Mohon tunggu...
Ummu Syaqieb
Ummu Syaqieb Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Sosial dan Generasi

Seorang IRT yang peduli terhadap persoalan masyarakat dan generasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meraih Kemerdekaan Hakiki dalam Islam

19 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 19 Agustus 2024   18:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pagi yang cerah. Ibu-ibu dari berbagai majelis taklim yang berada di wilayah Antapani dan Arcamanik, berduyun-duyun datang ke Masjid Baitul Muttaqin Antapani, Sabtu 10 Agustus 2024 . Dengan semangat tholabul ilmi (menuntut ilmu) yang tinggi, seratus lebih jamaah hadir penuh antusias.


Kajian rutin bulanan ini digelar oleh KMPI (Kajian Muslimah Pecinta Ilmu).
Edisi bulan Agustus kali ini, KMPI mengangkat tema "Meraih Kemerdekaan Hakiki dalam Islam." yang menghadirkan dua pemateri, yakni Ustadzah Hj. Imas Syahida dan Ustazah Hasya Salsabila, S.E.

Ustazah Imas sebagai pemateri pertama, mengawali pemaparan materi dengan menanyakan kepada peserta apakah kita sudah merdeka? yang hampir serentak peserta menjawab belum merdeka. Ustazah Imas kemudian memberi gambaran realita-realita yang terjadi di masyarakat hari ini. Menurutnya, bisa dibilang kita baru merasakan kemerdekaan fisik. Sedangkan hakikatnya justru negeri ini tengah mengalami penjajahan non fisik. Hal ini dibuktikan dengan realita penjajahan dari sisi kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan dan hal lainnya.

Selanjutnya, Hj. Imas yang berlatarbelakang pengusaha hijab brand Syahida, berbagi pengalamannya di dunia usaha. Menurutnya, salah satu tantangan berat berupa riba yang begitu menjamur dan dekat dengan dunia permodalan hari ini. Padahal, dalam Islam, riba adalah salah satu dosa besar yang mengundang murka Allah.

Masih menurut Hj. Imas, salah satu bentuk belum merdeka di tataran individu adalah saat terjajah oleh hawa nafsu. Sayangnya, fenomena maraknya masyarakat yang terjebak judi online dan pinjaman online, dengan beragam alasan mulai dari kebutuhan hidup hingga gaya hidup, menunjukkan jiwa-jiwa yang masih terjajah hawa nafsu. Dan itu maknanya belum merdeka.

Maka, Ustazah Imas mengajak jamaah untuk tidak berpuas diri dengan kemerdekaan fisik yang sudah diraih. Kita harus menyadari penjajahan non fisik yang tengah mendera, lalu berupaya keras untuk keluar dari penjajahan, agar bisa merasakan kemerdekaan yang hakiki.

Sebagai pemateri kedua, Ustazah Hasya Salsabila, S.E, menyambung penjelasan pemateri sebelumnya. Ustazah Hasya memberi gambaran fakta tentang pengelolaan sumber daya alam (SDA) di negeri ini yang dikangkangi pihak asing dan aseng, lewat jalan investasi. Selain itu, ironi-ironi kemerdekaan juga masih dirasakan dalam bidang ekonomi, politik, keadilan, moral. Sebagai contoh, di bidang ekonomi, realitas yang terjadi kemiskinan masih tinggi, angka pengangguran masih besar,  biaya pendidikan masih mahal, tarif listrik dan harga kebutuhan pokok merangkak naik, aneka pajak terus mencekik,  dll. Begitupun di bidang moral, perilaku seks bebas, narkoba, LGBT dan perilaku amoral lainnya makin marak terjadi.

Karenanya, Ustazah Hasya mengerucutkan pembahasan dengan menyebutkan penyebab kita belum merdeka ada 3 hal, yakni penerapan sistem Kapitalisme Sekular dalam kehidupan, pengaruh globalisasi, dan kurangnya pemahaman Islam.

Selanjutnya Ustazah Hasya menjelaskan, misi kemerdekaan dalam Islam begitu tinggi dan mulia, yaitu memerdekakan umat manusia dari penghambaan kepada sesama manusia dan dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah SWT.  
Karenanya, Ustazah Hasya mengajak jamaah untuk meraih kemerdekaan hakiki dengan tiga langkah. Pertama, memahami Islam secara benar. Kedua, mewujudkan kemerdekaan hakiki dengan mengembalikan hak Allah sebagai pembuat hukum. Ketiga, berjuang bersama-sama.

Terakhir, Ustazah Hasya menyampaikan gambaran ketika kemerdekaan hakiki bisa diwujudkan, berupa kehidupan yang penuh ketentraman dan keberkahan. Hal ini pernah terwujud dalam kurun waktu yang sangat lama.

Seyogyanya, setiap muslim harus menyadari penjajahan non fisik yang kini tengah membelenggunya. Kemudian bersama-sama berjuang mewujudkan kemerdekaan hakiki, baik skala individu, masyarakat maupun negara. Kehidupan yang penuh ketentraman dan keberkahan, bukankah ini yang kita inginkan? Mari berjuang bersama!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun