingga ia menjadi wakil panglima PPI. Setelah Timor Timur lepas dari NKRI, Eurico Guterres meninggalkan harta benda bahkan anak dan istri (karena istri dan anak-anaknya memilih tetap tinggal dan menjadi warga negara Timor Leste) untuk hijrah ke Timor Barat bersama para pengungsi yang setia dengan NKRI. Kecintaannya terhadap Merah Putih semakin diuji ketika ia harus ditahan karena dianggap telah melakukan pelanggaran HAM berat oleh negaranya sendiri. Kemudian ia dibebaskan setelah naik banding hingga ke tingkat MA. Eurico Guterres berada di posisi nomor 1 dalam DPO (daftar pencarian orang) pemerintah Timor Leste. Kini Eurico Barros Gomes Guterres menjabat sebagai ketua umum UNTAS (Uni Timor Aswa'in) untuk memerjuangkan nasib orang-orang Timor Timur di Indonesia.

Octavio A. J. O. Soares

Octavio A. J. O. Soares adalah pemuda Timor Timur yang giat mengampanyekan integrasi Timor Timur baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bahkan ia rela meninggalkan cukup lama kuliahnya di Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, demi berkampanye memerjuangkan integrasi. Ia adalah keponakan gubernur terakhir Timor Timur, Abilio Jose Osorio Soares. Pemuda yang memiliki darah campuran Portugis ini sangat geram ketika Jose Manuel Ramos Horta dan Uskup Carlos Felipe Ximenes Belo akan diberi penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo. Bersama dengan Joao Angelo Sousa Mota dan dengan bantuan dana dari Prabowo Subianto, Octavio Soares terbang ke Norwegia untuk berkampanye di sana untuk memerjuangkan integrasi Timor Timur serta memaparkan bukti-bukti pembunuhan oleh Jose Manuel Ramos Horta selama tahun 1974 hingga 1976. Begitu mendarat di Oslo, kedua pemuda tersebut langsung ditangkap karena dianggap akan membunuh Jose Ramos Horta. Mereka ditahan dan diinterogasi selama 10 jam oleh pihak keamanan Norwegia bahkan tidak diberi makan. Akibat dari penangkapan ini, para pemuda Timor Timur pro integrasi berdemo di depan kedutaan besar Norwegia di Jakarta. Norwegia dianggap telah melanggar HAM di negeri mereka sendiri. Kini Octavio Soares memilih fokus pada bidang kesehatan. Ia menetap di Kupang dan mengabdi sebagai seorang dokter serta sebagai dosen di STiKes CHMK.

Sebenarnya masih ada banyak lagi tokoh-tokoh Timor Timur baik yang memerjuangkan maupun yang memertahankan penyatuan Timor Timur ke dalam NKRI. Namun saya cukup paparkan nama-nama mereka yang perlu Anda ketahui : Hermenegildo Martins, Casimiro Assuncao de Araujo, Evaristo da Costa, Domingos Maria das Dores Soares, Filomeno de Jesus Hornay, dll. Mereka semua patut menjadi panutan bagi kita semua untuk memiliki rasa cinta tanah air. Meskipun tanah kelahiran mereka kini telah menjadi sebuah negara tetapi mereka tetap setia terhadap Indonesia, bahkan mereka dapat dikatakan lebih "Merah Putih" daripada kita sendiri. Walaupun sebagian dari mereka telah tiada, jiwa dan semangat mereka akan terus abadi di hati rakyat Indonesia khususnya mereka yang berasal dari Timor Timur.

Baca di blog saya : mozesadiguna95.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun