Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Citarum, Sungai Terkotor di Dunia yang Akan Membuat Kita Tersenyum

24 November 2020   06:40 Diperbarui: 24 November 2020   08:07 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Situ Cisanti (dokpri)

Kolam Sumur Citarum (dokpri)
Kolam Sumur Citarum (dokpri)
Sungai Citarum harus bersih, mulai dari hulunya di Situ Cisanti yang juga harus bersih. Aliran air dari Situ Cisanti akan mengarungi Sungai Citarum dan bercabang menjadi anak-anak sungai lainnya hingga mengairi 3 waduk besar yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur.  

Maka program besar dicanangkan pada 2018 lalu, Presiden Jokowi langsung mengeluarkan Perpres khusus untuk pembenahan Citarum. Kerjasama Pemda dengan Kementrian dan Lembaga pun dikerahkan. 

Karena sungai adalah urat nadi lautan, maka Kementrian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) pun langsung menaungi program berat ini berkolaborasi bersama TNI yang menurunkan pasukannya hampir 2.000 personel dari berbagai Kodam selain Kodam Siliwangi. 

Maka semua pekerjaan pembersihan, perbaikan, hingga sosialisasi ke masyarakat pun dilakukan oleh TNI bekerjasama dengan warga dan komunitas. Presiden memberikan waktu target dalam 7 tahun, namun berkat kerjasama yang masif maka perubahan signifikan Citarum pun sudah bisa terlihat dalam waktu 2 tahun ini saja.

Berkat program pembersihan Citarum, kini Kabupaten Bandung memiliki tempat wisata baru keluarga - Situ Cisanti. Di lokasi pegunungan pedesaan dan hutan yang sejuk. Selain bersih, tidak berbau, nyaman dan sangat layak dikunjungi terutama bagi warga Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun