Iya saya tahu, nama SMK sudah lama jadi pergunjingan bahkan cemooh sejak ada sebutan Esemka. SMK memang sangat dekat dengan dunia industri, fabrikasi, atau manufakturing. Tapi siapa yang sangka kalau beberapa anak SMK justru berusaha keluar dari pakemnya untuk kemudian masuk ke dunia kreatif?
Anak-anak SMK ini ada kelas multimedia, dari sini mereka belajar berbagai software 3D untuk kebutuhan pabrik. Nah kemampuan ini yang kemudian jadi jembatan masuk ke dunia kreatif. Kemampuan software 3D yang biasa hanya untuk kebutuhan mesin pabrik, mereka coba belajar untuk jadi animasi di dunia kreatif. Tapi siapa yang melihat dan percaya dengan kemampuan dan skill mereka?
Tahun ini kebetulan IndonesianaTV (indonesiana.tv) - TV khusus kebudayaan, akan membuat station ID atau bumper, bentuknya animasi 3D. Maka dicobalah pekerjaan animasi 3D kepada anak-anak dari beberapa alumni SMK, ada yang dari Salatiga, Solo, dan Semarang. Saya kebagian tugas mengawasi materi konsep kreatifnya.
Tak disangka, kemampuan adaptasi anak-anak SMK ini menurut saya luar biasa. Energi kreatifnya pun tinggi ya karena mereka rata-rata gamers. Proses dan progres proyek masih berjalan. Lumayan cepat karena ada bantuan teknologi AI. Ya, anak-anak juga sangat tertarik mencoba dan mengadaptasi AI dalam proses pembuatan animasi ini. Setelah beberapa minggu ini mereka berhasil memindai (scan) situs dan artefak budaya menjadi asset 3D, lalu mereka akan mencoba memindai gerakan dari penari keraton. Wah saya excited banget untuk melihat proses kerja mereka ini.
Semoga akan lebih banyak lagi nih anak-anak SMK yang tertarik dengan dunia kreatif dan kebudayaan... dengan bantuan teknologi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H