Mohon tunggu...
Azimuddin
Azimuddin Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta

Menulis untuk berbagi dan meninggalkan jejak

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Sekelebat Buku Sejarah Tuhan oleh Karen Armstrong

9 Agustus 2021   22:05 Diperbarui: 9 Agustus 2021   22:15 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tiap generasi harus menciptakan citra Tuhan yang sesuai baginya.

Bahkan dikutip pada sampul bukunya : Jika gagasan tentang Tuhan tidak memiliki keluwesan semacam ini, niscaya ia tidak akan mampu bertahan untuk menjadi gagasan besar manusia. Ketika sebuah konsepsi tentang Tuhan tidak lagi mempunyai makna atau relevansi, ia akan diam-diam ditinggalkan dan digantikan oleh teologi baru.

Mari kita lihat Ateisme, lanjut Bu Karen. Pernyataan " saya tidak percaya Tuhan" punya arti berbeda pada tiap periode sejarah. Ateisme adalah masa transisi dari satu gagasan ke gagasan baru lainnya.

Siapa yang disebut Ateis saat ini? Yaitu seseorang yang tidak percaya kepada Tuhan agama-agama masa kini.  Maka penganut Yahudi, Kristen dan Islam adalah "Ateis" bagi kaum pagan (penyembah berhala dan dewa-dewa) pada masa mereka karena telah menganut gagasan revolusioner baru  tentang keilahian dan monoteisme.

Begitulah sekelebat Sejarah Tuhan.

Jujur, sulit sekali saya mengerti buku ini. Butuh waktu lama bikin tulisan ini, hasil dari  bolak-balik 8 halaman bab Pendahuluan. Tapi paling ngga begitulah kira-kira gambaran besarnya dan kontroversinya.

Baiknya memang baca sendiri. Ini aja mau coba baca ulang 510 halamannya lagi. Mudah-mudahan otak masih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun