Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Masih Percaya Kepada Wakil Rakyat?

24 November 2015   11:10 Diperbarui: 24 November 2015   11:21 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto milik @motulz"][/caption]Pertanyaan klasik di atas belakangan muncul lagi di jejaring media sosial saya. Sebuah pertanyaan yang konotasinya adalah mengungkit rasa kecewa yang terjadi berulangkali. Semacam tertipu yang terjadi berkali-kali. Kenapa bisa demikian?

Saya tidak akan membahas kasus yang sedang ramai belakangan ini yaitu #PapaMintaSaham karena sudah banyak media yang memberitakan hal tersebut, namun saya lebih tertarik dengan mulai bermunculannya komentar-komentar yang resah dan antipati dengan kinerja DPR atas kejadian ini.

DPR yang konon katanya adalah wakil rakyat saat ini sedang dalam pantauan rakyat. Rakyat, yang sesungguhnya berhak "mengadili" para wakilnya yang sudah bekerja di luar kehendak atau amanatnya. Namun hak ini diberikan kepada mereka di atas sana yang bernama Majelis Kehormatan DPR (MKD). Tantangannya sekarang adalah, apakah MKD mampu merepresentasi kehendak atau harapan rakyat? atau sekedar menjaga kekompakan mereka sebagai sesama anggota parlemen?

Sudah banyak sekali kita semua mendengar kasus yang muncul di lembaga DPR, namun sedikit sekali kita melihat "hukuman" yang setimpal dijatuhkan oleh MKD kepada anggota-anggotanya. Para anggota DPR seolah berbuat kesalahan hanya kepada partai, hanya kepada lembaga legislatif, atau MKD, namun tidak terbesit bahwa kesalahan terbesarnya adalah kepada rakyat. Rakyat saat ini seolah hanya menjadi penonton yang sama sekali tidak berhak bilang keberatan kepada wasit. Bahkan untuk menjadi penonton (sidang terbuka) pun saat ini masih jadi perdebatan untuk diizinkan atau tidak?

Bagi saya, kejadian demi kejadian yang kian hari kian menggerus nama baik wakil rakyat ini sudah berada pada titik kritis. Sebuah bukit yang kokoh dan tinggi menopang kehormatan lembaga wakil rakyat, kini tinggal menunggu waktu menjelang ambruk, longsor, dan hancur berkeping-keping. Yang menyedihkan adalah bukit tersebut bukannya hancur karena gempa atau dirusak rakyat melainkan longsor oleh karena ulah beberapa anggotanya yang korup. Bukit besar yang penuh kehormatan ini dikerok dan digerus terus setiap hari. Kasihan sekali para wakil rakyat yang benar-benar berada di sana bekerja untuk rakyat, mau tidak mau ikut runtuh termakan longsor. Kini rakyat sudah bukan mengutuk ulah perorangan namun sudah marah kepada lembaganya.

Ingat setahun kemarin? Berapa banyak dari rakyat yang tidak peduli dengan pemilihan DPR dan DPRD dibanding pemilihan presiden? Tidak sedikit orang-orang yang saya kenal mengaku bahwa mereka mendukung Jokowi tapi tidak mendukung PDIP sebagai partainya? Tidak sedikit orang-orang yang saya kenal pun sudah berada pada titik nadir rasa ketidakpercayaan mereka kepada wakil rakyat. Makin celakanya adalah pihak dari lembaga wakil rakyat ini seolah tidak peka, tidak jeli, bahkan tidak peduli. Seolah mereka berada dalam posisi aman tidak berkait dengan protes rakyat, sungguh sebuah sikap anomali bukan?

Pertanyaan pentingnya saat ini adalah, jika para wakil-wakil rakyat sudah tidak sadar dengan kondisi krisis ini, apakah rakyat sadar dengan kondisi ini dan siapa penyebabnya? Jangan-jangan rakyat pun tidak sadar lantas di pemilu besok, dirayu manis lagi oleh para caleg, lantas kalian lupa? Atau lantas dengan murah hati memaafkan dan melupakan semua yang terjadi hari ini? Yang celakanya lagi, situasi semacam ini sudah terjadi berulang-ulang sejak beberapa tahun belakangan? Selain menyedihkan, sebagai rakyat saya merasa dikerjai dan diposisikan sebagai pihak tolol bak keledai yang akan mudah lupa ketika dibuat kenyang, kenyang sesaat.

Hiruk pikuk masalah ini masih akan bergulir, kita lihat saja kemana masalah ini akan dibawa.. wahai para wakil rakyat yang masih waras dan berada di atas sana untuk menjalankan amanat rakyat, saatnya kini anda berdiri, tunjukkan sikap, dan berteriak atas nama rakyat. Rakyat tidak buta, tidak tuli, dan tidak diam. Contohnya sudah di depan mata, ada berapa banyak tokoh yang berani bekerja untuk rakyat yang kini nyata didukung penuh oleh rakyat, bukan oleh partai. Tunjukkan sikap kalian, sosok kalian, dan diri kalian. Wahai partai yang masih punya nyali untuk rakyat, munculah, tunjukkan bahwa partai kalian tidak bobrok seperti partai lawan. Dengan begitu rakyat akan mudah mengenali lalu berdiri di belakang kalian. Buktikan bahwa lembaga wakil rakyat ini masih bisa dipercaya.. semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun