Masalah terbesar dalam sebuah Negara adalah perekonomiannya , semakin rendah angka perekonomiannya maka itu menjadi akar dari hancurnya sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi diibaratkan seperti perang nuklir, begitu besar dampaknya dan mematikan. Angka kemiskinan akan meningkat, Angka kejahatan meraja lela, dan yang paling parah adalah angka kematian yang akan membengkak.
Untuk mengatasinya pemerintah telah mengeluarkan Program Keluarga Harapan yaitu program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.Â
Lima Komponen Tujuan MDG's yang akan terbantu oleh PKH yaitu: Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan; Pendidikan Dasar; Kesetaraan Gender; Pengurangan angka kematian bayi dan balita; Pengurangan kematian ibu melahirkan.
Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya yang memang penerima bantuan PKH dari pemerintah. Saya sangat merasakan keuntungan dari PKH, berasal dari keluarga ekonomi kebawah membuat orang tua saya kesulitan dalam hal ekonomi untuk makan saja susah apalagi untuk keperluan sekolah.
Beruntungnya keluarga kami menerima bantuan PKH yang sangat meringankan beban kami, apalagi ditunjang dengan penerimanan KIP yang saya miliki, dengan adanya PKH membua saya kembali fokus ke sekolah dan tidak pusing dengan biaya, sehingga saya dapat mencetak prestasi di sekolah. Bahkan dengan bantuan ini saya dan adik saya berhasil lulus sampai jenjang SMK.
pencairan dana PKH cukup mudah tapi harus membutuhkan waktu yang lama, itulah yang menjadi problemnya. Dengan adanya bantuan ini dapat menurunkan angka kemiskinan di indonesia .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H