Mohon tunggu...
Marissa Waffuanie
Marissa Waffuanie Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketika cinta punya banyak rupa...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rapuhku Akankah Selamanya [?]

19 April 2012   04:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditahun ketiga ini, tak banyak berubah, masih dengan kegilaanku mempermainkan segala bentuk cinta yang datang menghampiriku. Dia yang terpisah pulau denganku, ataupun kamu yang sedang berada tepat disampingku saat ini, tak ada bedanya. Aku masih sosok perempuan yang tak mampu menyerahkan hatiku. Detik dimana kalian harapkan aku sekedar berucap "I Love U",  sudah pasti mustahil keluar dari bibirku. Yah, aku satu raga tanpa rasa, bahkan tak lagi ada riak, debar-debar tak menentu. Aku cukup tangguh untuk mampu menandingi kokohnya karang sekalipun.

Airmata ??? Aku sudah tak punya lagi untuk kutampakkan didepan lelaki yang sedang bersamaku, aku tak ingin terlihat begitu rapuh dan menyerah. Padahal tak ada satupun kenangan yang melintas tak terasa pedih menusuk-menusukku kuat, disini, dihati yang sebenarnya terluka parah. Aku menahan perihku saat melintas dijalanan Ibu Kota yang sama sekali tak lepas dari jejak-jejak cinta kita.  Pernah ku bermain, bercanda dan tertawa, memelukmu erat sepanjang jalan. Menyusun kotak-kotak berisi mimpi, satu persatu, kau buatnya menjadi nyata dan begitu indah. Sepasang cincin bertuliskan namaku dan kamu, Mukenah putih yang mampu kuciumi digenggamanku, airmata yang seketika mengalir saat kau mencium keningku dan berbisik "Maukah kau menjadi istriku ? ", tanyamu tiba-tiba setelah menyodorkan seperangkat alat sholat yang kau beli tadi sepulang perjalanan dinas luar kotamu dan menunjukkannya padaku. Doa dan syukurku, kulafalkan dalam hati, terima kasih Ya Allah,  Engkau telah hadirkan dia dalam hidupku untuk melengkapiku, membahagiakanku dan kelak menjadi Imam-ku. Rasanya semua kebahagiaan sudah berada disekelilingku dekat, rapat sebelum lantas melemparku hingga ke lapisan bumi yang paling dasar ketika mendapatimu berfoto mesra dengan dia, sahabatku sendiri di facebookmu yang lain. Status "in relationship" dengan namanya jelas berada dihadapanku.

Hanya dalam khayalku, 6 tahun itu ingin kuseret keluar dari alur hidupku. Ahhh, sudahlah...biar ku abaikan saja masa itu. Mesti kadang kata-kata itu sekenanya hanya menyentuh lapisan luarku saja, dalamku...masih saja bernanah menimbun luka yang tak tahu sampai kapan. Kali ini yang bisa kulakukan hanya menanti Janji Tuhan, bahwa Dia telah siapkan yang terbaik untukku. Dan itu bukan kamu. Percaya, saat itu akan tiba menghampiri....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun