“Peluk adek, Kang…meski ini yang terakhir”, pintaku tanpa memandang raut wajah dihadapanku. Titik bening itu tak lagi tertahan kuat seperti hari-hari buta sebelumnya. Cinta kita indah.
Dia mendekapku. Lama. Hening. Hanya isak itu saja.
“Apa harus, dek ? apa…..”, ujarnya sambil tetap menggenggam kotak cincin yang tak kujamah.
“Jangan teruskan, Kang... Kita itu mustahil”. Diapun mendekapku lebih erat, seolah meminta waktu berhenti sampai disini.
Aku harus pergi. Detik Perpisahan ini pasti sejak kutahu siapa Ayahmu.
Yang salah itu dia, meninggalkan janin hingga menjadi aku yang kau cintai. Kenangan pedih itu tergambar jelas. Pernah ada luka di Desa Rangkat.
-------
By Moussycha [85]
------
DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,
datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami di Forum Penulis DESA RANGKAT[caption id="attachment_186483" align="aligncenter" width="300" caption=""][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H