Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Obrolan Mas Menteri dan Elon Musk

15 November 2022   15:42 Diperbarui: 15 November 2022   17:53 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak obrolan dan tanya jawab Mas Menteri Nadiem dengan Elon Musk, ternyata seru dan menyenangkan. Tidak disangka juga kalau pandangan dan cara berfikir mereka berdua ternyata banyak kesamaan.

Waktu saya diminta (dadakan) ikut ke Bali untuk acara side event G20 ini, saya langsung tertarik karena buat saya Elon Musk ini adalah sosok pengganti tokoh inovasi idola saya yaitu Steve Jobs yang telah tiada. Acaranya sendiri berada di Sanur, namanya Kura-Kura Bali, ada sebuah kampus baru di sana. Jadi bukan di Nusa Dua.. fuih! Kebayangkan bagaimana macet, sulit, dan ketatnya Nusa Dua saat ini?

Di sepanjang acara, dari obrolan Mas Menteri dengan Elon Musk saya melihat keduanya ada kemiripan terutama dari cara berfikir, mencari solusi, dan cara menghadapi tantangan bahkan kegagalan. Ada banyak tanya jawab, tapi ada beberapa poin pesan yang menarik buat saya salah satunya tentang sebuah kewajaran jika solusi dari gagasan kita itu seringkali minim dukungan. Saran dari mereka, tuntaskan saja gagasan itu untuk membuktikan keraguan kepada mereka yang tidak mendukung.

Saya melihat Elon Mas dan Musk Menteri Nadiem juga sepakat bahwa sistem pendidikan pun butuh sebuah terobosan dan inovasi, istilah Elon.. kita harus jeli dan bisa memilih perangkat apa yang paling pas untuk menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Ibaratnya jangan berfikir bahwa hanya ada satu obeng yang dapat digunakan untuk membuka segala jenis sekrup. Padahal beda sekrup, beda pula jenis obengnya.

Nadiem Makarim (Dok. pribadi)
Nadiem Makarim (Dok. pribadi)
Nah, Mas Menteri pun demikian, saat ia sadar ada banyak sekali kendala, hambatan, bahkan sudah usangnya sistem pendidikan di Indonesia, maka mau tidak mau kita harus mencari ”obeng lain” yang lebih pas dan cocok bahkan sanggup memberikan percepatan pada pendidikan Indonesia. Saat hal ini ditanyakan kepada Elon Musk, ia pun sependapat dengan Mas Menteri. Masukan dari Elon adalah persiapkan pendidikan untuk keahlian di masa depan, yaitu otomatisasi lewat AI (artificial intelligence).

Walaupun sayang sekali, Elon Musk hanya hadir secara daring (online) karena mendadak ada satu dan lain hal di negerinya. Namun antusias yang datang sangat luar biasa, mulai dari peserta delegasi G20, dosen, praktisi, hingga ratusan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai daerah juga ikut hadir, apalagi mereka sekaligus menghadiri acara Festival Kampus Merdeka. Harapan saya sih, semoga lain waktu Elon Musk dapat datang ke Indonesia dan bikin acara ngobrol-ngobrol dan sarasehan seperti ini lagi. Semoga ya…

NB: Untuk yang penasaran dengan dialog utuhnya bisa cek di sini ya..
https://youtu.be/gkBvFB9jfVo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun