Mohon tunggu...
Mozes Adiguna Setiyono
Mozes Adiguna Setiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang keturunan Tionghoa tetapi hati tetap Merah Putih.

Lahir di Semarang, 2 Maret 1995

Selanjutnya

Tutup

Politik

Daftar Kejahatan FRETILIN Tahun 1974-1984

5 Desember 2014   06:37 Diperbarui: 2 Juli 2019   15:31 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang peringatan hari ulang tahun Operasi Seroja, penulis ingin menunjukkan sejumlah kejahatan yang pernah dilakukan oleh FRETILIN (kelompok separatis Timor Timur yang berhaluan komunis) dalam rentang waktu tahun 1974 sampai 1984. Sumber informasi penulis diperoleh dari laporan tertulis Paulino Gama, seorang mantan komandan gerilyawan FRETILIN, bertanggal 20 Desember 1990 di Lisboa. Ia adalah saksi mata sejumlah kejahatan yang dilakukan oleh para tokoh FRETILIN. Penulis berusaha menuliskan secara terstruktur informasi yang didapat penulis dari dokumen tersebut dalam artikel ini. Penulis juga menyertakan beberapa gambar para tokoh FRETILIN.

Lokasi terjadinya pembunuhan massal yang dilakukan FRETILIN :
 1. Dili
 2. Aileu
 3. Maubise
 4. Ainaro
 5. Same
 6. Ermera
 7. Bazartete
 8. Likisa
 9. Maubara
 10. Fatubou
 11. Lois
 12. Maliana
 13. Kailako
 14. Hatulia
 15. Atabai
 16. Batugade
 17. Laklubar
 18. Laleia
 19. Fatuberliu
 20. Soibada
 21. Lakluta
 22. Bukoli
 23. Fatumaka
 24. Venilale
 25. Uatulari
 26. Uatukarbau
 27. Kelikai
 28. Baguia
 29. Laga
 30. Iliomar
 31. Lore
 32. Moro
 33. Luro
 34. Tutuala
 35. Los Palos

Para pemimpin FRETILIN yang bertanggung jawab atas kematian para lawan politik dan rakyat tak berdosa :
 1. Hermenegildo Augusto Pereira Alves
 2. Alarico Fernandes
 3. Helio Sanches Pina (Mau Kruma)
 4. Carlos Cesar Correia Lebre (Mau Laka)
 5. Antonio Duarte Carvarino (Mau Lear)
 6. Jose da Silva
 7. Joao Montalvao
 8. Juvenal Maria de Fatima Inacio (Sera Key)
 9. Abel da Costa Freitas Ximenes (Lari Sina)
 10. Antonio Pinheiro (Bote Mau)
 11. Mari Alkatiri
 12. Inacio de Fonseca (Mau Solan)
 13. Jose Cirilo Nunes (Maubrani)
 14. Jose Alexander Gusmao (Xanana Gusmao)
 15. Antonio da Costa Gomes (Mau Huno)
 16. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo)
 17. Nuno Ramos Horta

Jose Alexander Gusmao alias Xanana Gusmao (sebelah kiri) (Sumber gambar : timorlestemerdeka.wordpress.com)
Jose Alexander Gusmao alias Xanana Gusmao (sebelah kiri) (Sumber gambar : timorlestemerdeka.wordpress.com)
Yang dikenal sebagai pasukan maut :
 1. Jose Araujo
 2. Humberto Araujo
 3. Francisco Abilay
 4. Cosme da Costa
 5. Pedro Aquino
 6. Marito Reis
 7. Eusebio Corsino

Yang bertanggung jawab atas beberapa kasus pembunuhan terhadap tahanan di Aileu, Maubise, dan Same :
 1. Hermenegildo Augusto Pereira Alves
 2. Alarico Fernandes
 3. Helio Sanches Pina (Mau Kruma)
 4. Carlos Cesar Correia Lebre (Mau Laka)
 5. Antonio Duarte Carvarino (Mau Lear)
 6. Jose da Silva
 7. Joao Montalvao
 8. Juvenal Maria de Fatima Inacio (Sera Key)
 9. Abel da Costa Freitas Ximenes (Lari Sina)
 10. Januario do Carmo Alves Lobato
 11. Antonio Pinheiro (Bote Mau)
 12. Mari Alkatiri
 13. Inacio de Fonseca (Mau Solan)
 14. Jose Alexander Gusmao (Xanana Gusmao)
 15. Antonio da Costa Gomes (Mau Huno)
 16. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo)

Jose Antonio Gomes da Costa alias Mau Huno (Sumber gambar : www.amrtimor.org)
Jose Antonio Gomes da Costa alias Mau Huno (Sumber gambar : www.amrtimor.org)
Yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap letnan kolonel Portugis Rui Maggiolo Gouveia di Aileu bulan Desember 1975 :
 1. Hermenegildo Augusto Pereira Alves
 2. Alarico Fernandes
 3. Helio Sanches Pina (Mau Kruma)
 4. Carlos Cesar Correia Lebre (Mau Laka)
 5. Antonio Duarte Carvarino (Mau Lear)
 6. Jose da Silva
 7. Joao Montalvao
 8. Juvenal Maria de Fatima Inacio (Sera Key)
 9. Jose Alexander Gusmao (Xanana Gusmao)
 10. Abel Freitas Ximenes (Lari Sina)
 11. Januario do Carmo Alves Lobato
 12. Antonio da Costa Gomes (Mau Huno)
 13. Antonio Pinheiro (Bote Mau)
 14. Mari Alkatiri
 15. Inacio de Fonseca (Mau Solan)
 16. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo)

Xanana Gusmao, Mau Hudo, dan Mau Huno (Sumber gambar : www.amrtimor.org)
Xanana Gusmao, Mau Hudo, dan Mau Huno (Sumber gambar : www.amrtimor.org)
Yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Aquiles Freitas Belo, Ponciano Freitas, dan guru agama Katolik Teodosio Freitas di Venilale bulan Maret 1976 :
 1. Hermenegildo Augusto Pereira Alves
 2. Jose Cirilo Nunes
 3. Marito Reis
 4. Eusebio Corsino
 5. Jose Alexander Gusmao (Xanana Gusmao)
 6. Nuno Ramos Horta
 7. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo)

Yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Adao Amaral dan Jose dos Santos di Gunung Matebian :
 1. Juvenal Maria de Fatima Inacio (Sera Key)
 2. Jose Alexander Gusmao (Xanana Gusmao)
 3. Antonio da Costa Gomes (Mau Huno)
 4. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo)
 5. Inacio de Fonseca (Mau Solan)
 6. Antonio Santana (Mau Konis)
 7. Fernando Teles do Nascimento (Txai)
 8. Marcos da Costa Rubileki
 9. Fortunato Concecao (Nianlau)

Yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Jose Exposto di Aileu bulan Desember 1975 :
 1. Hermenegildo Augusto Pereira Alves
 2. Helio Sanches Pina (Mau Kruma)
 3. Carlos Cesar Correia Lebre (Mau Laka)
 4. Jose da Silva
 5. Joao Montalvao
 6. Eduardo da Costa
 7. Humberto Araujo

Perintah pembunuhan lainnya :
 1. Xanana Gusmao memerintahkan eksekusi terhadap pamannya sendiri, Fernando de Sousa, karena dendam pribadi di Buibela, Baguia, bulan September 1977
 2. Jose Amancio da Costa (Mau Hudo) memerintahkan eksekusi terhadap pamannya sendiri, Antonio Freitas, karena memilih tampil sebagai anggota FRETILIN non komunis di bulan Februari 1976
 3. Antonio da Costa Gomes (Mau Huno) memerintahkan pembunuhan terhadap adik kandungnya sendiri, Carlos da Costa Gomes, karena memberi bantuan kepada anggota-anggota UDT di Laleia bulan Desember 1976
 4. Xanana Gusmao, Mau Huno, Mau Hudo, dan Nino Konis Santana memerintahkan pembunuhan terhadap Reinaldo Freitas Belo (Kilik Waigae), kepala staf FALINTIL (chefe do estado-maior da FALINTIL), di Waiknassa, Vemasse, kabupaten Baukau tanggal 24 September 1984 jam 10.30 WITA

Nino Konis Santana
Nino Konis Santana
Perlakuan mengerikan yang dilakukan oleh FRETILIN terhadap para tahanannya
Para tahanan yang diinterogasi seringkali disiksa sampai tidak sadarkan diri. Para tahanan yang dieksekusi biasanya dipaksa menggali kuburannya sendiri. Mereka dieksekusi dengan cara ditembak mati dengan kondisi kaki dan tangan terikat serta mata ditutup. Tidak sedikit yang dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup. Para anggota FRETILIN menyiksa tahanan mereka dengan memasukkan besi membara ke dalam anus atau penis korban. Anak perempuan, adik perempuan, atau istri biasanya dipaksa menjadi obyek pemuas nafsu. Para tahanan yang akan dieksekusi dimasukkan ke dalam penjara berupa lubang di bawah tanah dan disiksa di luar perikemanusiaan serta mendapat perlakuan yang lebih buruk daripada binatang di mana para tahanan tidak diberi makan dan minum sampai dieksekusi (sesuai doktrin dan ilham praktis komunis).

Arnaldo dos Reis Araujo (tengah) saat penggalian kuburan para korban yang jenazahnya dibakar sebelum dikuburkan (Sumber gambar : Arsip Pemerintahan Sementara Timor Timur)
Arnaldo dos Reis Araujo (tengah) saat penggalian kuburan para korban yang jenazahnya dibakar sebelum dikuburkan (Sumber gambar : Arsip Pemerintahan Sementara Timor Timur)
Pria yang memiliki nama lain Mauk Moruk Ran Nakale Lemorai Teki Timor ini menyatakan fakta-fakta di atas dapat dibuktikan oleh Francisco Xavier do Amaral yang pada saat itu hidup dalam pengasingan di Jakarta. Francisco Xavier do Amaral dilucuti kekuasaannya sebagai "Presiden Timor Leste" pada bulan Juni 1976 oleh rekan-rekan seperjuangannya. Para pemimpin FRETILIN disebutkan memobilisasi kekuatan untuk membakar rumah-rumah orang dan menculik orang-orang tak berdosa dengan memfitnah mereka bekerjasama dengan orang-orang Indonesia dengan tujuan membunuh mereka seperti binatang. Mauk Moruk menginginkan mereka yang namanya terdaftar tersebut harus terlebih dulu diadili sebelum mengadili para milisi pro integrasi agar ada keseimbangan di dalam penegakan keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun