Mohon tunggu...
Buhairi Rifqa Moustafid
Buhairi Rifqa Moustafid Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Gadjah Mada

Passionate about the world of education, I grew up in a family of teachers and lecturers. I have had the opportunity to experience the teaching profession firsthand. I pursued my studies in Biotechnology at Gadjah Mada University (UGM) with the aspiration to contribute significantly to the fields of science and healthcare.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sabodo Teuing! Jadilah Bodo Amat dan Temukan 5 Manfaat Ini, Emosi Jadi Lebih Sejahtera Lho

17 Juni 2024   19:35 Diperbarui: 17 Juni 2024   20:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah bodo amat dan temukan 5 manfaat (Pixabay)

Bersikap bodo amat, atau tidak terlalu memedulikan hal-hal negatif yang datang dari luar, dapat memberikan berbagai manfaat positif dalam kehidupan kita. 

Kerap kali, ketimbang bodo amat justru lebih cenderung merespon banyak hal negatif yang datang seperti nyinyiran atau omongan tak sedap.

Berikut ini adalah lima manfaat utama yang bisa didapatkan dengan bersikap bodo amat dikutip dari Instagram @dwi_safagia:

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Baca Juga: Penting! Ini Manfaat Perhatikan Label Nutrisi untuk Kesuksesan Diet

Salah satu manfaat utama dari bersikap bodo amat adalah kemampuan untuk mengurangi stres dan kecemasan. 

Ketika kita tidak terlalu memikirkan komentar negatif dari orang lain, kita bisa menjaga pikiran kita tetap tenang. 

Mengabaikan nyinyiran dan kritik yang tidak membangun membantu kita fokus pada hal-hal yang lebih positif dan produktif, sehingga tingkat stres dan kecemasan berkurang.

Baca Juga: Perhatikan Lingkar Perutmu, Kunci Kesehatan yang Kerap Terabaikan


Baca Juga: Literasi Digital: Mudah dan Nyaman Belanja Online

2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional

Dengan bersikap bodo amat terhadap komentar negatif, kita dapat mempertahankan kesejahteraan emosional. 

Mengabaikan kritik yang tidak konstruktif membantu kita merasa lebih bahagia dan puas dengan diri kita sendiri. 

Sikap ini memungkinkan kita untuk menikmati hidup tanpa terbebani oleh pandangan orang lain yang mungkin tidak relevan atau tidak beralasan.

Baca Juga: Ngobrol Bareng Legislator: Literasi Digital Bagi Pelaku Industri Pariwisata

3. Menjaga Kepercayaan Diri

Mengabaikan kritik yang tidak konstruktif juga bisa membantu mempertahankan dan bahkan meningkatkan kepercayaan diri. 

Dengan tidak membiarkan diri terpengaruh oleh pendapat negatif, kita bisa lebih percaya pada kemampuan dan keputusan kita sendiri. 

Ini memberikan kita kekuatan untuk tetap berjalan di jalur yang kita pilih tanpa terganggu oleh pandangan orang lain.

4. Fokus pada Tujuan dan Pertumbuhan Pribadi

Baca Juga: Inilah 5 Alasan Anak Berkebutuhan Khusus Harus Banget Sekolah di SLB, Orangtua Jangan Egois!

Bersikap bodo amat terhadap nyinyiran memungkinkan kita untuk lebih fokus pada tujuan dan perkembangan pribadi. 

Daripada membuang energi dan waktu untuk memikirkan komentar negatif, kita bisa memanfaatkannya untuk mencapai hal-hal yang lebih berarti dan sesuai dengan impian kita. 

Ini membantu kita dalam mengembangkan diri dan mencapai target yang telah ditetapkan.

5. Menghindari Lingkaran Negatif

Merespon nyinyiran sering kali menciptakan lingkaran negatif di mana kita merasa terus-menerus tertekan atau tidak berharga. 

Dengan bersikap bodo amat, kita dapat keluar dari siklus ini dan menjaga lingkungan mental yang lebih sehat. 

Mengabaikan hal-hal negatif membantu kita untuk tetap fokus pada hal-hal positif dan membangun suasana hati yang lebih baik.

Dengan bersikap bodo amat, kita bisa menghindari dampak negatif dari komentar yang tidak konstruktif dan fokus pada hal-hal yang lebih penting untuk kesejahteraan diri kita sendiri.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun