Pemilu 2024 tinggal sebentar lagi, hanya tinggal menghitung beberapa minggu di bulan November maka setiap partai yang mengusung calon presiden dan wakil presidennya berkampanye ria di seluruh daerah. Dengan berbagai cara para partai pengusung capres dan cawapres akan menggunakan berbagai cara untuk mengkampanyekan jagoannya masing-masing.
Nasdem dengan mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan sebagai capres dan pendampingnya Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa dengan Cak Imin sebagai cawapresnya dari partai PKB, membuat koalisi perubahan yang tadinya berkoalisi tiga partai besar, Nasdem, PKS, Dan Demokrat menjadi terpecah dan untuk partai Demokrat sendiri akhirnya hengkang dari koalisi perubahan. Dan pada akhirnya saat ini kolasi perubahan menjadi Partai Nasdem, PKS, dan PKB.
Tetapi dengan hengkangnya partai Demokrat dari koalisi perubahan, Surya Paloh selaku ketua umum dari partai Nasdem, sepertinya tetap optimis akan kemenangan dari koalisi perubahan.
Sedangkan disisi lain partai Demokrat yang merasa di khianati oleh Anies Baswedan dan partai Nasdem, belum menentukan sikapnya untuk bergabung dengan koalisi mana.
Pernahkah berfikir bahwa sebenarnya dari awal memang Nasdem di pakai untuk menghadang Anies Baswedan sebagai Presiden?
Atau pernahkah berfikir kalau Nasdem saat ini memiliki kekuatan penuh untuk menyerang dan bertahan pada kekuasaan dan partai-partai besar lainnya?
Seperti yang diketahui sebelumnya sejak habisnya masa jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi sorotan yang akan menjadi salah satu kandidat yang akan maju dalam pemilihan presiden 2024. Pada saat itu tepat pada senin 03 Oktober 2022 partai Nasdem melalui ketua umumnya Surya Paloh mengambil kesempatan untuk mendeklarasikan Anis Baswedan sebagai capres 2024, sedangkan partai-partai besar lainnya belum mengambil tindakan seperti mengumumkan bacapresnya masing-masing.
Apakah hal seperti ini tidak mengganggu fikiran dan logika pada kondisi saat itu?
Mungkin banyak orang tidak berfikiran kemana-mana karena banyak yang memang menginginkan Anies Baswedan sebagai presiden 2024. Tapi apakah tidak berfikir kalau Anies hanya seperti senjata bagi Surya Paloh untuk bertahan dan melawan pada kekuasaan dan partai lain. Dengan Anies ada di tangan, Nasdem yakin Anies akan menjadi sebuah senjata yang mematikan untuk melakukan perlawanan sekaligus mempertahankan diri dari partai-partai besar lainnya dan kekuasaan pada pemilu 2024.
Tepat dibulan April tanggal 21 tahun 2023 sehabis shalat jum’at, PDIP sendiri melalui ketua umumnya Megawati Soekarnoputri mengumumkan bacapres dari kadernya sendiri yaitu gubernur aktif jawa tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024 dengan koalisi partai PPP.
Sedangkan untuk Partai Gerindra sendiri yang berkoalisi dengan partai PAN, GOLKAR, GELORA, dan PBB, mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai capres 2024 pada tanggal 2 september 2024.
Jika dilihat dari kondisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada yang berubah untuk pemilu 2024 mendatang, karena dimana semua pemegang capres yang saat ini adalah partai-partai pemeran utama di dalam kekuasan.
Jadi apa yang berubah, seperti yang selalu dikatakan Anies Baswedan dengan slogan “Perubahan”.
Mungkinkah slogan perubahan itu sendiri bisa didapatkan apabila kodisinya PKS yang terlebih dahulu memegang atau mengunci Anis Baswedan sebagai bacapres sebelum Nasdem?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H