Mohon tunggu...
Mouza Wise naybet
Mouza Wise naybet Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Tingkat Kemiskinan yang Terjadi di Wilayah Perkotaan; Khususnya di Kota Indramayu, Jawa Barat

6 Desember 2024   22:22 Diperbarui: 6 Desember 2024   22:37 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" PERMASALAHAN TINGKAT KEMISKINAN YANG TERJADI DI WILAYAH PERKOTAAN; KHUSUSNYA DI KOTA INDRAMAYU, JAWA BARAT  "

 

Kemiskinan adalah suatu situasi di mana individu atau suatu rumah tangga,atau kelompok mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi ini bukan hanya serta merta akibat dari malas bekerja atau dalam domain bidang ekonomi saja  namun ada beberapa faktor, kemiskinan bersifat multidimensional, bisa beberapa  bidang di antaranya politik, sosial, budaya dan sistem sosial lainnya. Mengutip dari Kemdikbud, Kemiskinan merupakan masalah global yang dimana memberikan hambatan sosial yang lebih luas, ketika kemiskinan ini mulai meningkat maka terjadinya masalah sosial, karena akan mendorong individu atau kelompok yang berdampak melakukan hal negatif seperti kejahatan. Terjadinya masalah kemiskinan ini menjadi perhatian, khususnya masalah kemiskinan yang berada di perkotaan.

 Masalah ini merupakan masalah yang lebih kompleks karena tidak saja menyangkut pekerjaan, pendapatan tetapi juga berkaitan dengan masalah sosial yang lainnya, yang di mana masalah ini bersifat patologis yang berarti menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti ketuaan sosial, kekerasan, penyalah gunaan dana dan obat-obatan terlarang. Dalam permasalahan ini pastinya ada faktor, dampak dan solusi. Masalah kemiskinan ini memang telah lama ada sejak dahulu kala pada masa lalu. Umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.

Hal ini menjadi perhatian akan permasalahan mengenai kemiskinan yang terjadi, khususnya di perkotaan. Namun bukan hanya di kota saja, permasalahan sosial ini juga terjadi di pedesaan. Kemiskinan di perkotaan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Hingga kini kemiskinan di perkotaan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Bahkan berdasarkan data BPS, kemiskinan perkotaan di Indonesia pada Maret 2023 lebih tinggi dibanding kondisi sebelum pandemi covid 19. Pada September 2019 presentasi Penduduk miskin di perkotaan 6,56% sekitar 9,86 juta orang. Selama pandemi pada Maret 2021 angkanya mencapai 7,89% sekitar 12,18 juta orang. Namun meskipun ada pemulihan ekonomi yang dapat menurun, pada Maret 2023 angkanya masih 7,29% atau 11,74 juta orang artinya bertambah 1,88 juta orang dibanding sebelumnya. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 7,09 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 7,29 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 11,79 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 12,22 persen.

Kemiskinan di perkotaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya :

  • Tingginya tingkat urbanisasi.
  • Ketidakmerataan distribusi sumber daya.
  • Kurangnya akses terhadap layanan dasar.
  • Tingkat pendidikan yang rendah.
  • Bekerja di sektor informal dengan upah rendah.

Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran,kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinanmemang dapat menyebabkan beragam masalah, tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimanacaranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidakmenjamin di rumah sakit.

Tingginya tingkat organisasi ketidakmerataan distribusi sumber daya dan kurangnya akses terhadap layanan dasar menjadi faktor penyebab utama kemiskinan di daerah perkotaan. Adapun mengatasi masalah ini pemerintah perlu merumuskan dan menginformasikan berbagai strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Contoh permasalahan kemiskinan yang terjadi di perkotaan  yaitu Tingkat kemiskinan di kota indramayu. Indramayu adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat Indonesia. Ibukotanya adalah Indramayu. Titik keramaian yang ada di tempat Indramayu terletak di Jatibarang, Indramayu berbatas dengan laut Jawa di Utara Kabupaten Cirebon, di Tenggara Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang serta Kabupaten Subang di barat.

 Di Indramayu terdapat 31 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan pusat pemerintahan Indramayu, di pesisir Laut Jawa. Walaupun Indramayu berada di Jawa Barat yang notaben adalah tanah Pasundan yang berbudaya dan berbahasa Sunda, namun sebagian besar penduduk Indramayu berbahasa Jawa khas Indramayu. Masyarakat setempat menyebutnya dengan dermayon, yakni dialek bahasa Jawa yang hampir serupa dengan dialek Cirebon, namun di bagian Selatan dan Barat Kabupaten ini menggunakan bahasa Sunda mengingat Kabupaten Indramayu itu sendiri berada di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan budaya Sunda. Indramayu dikenal sebagai daerah agraris, mayoritas masyarakat disana juga bekerja menjadi petani, yaitu menanam padi. Setiap  kota memiliki permasalahan sosial yang terjadi, di indramayu sendiri permasalahan yang sedang terjadi yaitu Tingkat kemiskinan yang terjadi dan dijuluki dengan kota termiskin di jawa barat. Namun tidak lepas dari beberapa faktor yang menimbulkan permasalahan kemiskinan yang sedang terjadi.

Kabupaten Indramayu pernah mengalami kemiskinan ekstrim. Tercatat pada 2020 Jumlah penduduk miskin Indramayu mengalami peningkatan yaitu sekitar 220,31 ribu jiwa. Beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Faktor ekonomi, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, Tingginya angka pengangguran, Pendidikan yang rendah. Adapaun upaya Untuk mengatasi kemiskinan di Indramayu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, di antaranya: Menguatkan ketahanan pangan, Meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah, Mendorong kegiatan berbasis ketenagakerjaan.

 Berdasarkan data terkini, Kabupaten Indramayu memiliki tingkat kemiskinan sebesar 11,93% pada Maret 2024. Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Namun, terdapat tren penurunan secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi angka kemiskinan. Salah satunya karena faktor pandemi Covid-19 Barulah. Pada 2021 setelah Nina Agustina menjabat sebagai bupati, berbagai langkah konkret dalam fase pemulihan dampak Covid-19 dilakukan untuk mengeluarkan Indramayu dari predikat miskin ekstrem. Langkah konkret tersebut menemui formula jitu, terbukti terhitung dari 2021 hingga 2023 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indramayu, daerah yang dijuluki Kota Mangga itu, mengalami penurunan tingkat kemiskinan. Sehingga Indramayu mampu keluar dari predikat kemiskinan ekstrim.

Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Bappeda Litbang menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan pada Rabu (20/11/2024), bertempat di Aula Bappeda-Litbang, rapat ini sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati, memaparkan pencapaian penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan data terbaru, angka kemiskinan Kabupaten Indramayu pada tahun 2024 berhasil turun dari 12,13% menjadi 11,93%. Penurunan ini juga tercermin pada angka kemiskinan ekstrem yang menyusut dari 2,28% pada 2023 menjadi 1,72% pada 2024. Paparan lainnya datang dari Nandang, perwakilan Perkumpulan Inisiatif, organisasi non-government. Dia menyebutkan, Kabupaten Indramayu mencatatkan upaya tertinggi di Jawa Barat dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). "Dari sisi anggaran hingga implementasi program, Indramayu menunjukkan upaya dan progres signifikan meskipun angka kemiskinan masih tinggi," ujarnya. Optimisme pun mengemuka di akhir rapat. Dengan komitmen kuat dari seluruh pihak, langkah menuju masyarakat Indramayu yang lebih sejahtera kian nyata.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab disertai solusi dari berbagai perspektif ilmu sosial : 

 

  • Perspektif Ekonomi 

Faktor :

Dalam permasalahan kemiskinan yang terjadi di kota Indramayu terdapat faktor menurut perspektif ekonomi yaitu: ketergantungan pada sektor agraris, penduduk Indramayu bekerja di sektor pertanian tradisional yang seringkali menghadapi masalah seperti produktivitas rendah, perubahan iklim. Kurangnya diversikan ekonomi juga membuat peluang kerja di sektor industri atau jasa menyebabkan masyarakat sulit meningkatkan tarif hidup. Banyak juga petani atau pelaku usaha kecil yang tidak memiliki akses ke pinjaman atau bantuan keuangan formal

Solusi :

Solusi dari permasalahan kemiskinan di indramayu menurut perspektif ekonomi, dengan pengembangan sektor pariwisata (seperti agrowisata mangga Gedong gincu), Dengan pelatihan kewirausahaan untuk menciptakan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.

  • Perspektif Sosiologi 

Faktor :

Menurut perspektif sosiologi, mengenai kemiskinan yang terjadi di Indramayu Jawa Barat, memiliki beberapa faktor yaitu: Angka partisipasi pendidikan yang rendah, membatasi kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kultur ketergantungan juga memberikan dampak, beberapa komunitas bergantung pada bantuan pemerintah daripada berinovasi untuk mandiri.

Solusi :

Dengan meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pelatihan keterampilan, kampanye untuk merubah mindset komunitas, mendukung inisiatif mandiri dan pembangunan local.

  • Perspektif Politik 

Faktor :

Alokasi anggaran daerah seringkali lebih fokus pada pembangunan infrastruktur kota daripada pengembangan desa-desa terpencil. Banyaknya korupsi dan birokrasi menghambat distribusi bantuan sosial.

Solusi : 

Dengan memastikan kebijakan pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat desa. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pemerintah daerah. Mengurangi dan pengawasan ketat mengenai dana agar tidak terjadi korupsi.

  • Perspektif Budaya 

Faktor :

Beberapa tradisi lokal dapat membatasi inovasi seperti pandangan konservatif terhadap pendidikan perempuan atau pekerjaan tertentu. Ketergantungan pada pekerjaan musiman juga menjadi faktor, banyak penduduk yang hanya bekerja saat musim panen atau musim tertentu.

Solusi :

Bisa melalui revitalisasi budaya lokal untuk mendukung Inovasi dan kreativitas. Memberikan edukasi masyarakat mengenai pentingnya pekerjaan berkelanjutan.

  • Perspektif Geografi 

Faktor :

Kerentanan terhadap bencana alam, sebagai daerah pesisir Indramayu sering menghadapi abrasi pantai dan banjir yang merugikan masyarakat. Kurangnya infrastruktur penunjang seperti transportasi, akses internet yang terbatas di beberapa wilayah.

Solusi :

Dengan pemanfaatan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan akses pasar. Investasi dalam infrastruktur penanggulangan bencana seperti tanggul Pantai.

KESIMPULAN

kemiskinan yang masih terjadi di perkotaan-perkotaan menjadi perhatian karena masalah sosial ini tidak aka ada habisnya jika masyarakat serta pemerintah tidak memiliki pemikiran yang sama dan kesadaran yang dimiliki, maka dari penelitian ini menyimpulkan data-data dari tahun ke tahun mengenai permasalahan tingkat kemiskinan di perkotaan dan di sebuah kota yaitu kota indramayu. Kota ini berada di jawa barat. Indramayu menjadi sorotan karena, sebagai kota dengan tingkat kemiskinan yang tinggi di jawa barat. Kemiskinan di Indramayu dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Meskipun kabupaten ini memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan, tantangan seperti akses pendidikan yang terbatas, minimnya lapangan pekerjaan yang layak, dan rendahnya kualitas infrastruktur menjadi penyebab utama tingginya angka kemiskinan. Selain itu, beberapa wilayah di Indramayu yang bergantung pada sektor agraris sering kali mengalami ketidakstabilan pendapatan akibat perubahan musim dan gagal panen. Ketimpangan distribusi sumber daya, seperti akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, juga memperparah situasi ini. Upaya pengentasan kemiskinan memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Program-program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, serta pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun