Mohon tunggu...
Mounaward Di Ismail
Mounaward Di Ismail Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari Berita

Acheh, Atjeh, Aceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

INL dan Boring-boring Nahrawi

21 Mei 2015   21:13 Diperbarui: 8 Juli 2015   22:52 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, pada Minggu (26/4/2015), PT Liga Indonesia memutuskan untuk menghentikan sementara semua laga ISL dan Divisi Utama. Penghentian itu terkait surat Menpora Imam Nahrawi mengenai larangan pemberian izin keramaian polisi untuk semua kompetisi sepak bola di bawah koordinasi PSSI.

Kemudian, pada Senin (27/4/2015), Menpora menggelar rapat bersama perwakilan 18 klub ISL. Namun, rapat itu mengalami deadlock karena kedua kubu tidak menghasilkan kesepakatan terkait masalah induk penyelenggara kompetisi.

Klub-klub ISL ingin melanjutkan kompetisi di bawah naungan PSSI yang saat ini tengah dibekukan oleh pemerintah. Sementara itu, Menpora menginginkan kompetisi tersebut dijalankan di bawah pihaknya melalui tim transisi.

Pada Kamis (30/4/2015), Kemenpora meminta PSSI untuk kembali menggulirkan kompetisi ISL paling lambat Minggu (9/5/2015). Namun, PSSI memutuskan untuk tetap menghentikan kompetisi dengan alasan force majeure.

Kata orang, tak angin, tak ada hujan dan tak ada bencana, kenapa kompetisi dalam kondisi force majeure. Para pendukung sepakbola melihat, PSSI secara eksplisit ingin mengatakan bahwa, pemerintah, dalam hal ini Menpora-lah yang menjadi pembawa "bencana" bagi sepakbola Indonesia.

Kita berharap, kompetisi tetap bisa berjalan kembali. Sebab tak sedikit stakeholder yang menaruh harapan pada sepakbola. Bagi sebagian orang ingin mendapat hiburan dari tribun stadion. Meski itu kompetisi dikelola Kemenpora melalui "PSSI tandingannya" atau tim transisi.

Bagi kami yang awam, jika pun kemudian lahir "PSSI Perjuangan" sebaiknya Indonesia Super League (ISL) itu jangan sampai diganti nama menjadi Imam Nahrawi League (IHL). Sebab, suasana tribune penonton akan menjadi riuh seperti di Emirates Stadium, pada Minggu (26/4/2015) saat Arsenal meladeni Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris.

Saat itu, suporter Arsenal meneriakkan chant 'boring boring Chelsea' kepada tim racikan Jose Mourinho. Tentu kita, kita tak ingin teriakan dari tribun penonton di SUGBK, Stadion Mahanan Solo, Jaka Baring, Stadion H Dimurtaha Banda Aceh, Stadion Agusalim, Padang dan lain-lain akan bernada sama, tapi diganti bunyinya 'boring boring Nahrawi'.

Bila ini terjadi, intervensi pemerintah melalui Menpora Imam Nahrawi, mungkin tak akan menjadi menang seperti The Happy One. Kenapa? karena FIFA sudah siap meniup peluit sanksi, untuk menambah dalam luka sepakbola Indonesia. Semoga tidak 'boring boring Nahrawi'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun