Mohon tunggu...
Motoyasu TANAKA
Motoyasu TANAKA Mohon Tunggu... -

diplomat Jepang. pecinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pelangi Ajaib di Pulau Pahawang

7 Februari 2014   13:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah berapa tahun sudah tidak jalan-jalan sebagai backpacker...
Ketika saya diajak oleh junior sekantor saya untuk melakukan jalan2 bersama teman-teman backpacker Indonesianya ke Pulau Pahawang, Lampung, semangat saya yang dulu sering jalan-jalan sendiri, kembali bermunculan dalam tubuh saya. Saya langsung memutuskan untuk ikut bergabung. Saya hampir mau ketawa waktu junior saya dan suaminya berkali2 bertanya secara was-was, "Apakah Bapak Tanaka tidak masalah? Bisnya tidak ada AC... Tempat tidur juga sangat sederhana dan malah tidur dengan sleeping bag... memang gak apa-apa?". Justru itu, saya memutuskan ikut! Walaupun penempatan kali ini, saya belum sempat jalan2 di Indonesia seperti backpacker, namun waktu penempatan pertama termasuk masa pelajaran bahasa Indonesia di UI maupun UGM, saya kadang-kadang berjalan-jalan ke daerah Indonesia seperti itu.

Pada taggal 30 Jan malam, kami berkumpul di Circle K di daerah pancoran. Jumlah pesertanya 22 orang dan sebagaian besar adalah orang Indonesia. Semuanya masih muda dan pecinta jalan2 sebagai backpacker. Memang saya peserta yang paling tua. Untung mereka sangat akrab dan menerima saya sebagai teman perjalanan. Setelah semua peserta berkumpul, akhirnya kita naik bis kecil yang sewaan dari AL dan menuju ke Merak. Walaupun waktunya sudah hampir jam 3 pagi, pelabuhan Merak seperti "benteng yang tak tidur", tetap ramai dengan penumpang yang menuju ke Sumatera. Setelah kami mendapat tiket ferry, kami ikut naik ferry yang sudah cukup ramai dan hampir tidak ada tempat duduk.

Esokan paginya kami tiba di pelabuhan Bakauheni. kita kembali dijemput oleh Bis TNI-AL tanpa AC. Ternyata jalan dari Bakauni ke Pelabuhan Ketapang cukup panjang dan melelahkan. Jalannya tidak mulus dan jumping. Rasanya kami sedang main rafting di jalan darat. Setelah menempuh jalan seperti ini selama 3 jam, akhirnya kita sampai di pelabuhan ketapang. Dan dari situ, kami dibagi dua kelompok untuk naik 2 perahu kecil selama 15 menit untuk menyeberang ke pulau kelegian.

Pulau Kelegian ini sangat sepi dan dikelilingi oleh pasir putih yang cukup indah. Kata awak perahu dan sekaligus pemandu, pulau ini merupakan pulau tanpa penghuni, karena dulu pulau ini dijadikan sasaran latihan tembakan oleh Marinir dan baru-baru ini dijadikan untuk tempat wisata. Dari situ, saya baru memahami mengapa semua fasilitas yang kami gunakan selama ini tetap ada kaitannya dengan AL. Dalam pulau ini, terdapat dua pondok yang sangat sederhana yang dibuat dari bambu yang katanya belakangan ini dibangun untuk para pengunjung yang menginap di pulau ini. Selain itu, ada juga kios kecil yang dikelolah oleh warga ketapang yang biasa buka pada siang hari (apabila ada tamu menginap pulau ini, mereka baru buka pada malam hari juga.). Satu pondok terdiri dari dua kamar yang kapasitas 5-6 orang dan ada satu kamar mandi dalam kamar masing-masing. Sebagai tempat tidur, mereka menyediakan beberapa kasur di situ. (Namun ternyata di kasur ini ada banyak kutu sehingga kami sulit tidur karena gatal-gatal). Karena pulau ini belum ada listrik sehingga kita hanya bisa menggunakan listrik dan air mandinya setelah magrib karena gensetnya baru dinyalakan pada malam hari.

Setelah kami taruh barang2 di kamar, dan makan siang yang sederhana yang telah disediakan oleh kios, kami kembali naik perahu tadi untuk pergi ke dua tempat snorkeling yang masing2 makan waktu 30 menit dengan perahu kecil ini.

Tempat snorkelingnya cukup indah dan bagus tetapi sayangnya ada beberapa karangnya sudah mulai rusak dan mati. Kami menikmati snorkeling di kedua tempat ini masing-masing sekitar 30 menit.
Kemudian kita menuju ke pulau Pahawang, salah satu highlightnya perjalanan kali ini. Tetapi saat itu terjadi kejadian.

Tiba2 dua perahu kami dilanda hujan yang cukup deras seperti hujan di Jakarta tahun ini. Walaupun perahu sederhana ini ada atapnya, air hujan tetap masuk dalam perahu dan membasahi tubuh kita semua yang baru keluar dari laut. Kita tetap bertahan dan melanjutkan perjalanannya menuju ke situ.

Entah berapa lama berlalu... kami kehujanan hampir setengah jam... hujannya masih tetap deras... jarak pandangnya juga tidak begitu jelas.... Kami merasa perahu yang kelompok kami naiki, sepertinya ada yang tidak beres... Ternyata, salah satu mesin perahu kami tiba2 mogok dan tidak berjalan lagi. Jarak dengan perahu satu lagi langsung mulai semakin jauh dan akhirnya hampir tidak kelihatan lagi... Sepertinya mesinnya mogok gara-gara kemasukan air hujan. Awak perahunya berkali-kali mencoba menghidupkan kembali tetapi tetap tidak berhasil. Hujan deras tetap menyirami kami dan kami harus berjuang dengan kedinginan. Entah karena kedinginan atau tidak, Teman-teman orang Indonesia yang tadinya masih sempat bercanda mulai diam satu per satu dan mulai kelihatan serius.... Namun bagi saya sendiri, justru insiden ini terasa segar....(waaah, ini baru namanya perjalanan backpacker... ada insiden di luar dugaan.. dulu waktu saya jalan-jalan sendiri ke daerah juga selalu ada kejadian seperti itu...Untung masih ada mesin satu lagi hahaha)

Setelah hampir 30 menit lagi berlalu, akhirnya awak kapal berhasil menghidupkan kembali mesin yang mogok itu, dan kami mengejar perahu temannya. Tidak lama kemudian kami sampai "pulau pahawang kecil". Waktunya sudah lewat pkl 17...

Pulau Pahawang Kecil ini yang terletak samping pulau pahawang (pulau induk) ini sering disebut sebagai pulau pahawang "perancis" karena konon dimiliki oleh orang prancis sejak dahulu hanya untuk singgah dan beristirahat. Perairan Pulau Pahawang Kecil ini memiliki pasir putih yang sangat indah dan air lautnya sangat dangkal, khususnya ada bagian jalur yang sedangkal dibawah lutut menuju sampai hutan bakau Pulau Pahawang yang sedang diwarnai oleh langit senja. Sinar matahari masuk dari antara awan-awan di langit dan menyoroti jalur pasir putih ini...

"Angel Road..." mungkin istilah ini patut diggunakan...

"Lihat! Ada Pelangi! sangat utuh!"

Tiba-tiba salah satu teman kami teriak.

Tanpa sadar, hujan sudah berhenti...

Ketika kami menoleh, ada Pelangi yang sangat besar dan indah muncul dari tengah laut sampai kebelakang pulai pahawang kecil.

Seandainya ada surga di dunia ini, Pemandangan ini patut dikatakan salah satunya... Seandainya keajaiban terjadi, mungkin sekarang saatnya....

Esokan harinya kami melanjutkan snorkeling di 3 tempat lagi, dan kembali menempuh perjalanan yang cukup melelahkan sampai Jakarta.

Namun, pemandangan yang sempat kami lihat di Pulau Pahawang Kecil ini menghilangkan semua kelelahan kami dan menjadi bumbu2 kuat bagi perjalanan backpacker kali ini bersama teman2 baru...
[END]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun