Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pentingnya Sebuah Visi

18 Agustus 2015   16:04 Diperbarui: 3 September 2017   17:15 3559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya bersama teman saya berdiskusi tentang kapan kita bisa jadi orang kaya? Apalagi jika kita hanya makan gaji saja. Karena banyak orang bilang bahwa seseorang akan bisa kaya-raya dan sukses itu hanya lewat wirausaha bukan menjadi pegawai perusahaan milik orang lain. Maka kami pun berfikir langkah awalnya adalah harus dimulai dari ketetapan hati, semangat, dan harus punya visi. Nah lho? Apa visi ini?

Kita sering tidak membayangkan bagaimana seorang pemimpin sukses dalam mengelola visinya. Visi dalam menjalani hidupnya, dirinya, dan kepemimpinan atas perusahaannya ke depan. Yang menariknya adalah bahwa dalam menjalani kemepimipinannya tersebut seringkali publik hanya melihat dari kesehariannya saja. Sementara seorang pemimpin yang baik harus mampur berfikir, merencanakan, dan mengantisipasi masa depan. Tidaklah heran jika kita melihat banyaknya pemimpin sukses itu adalah karena kemapuan mereka dalam mengelola visinya. Baik visi bagi pribadinya maupun visi perusahaannnya.

Saya ambil contoh yang saya tahu saja, yaitu Pak Boy Thahir, seorang pemimpin, presdir, dan CEO. Beberapa waktu lalu beliau bersama salah satu perusahaannya membangun sebuah pabrik amonia di Sulawesi Tengah. Kapasitas produksinya sangat besar sekali. Lalu yang menarik adalah pabrik tersebut menggunakan sebuah teknologi yang super canggih di industrinya. Yang mana jelas kecanggihan teknologi ini dibeli dengan harga yang sangat mahal, namun demikian pabrik yang berlokasi di Banggai ini malah berani mendidik sumber daya manusia di sekitar pabrik. Jika kita sekedar berhitung a la pengusaha biasa tentu pertama kita akan menggunakan teknologi yang biasa-biasa saja asal murah. Kedua dengan merekrut sebanyak-banyaknya tenaga kerja murah yang penting mampu menghasilkan target produksi saja.

Visi yang baik adalah visi dalam membangun masa depan. Sebagai seorang CEO sukses Pak Boy berfikir jauh ke depan, proyek produksi amonia ini ia yakini akan menciptakan multiplier effect yang sangat positif bagi perekonomian Indonesia secara umum dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia bagian timur secara khusus. Terutama pada aspek pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja di Banggai.

Seringkali kita sebagai pekerja suka merenungkan tentang potensi diri kita apa mungkin mampu menjadi seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan. Renungan tersebut seringkali hanya terfokus pada kesibukan dan pengelolaan usaha sehari-hari saja. Kita mungkin sering lupa bahwa visi dan misi ke depan itu sangat perlu, paling tidak untuk memotivasi cara memandang dan berfikir kita. Menurut saya visi bukan sekedar cita-cita, melainkan sebuah gagasan besar yang terpampang dalam benak seseorang yang gamblang bisa dijadikan target nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun