Mohon tunggu...
Liyaswandari
Liyaswandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Cinta Seni

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ngidam? Kok Hanya Sugesti

19 Februari 2014   14:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekarang tanggal 18 Februari 2014, usia kehamilanku tepat 3 bulan 3 hari
Rasanya baru kemarin aku dan suami ngecek test pack ini
Kata orang trisemester awal itu saat paling berat untuk sebuah kehamilan ini
Setiap orang akan bedrest, mual-mual, muntah-muntah, lemah, pusing, gampang marah, dan ngidam
Suami disibukkan mencari itu dan ini
Tapi sayangnya aku nggak pernah ngidam
Semua makanan gampang masuk di perut ini
Seakan lidah tak mau berhenti
Kata orang, kalau ngidam nggak dituruti, anaknya “ngecesan”
Tapi aku nggak pernah ngidam
Setiap pulang dari kerja, suamiku selalu memberikan leh-oleh kecil untukku
Kemarin, dia membawakan dua buah degan, satu lolipop, dan tiga buah namnam
Sebelumnya dia membawakan telur mentah
Sebelumnya lagi, dia membawa kebahagiaan berupa senyuman yang tak seperti biasanya
Walaupun sebagai gantinya, aku harus memijitnya
Kata orang, hamil nggak boleh capek-capek
Suami yang melayani istri
Ah, kata siapa?
Aku masih bisa melayani suamiku dengan maksimal
Aku masih mau memasak ketika dia berangkat ke kantor, bekal untuknya, pulang dari kantor, dan saat makan malam
Sesekali emang suamiku membantu pekerjaan rumah
Bahakan dia suka sekali menggangu memasakku
Tapi nggak hanya pas hamil, kok
Dengan hal itu, kita selalu puas dengan hasil masakan kita
Jika dia tak sempat membantu, dia pun tak segan untuk menghabiskan semua masakanku
Entah enak atau tidak, aku makin bersemangat untuk memasak dan makan bersamanya
Jika tiga kali sehari aku rutin makan bersamanya, mana sempat aku ngidam?
Kata orang, hamil muda ingin selalu buah yang masam-masam
Ah, apa iya?
Setiap pagi, aku tak pernah mual dan jarang ingin yang masam-masam
Setelah sholat Shubuh berjamaah deiimami suamiku, kuhabiskan waktuku untuk mendengarkan ngaji suamik, lalu bergegas ke dapur
Lidahku sibuk icip masakan sana icip masakan sini, gerak kesana gerak kesini, dan setelah itu makan bersama suamiku
Terkadang ketika memasak, suamiku meberikan kejutan, buah rambutan yang sudah dikupas
Ah, suamiku ini
Bukan karena aku ingin yang asam-asam
Pada dasarnya, aku suka makan semua yang halal
Mungkin yang haram pun aku doyan, haha
Tapi aku nggak akan pernah menyesal
Karena itu, mungkin aku menjadi orang yang nggak pernah ngidam
Aku nggak bisa membayangkan kalau aku seorang yang suka ngidam
Karena aku nggak pernah lihat orang yang ngidam
Ibuku sama sekali tak pernah ngidam dengan kehamilan enam anaknya
Kata ibuk, orang ngidam itu Cuma pengen diperhatiin suami aja, kok. Sugesti....
Kata ibuk, bapak udah memberi perhatian penuh kepada ibuk, jadi kenapa harus ngidam?
Kata ibuk, kalau bapak nggak ada di sisinya itu baru cari nafkah untuk ibu dan anaknya
Jauh lebih penting daripada mencarikan sebuah mangga
Ah, ibuk, kau memang teladanku
Selama kau hamil kelima adikku, aku selalu menanti ngidamnya ibuku, tapi ternyata ibuku tak pernah ngidam
Aku selalu bertanya kenapa ibu nggak ngidam?
Dan ibuk selalau jawab, ngidam itu sugesti
Mungkin karena itu sugestiku pun terbentuk dari ibu
Orang hamil tak selalu perlu ngidam
Mungkinjuga karena suami sangat sayang kepadaku, dan aku sangat merasakan bahwa dia sayag kepadaku. Jadi, aku nggak perlu repot-repot ngidam untuk mencuri perhatiannya
Suamiku,
Terimakasih, ya
Kaena kamu, aku tak perlu repot-repot ngidam
Aku nggak tahu kalau empat hari kamu tinggal jadi fasiitator di lapangan sana aku harus ngidam
Aku harus bagaiamana
Kamu harus bagaimana
Aku akan menganggu kerjaanmu
Kesehatanku dan bayi pun terganggu karena ingin ini itu
Tak makan ini itu
Ingin makan tertentu
Merepotkan banyak orang
Merepotkanmu
Ah, aku nggak mau hal itu terjadi
Aku beruntung banget mendapatkan suami yang sangat sayang kepadaku

Alhamdulillah aku nggak pernah ngidam
Aku doyan semuanya
Alhamdulillah, aku senanag dengan kehamilanku ini
Aku akan merawat janin ini

Alhamdulillah, aku tak muntah-muntah menghirup apapun
Aroma apapun mampu diterima hidungku ini
Terimakasih Allah, engkau menganugerahi hidung yang sempurna
yang selalau bersyukur dengan aroma apapun ciptaanmu
Mungkin, aroma apapun di sekitarku sekarang jauh lebih enak daripada aroma rumah sakit

Alhamdulillah, aku tak muntah-muntah makan apapun
Terimakasih Allah, engkau menganugerahi lidah yang sempurna
yang selalu bersyukur rizki makanan yang engkau berikan kepadaku
Mungkin, rasa makanan apapun di sekitarku sekarang jauh lebih enak daripada rasa obat-obatan

Alhamdulillah aku tak muntah-muntah melihat apapun
Terimakasih Allah, engkau menganugerahi mata yang sempurna
yang selalu bersyukur rizki makanan yang engkau berikan kepadaku
Mungkin, pemandangan ini jauh lebih menyenangkan daripada melihat orang tersungkur sakit

Terimakasih ya Allah atas kehamilanku ini
Aku sangat bahagia
Terimakasih Ya Allah, semua organ tubuhku ikut bahagia menyambut titipanmu untukku
Dengan tak perlu ngidam-ngidam, ngidam, dan ngidam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun