Mohon tunggu...
Luxman El-Hakiem
Luxman El-Hakiem Mohon Tunggu... -

penjajah afrika

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

untuk apa tahun baru?, tak penting!!!

31 Desember 2010   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2010pun telah berucap sayonara. dengan begitu gantian tahun 2011 yang menampakkan batang hidungnya dan aka memulai petualangannya di dunia. sama seperti tahun-tahun sebelumnya, karena bukan tahun kabisat, maka 2011 akan berusia 365 hari saja dan itupun tetap (seperti tahun-tahun sebelumnya juga) akan di mulai pada tanggal 1 januari.

yang mengherankan (mungkin iya dan mungkin tidak) adalah di elu-elukannya detik-detik awal 1 januari. oleh banyak dan bahkan sebagian besar penduduk indonesia, malam itu mereka anggap istimewa, sampai-sampai mereka rela tidak memejamkan mata sama sekali dan begadang semalaman demi menyalakan kembang api-kembang api sebagai (katanya) simbol sambutan untuk tahun baru itu. ada juga yang rela nafasnya hampir habis gara-gara meniup terompet sepanjang malam, atau yang lebih parah ada yang sekedar berteriak-teriak tak keruan juntrungnya.

nah, yang menjadi tanda tanya besar, apa yang membuat mereka begitu tergila-gila akan datangnya malam tahun baru itu?. sebuah pertanyaan simpl namun akan cukup rumit. mengapa mereka tiba-tiba merayakanya?, dalam rangka apakah?. apakah dengan eurofia layaknya supporter sepak bola yang timnya baru saja memenangkan trofi kejuaraan itu mereka akan mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan?. apakah tindakan sorak-sorai yang dapat membuat keruh suasana, menghambat kelancaran lalu lintas atau bahkan sangat berpeluang menimbulkan kerusuhan dan kericuhan itu dapat di katakan sebagai penyambutan yang ramah terhadap tahun baru?. tidakkah seharusnya penyambutan itu di lakukan dengan ketenangan dan ramah tamah?. barrack obama saja ketika datang ke indonesia, tidak ada yang berani berbuat macam-macam, apalagi sampai menyalakan kembang api dan petasan, namun mengapa kedatangan tahun baru justru di sambut dengan kebisingan di setiap penjuru daerah di seluruh pribumi?.

lalu bukankah penyambutan yang bisa di bilang "amburadul" itu bisa di katakan dengan kesopanan dan tata krama?, kalau tidak, mengapa mereka masih melakukannya?. bukankah sesuatu yang di sambut dengan cara yang amburadul justru akan kecewa dan bisa saja marah pada orang ynag di kunjunginya?. nah, jangan-jangan bencana-bencana yang belum lama ini banyak sekali melanda indonesia justru berasal dari murka tahun 2010 yang pada awal kedatangannya di sambut dengan kebisingan, yang menjadikannya tidak nyaman tinggal di indonesia, dan akhirnya memicu kemarahannya dengan menghancurkan satu persatu wilayah yang ada di tanah air?.

entahlah, tak ada yang tahu pasti. toh, mereka yang katanya "merayakan" tahun baru itu apakah memang tahu pasti esensi dari penyambutan itu atau hanya sekedar mencari sensasi dari kebosanan dan kepenatan mereka, atau justru tak tahu apa-apa dan kemudian ikut-ikutan?.

sayapun sebenarnya ingin ikut kumpul-kumpul dengan menyalakan kembang api, meniup terompet, berteriak-teriak dan sebagainya seperti mereka. namun setelah saya pikir-pikir, hal itu tak banyak manfaatnta bagi saya. akhirnya sayapun hanya duduk-duduk di depan PC, membaca-baca berita terbaru. setelah beberapa lama membaca berita dari www.kompas.com, secara tidak sengaja, pandangan saya tertuju pada kolom kompasiana yang menyelenggarakan lomba yang bertajuk "old & new blogging moment". nah, daripada lelah-lelah buang tenaga di luar, buang-buang biaya untuk membeli terompet, mendingan duduk manis di depan PC sambil mengetik semau saya untuk ikut berpartisipasi pada lomba itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun