Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Turn Back Crime, Apa Sih itu?

28 Maret 2016   10:27 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:55 9085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto milik Pak Krishna Murti"][/caption]Sejak peristiwa bom Thamrin, saya melihat banyak sekali polisi mengenakan pakaian kasual dengan tulisan "Turn Back Crime". Saat itu saya bertanya-tanya, kenapa polisi Indonesia menggunakan slogan dengan bahasa asing ya? Apa iya masyarakat bawah bisa paham? Namun setelah beberapa lama, tidak disangka jawaban dari pertanyaan barusan terjawab tanpa sengaja.

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pekerjaan mengambil gambar (shooting) video untuk materi sebuah acara lepas sambut Kapolda Metro Jaya yang lama dengan yang baru. Pekerjaan ini tidak sulit namun lumayan repot dalam hal menyesuaikan jadwal pengambilan gambar dengan jadwal kesibukan beberapa petinggi polisi. Sampai akhirnya kami menemukan waktu yang cukup untuk segera mengambil gambar, tidak bisa berlama-lama karena bapak-bapak ini sudah ditunggu oleh agenda lainnya.

Kami menggunakan ruang monitor Divisi Humas Polda Metro, karena kami anggap ruangan ini ideal dengan konsep video. Setelah kami mempersiapkan alat dan lampu untuk shooting, datanglah bapak-bapak polisi ini dengan jaket bertuliskan "Turn Back Crime". Aha! Saya pikir ini waktu yang pas untuk mencari tahu apa sebetulnya Turn Back Crime ini.

OK sebagai intermezzo... Saya cerita sedikit tentang serunya shooting dengan bapak-bapak polisi ini. Mereka adalah Bapak M. Iqbal (Kabid Humas), Bapak Rahmat Mulyana (Karo SDM), Bapak Krishna Murti (Dir Reskrimum), Bapak Ferdy Sambo (Wadir Reskrimum) dan Bapak Eko Hadi (Kasubdit Resmob). Bayangan saya, mereka ini adalah petinggi polisi yang sudah pasti saya tidak bisa meminta mereka untuk acting yang macam-macam. Saya terbayang video-video keluaran badan pemerintahan dan lembaga aparat, sungguh resmi, dan tidak banyak basa-basi. Ternyata dugaan saya salah, bapak-bapak ini memang sigap, tegap, dan tegas, namun mereka pun tetaplah bapak-bapak yang punya rasa humor dan guyon. Saya dan kru pun ikut tertawa-tawa, tak menyangka bagaimana "rasa bermain" mereka yang begitu cair. Akhirnya pengambilan materi video pun bisa lancar dan cepat selesai karena ternyata para bapak-bapak polisi ini piawai dalam beraksi di depan kamera! Tak disangka.. Hehe..

Di sela-sela shooting, saya menyempatkan untuk tanya sana-sini, apalagi ruangan yang kami pakai shooting itu adalah ruangan Divisi Humas yang sudah barang tentu para polisi yang jaga di situ terbiasa melayani pertanyaan wartawan dan publik. Akhirnya saya mendapatkan informasi yang cukup tentang apa itu Turn Back Crime. Ternyata ini adalah sebuah gerakan (campaign) untuk melawan kriminal yang melibatkan aktivitas keseharian masyarakat. Makanya tidak heran jika seolah polisi membiarkan masyarakat umum mengenakan baju atau jaket dengan tulisan Turn Back Crime ini.

Turn Back Crime adalah sebuah gerakan "melawan kriminal" kelas internasional, diprakarsai oleh Interpol atau polisi internasional, makanya slogan ini berbahasa Inggris. Jangan kaget juga jika kalian searching di YouTube dengan kata kunci "turn back crime" maka kalian akan melihat ada banyak selebriti dunia yang terlibat dalam gerakan ini. Misalnya Jacky Chan atau Iko Uwais kalau di Indonesia. Gerakan ini memang ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa kriminal itu banyak sekali yang terorganisir. Organisasi kriminal itu butuh biaya operasional dan bukan tidak mungkin biaya operasional itu datang dari perusahaan atau toko-toko biasa saja. Kita sebagai masyarakat harus waspada dan saling berbagi informasi, karena bukan tidak mungkin transaksi uang belanja kita itu ternyata digunakan untuk mendanai sebuah organisasi kriminal. Itu salah satunya, untuk yang lainnya masih banyak lagi, mulai dari perdagangan narkoba, pencurian, penjualan manusia, dan seterusnya. Semua ini bisa kita lawan jika warga masyarakat mau saling berbagi informasi dan saling aktif dalam mengawasi wilayah sekitarnya. Makanya pesan slogan yang digunakan adalah "turn back crime" atau melawan balik aksi kriminal.

[caption caption="Foto milik Pak Krishna Murti"]

[/caption]Akhirnya saya jadi ingat dengan slogan jaman dulu yaitu, polisi adalah sahabat masyarakat. Sudah selayaknya jika sahabat itu harus saling menjaga, termasuk menjaga dari aksi para kriminal yang makin hari makin tidak tampak saja wujud dan penampilanya sebagai penjahat. Yuk.. sama-sama kita jaga lingkungan dan ikut waspada atas segala kemungkinan kegiatan kriminal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun