Mohon tunggu...
Buhairi Rifqa Moustafid
Buhairi Rifqa Moustafid Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Gadjah Mada

Passionate about the world of education, I grew up in a family of teachers and lecturers. I have had the opportunity to experience the teaching profession firsthand. I pursued my studies in Biotechnology at Gadjah Mada University (UGM) with the aspiration to contribute significantly to the fields of science and healthcare.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengapa Overparenting Berbahaya? Menelusuri Dampaknya pada Anak dan Cara Penyelesaiannya

25 Juni 2024   15:58 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak.

Salah satu pola asuh yang mendapat sorotan adalah overparenting.

Overparenting terjadi ketika orang tua terlalu protektif dan terlalu terlibat dalam kehidupan anak, sering kali tanpa memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri.

Studi menunjukkan bahwa overparenting dapat menyebabkan anak kurang mandiri, sulit dalam mengambil keputusan, dan cenderung bergantung pada orang lain.

Dampak dari pola asuh ini juga meliputi masalah kesehatan mental seperti depresi, stres berat, dan gangguan kecemasan.

Berikut beberapa dampak pola asuh overparenting yang perlu diwaspadai oleh para orang tua:

Baca Juga: Aybun, Inilah Tips Efektif Stimulasi Motorik Kasar dan Halus si Bayi 6-9 Bulan dengan Mainan Favoritnya

1. Ketergantungan pada Orang Lain

Anak-anak yang diasuh dengan overparenting cenderung mengandalkan orang lain dalam mengatasi masalah atau membuat keputusan.
   
2. Keterbatasan dalam Menyelesaikan Masalah

Mereka kurang terlatih dalam menghadapi tantangan dan mengelola waktu secara efektif karena terlalu banyak diatur oleh orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun